Parenting: Antara Diary Si Kecil dan Cita-Cita Orang Tua
Sabtu, 02 September 2017
15 Komentar
![]() |
Bicara
parenting adalah bicara tentang tumbuh kembang anak bersama permasalahannya. Belajar
teori saja tak cukup. Orang tua dituntut untuk mempraktikan teori tersebut
dalam keluarganya. Itupun tidak benar-benar menjawab tantangan dan masalah yang
menyertainya.
Parenting
bukan saja terfokus pada masalah fisik si anak. Seperti ketika anak sedang
sakit, orang tua sudah bingung. Meminta saran teman-teman dan keluarga bisa
saja membuat kegalauan kita menggila. Atau bergegas mencari dokter. Padahal sakitnya
masih bisa ditangani sendiri.
Ah,
parenting ternyata serumit itu, ya...
Saya
ingat ketika baru memiliki anak pertama. Nasihat orang tua adalah sesuatu yang
harus dikerjakan. Penting! Apapun itu harus berdasar pada pengalaman dan
pengetahuan orang tua.
Sebagai
ibu, saya merasa begitu rapuh. Saya tidak tahu benar dan salah. Tapi karena
diawal memiliki anak, saya tinggal orang tua, sayapun pasrah. Tak ingin membuat
jeda maupun konflik saya memilih nasihat orang tua.
Tak
ada sekolah untuk menjadi orang tua. Tak ada ilmu yang mumpuni yang sanggup menyelesaikan
semua permasalahan seputar ibu dan anak. Lalu saya harus belajar dimana dan
bagaimana.
Ingat
nasihat Ali bin Abi Thalib:
“Wahai kaum muslimin, didiklah anakmu sesuai dengan zamannya. Karena mereka hidup bukan di zamanmu.”
Kita
tidak pernah tahu perkembangan pengetahuan dn teknologi akan melesat seperti
apa di masa mendatang. Perubahan itu pasti. Tapi bagaimana anak menyiapkan diri
mereka menyongsong masa depannya.
Pasti
orang tua menginginkan anak-anaknya lebih baik, bermanfaat, pintar dan menjadi
bekal kebaikan di akhirat kelak. Maka, penting bagi orang tua untuk terus
menambah ilmu demi tercapai pendidikan yang terbaik untuk anak-anak.
Agar
lebih afdol membahas parenting saya mengambil tulisan dari Mona Ratuliu, artis
cantik yang telah menelurkan buku yang berjudul ParenThink.
Ilmu parenting itu apa sih? Parenting itu adalah proses pengasuhan dan pendidikan anak mulai dari kelahirannya hingga menjapai kedewasaan personal. Jadi parenting dimulai sejak anak baru dilahirkan, dan selesai pada saat anak sudah memenuhi kriteria untuk disebut sebagai pribadi yang dewasa. Dewasa dalam fungsi parenting adalah dewasa secara mental atau psikologis.
Nah,
cerita parenting seperti ini akan kita temui di blog mbak Anis, blogger asal Kediri yang tinggal di Tuban. Perjalanan baby
Wan diabadikan dalam kisah-kisah penuh inspiratif dengan label Parenting. See, teori parenting itu tidak saklek seperti matematika. Ada banyak
variabel yang mempengaruhi kesuksesan orang tua dalam mendidik anak. Ada doa
yang selalu dilangitkan untuk kebaikan anak.
Satu
hal yang patut diperhatikan, setiap orang tua memiliki gayanya sendiri dalam pengasuhan anak. Ada orang
tua tipe santai, cuek atau bahkan disiplin seperti militer. Demikian juga dengan anak. Ada pula anak yang
mudah dinasihati. Sekali ngomong si anak sudah menurut. Namun ada juga yang
sebaliknya.
Buat
yang ingin mencari kisah parenting bisa meluncur ke www.aniskhoir.com. Kisah baby Wan
terbingkai dalam lembar-lembar diary. Dalam setiap tulisannya selalu ada hikmah
yang terselip. Kita bisa belajar tentang cita-cita anak dan ekspektasi orang
tua, tantrum, melatih anak gemar membaca, dsb.
Semoga
baby Wan menjadi profesor sholih, ya. Cita-cita mulia, Nak! Ilmu yang
bermanfaat, waktu, tenaga dan harta yang diberikan untuk kemaslahatan umat. Aamiin.
Tak
lengkap membahas anak tanpa DIY (Do It Yourself). Maka, baby Wan diajak bermain
dengan barang-barang yang ada di sekitar kita. Memanfaatkan barang bekas merupakan salah satu cara yang mampu mengasah kreatifitas anak
dan orang tua. Asyik bukan?
Kadang orang tua bingung mau mencari permainan agar si kecil betah. Nah, jika kita bisa membuat mainan sendiri lumayan menghemat pengeluaran. Kalau si anak sudah anteng, bisa dong, ditinggal sebentar. Dapat mencuci piring kilat, beberes kamar mandi, atau sekedar bikin lauk tanpa gangguan.
DIY ini diulas dengan lengkap, baik bahan, cara membuat, rentang permainan, manfaat hingga pemakaiannya. Dalam foto-fotonya, baby Wan terlihat menikmati sekali permainan tersebut. Tak percaya? Yuk mampir!
DIY ini diulas dengan lengkap, baik bahan, cara membuat, rentang permainan, manfaat hingga pemakaiannya. Dalam foto-fotonya, baby Wan terlihat menikmati sekali permainan tersebut. Tak percaya? Yuk mampir!
^_^
Inilah alasan saya kenapa sering liat blog kakak.
BalasHapusCara penyampaian yang sangat bagus.
Dan sangat menarik.
Tidak bosan untuk membaca sampai habis.
Terharu... makasih ya. Semoga bermanfaat.
HapusMenjadi orang tua adalah belajar sepanjang masa, terima kasih reviewnya
BalasHapusSuper sekali mba Anis.
HapusBagus, orang tua yang senantiasa mendidik anaknya tuk gapai masa depan dan cita-cita tertinggi
BalasHapusBeruntungnya punya si anak mabk, punya supermom blogger. Hehehe
BalasHapusSemua ilmunya bakal terwariskan termasuk tulis menulis.
Aamiin.
HapusSetuju sama mb Anis. Menjadi orangtua adalah belajar sepanjang masa
BalasHapusSemangat!
HapusMiga2 bisa lbh sabar lg mengasuh dan mendidik anak2 ini.. Krn kekuranganku skr itu krn kurang sabar mba. Pdhl anak2 ga bisa di cerewetin kyk pengasuhan jaman dulu ya
BalasHapusAku juga nggak sabaran. Padahal semakin aku nggak sabar, si anak semakin susah diajak kompromi.
Hapus“Wahai kaum muslimin, didiklah anakmu sesuai dengan zamannya. Karena mereka hidup bukan di zamanmu.”
BalasHapusKedengarannya sangat begitu berat. Karena kita harus mendidik anak sesuai zamannya. Sedangkan zaman si anak tentu sangat jauh berbeda dg zamannya orang tua sewaktu kecil.
Sungguh berat pengorbanan seorang ibu dalam mendidik anak.
Oleh karena itu, jangan sampai kita durhaka kepada orang tua, terutama kepada ibu. Kuwalat lhooo...
Aamiin. Semoga dimudahkan mendidik anak-anak.
Hapussemoga bisa menginstpirasi buat yang lainnya. sesibuk apapun tetap ingat tugas utama seorang ibu. (y)
BalasHapusTerima kasih. Aamiin.
Hapus