Nostalgia 5 Destinasi Wisata di Kabupaten Semarang
Rabu, 25 Oktober 2017
7 Komentar
Akhir
tahun lalu bertepatan dengan libur sekolah anak-anak adalah waktu yang tepat
untuk traveling. Sepertinya banyak orang yang sengaja memilih waktu tersebut.
Karena memang waktu itulah anak-anak memiliki waktu liburan yang sama. Sementara suami bisa
mengajukan cuti.
Terjebak
macet adalah resiko ketika mengambil waktu liburan untuk traveling. Tapi semua
akan terbayar ketika kaki-kaki ini menjejak ke destinasi wisata yang dituju.
Baca juga Menjemput Asa di Kampung Bejalen Ambarawa...
Baca juga Menjemput Asa di Kampung Bejalen Ambarawa...
Nah,
liburan akhir tahun lalu kami meluangkan waktu untuk mengunjungi kabupaten
Semarang yang ibu kotanya di Ungaran. Sudah sekian lama tidak mampir ke Ungaran
tentu sudah jauh berbeda keadaannya. Tempat-tempat wisata berbenah untuk
memanjakan pengunjungnya.
Selama
di kabupaten Semarang, kami bisa mengunjungi lima destinasi wisata yang menarik. Sebenarnya
masih ingin menambah daftar wisata. Namun, membawa anak-anak artinya bersedia memberikan
waktu dan tempat buat mereka. Memberikan waktu untuk istirahat dan memberikan kenyamanan
dalam bermain di tempat baru.
Nah,
berikut ini 5 destinasi wisata yang pernah kami kunjungi di kabupaten Semarang.
1. Cimory on The Valley
Sengaja
kami memilih ke Cimory (biasa disebut Cimory Bawen) dahulu karena tempat ini
menyenangkan buat family trip. Terletak
di Jalan Raya Soekarno-Hatta km 30 Bawen, Cimory ini merupakan cabang dari Cimory
Bogor. Mau makan, bermain, belanja bahkan yang hobi foto-foto, bisa puas disini.
Kami
datang ketika Cimory ini baru buka. Ketika masuk Cimory, kita langsung
berhadapan dengan tempat belanja. Godaan terbesar untuk mengelola dana
traveling! Kemudian restoran. Nah, di restoran ini tempatnya nyaman, bersih dan instagrammable. Kita bisa
memesan makanan yang sebagian besar adalah menu barat. Tapi jangan khawatir, buat penggemar nasi
pecel dan nasi goreng masih bisa menikmati menu disini. Sedangkan untuk minumannya
adalah olahan susu, mulai dari susu murni dengan aneka rasa hingga ice cream. Rasa dan aroma susunya cukup kuat dan nikmat.
Kita
bisa memilih untuk menjelajahi area Cimory saja tanpa belanja ataupun mampir ke
restoran. Atau belanja setelah berkeliling peternakan dan perkebunan. Saya
memilih mampir ke restoran dulu, mengisi tenaga sebelum keliling Cimory.
Di
Cimory, kita bisa memberi makan kelinci. Jumlah pengunjung memang dibatasi.
Sebelum masuk kita akan diberi panduan cara memberi makan kelinci. Anak-anak menikmati
momen ketika mengejar kelinci untuk “disuapi” wortel. Binatang berbulu halus
ini lincah berlari dan bersembunyi di rumahnya.
Usai
keliling Cimory, saya belanja oleh-oleh. Mulai dari coklat hingga susu dan yoghurt untuk diminum selama perjalanan berikutnya.
2. Setiya Aji Flower Farm
Berada
di kebun bunga yang sedang bermekaran itu serasa sedang dimana ya? Mungkin
terkesan cewek banget, karena bunga identik dengan wanita. Namun banyak juga pengunjung laki-laki yang ikut
mengantar entah pasangannya atau keluarga. Bukan sekedar mengantar, namun ikut
menjelajahi petak-petak kebun dan foto bersama.
Kebun
bunga ini terletak di dusun Ngasem, desa Jetis, Bandungan, kabupaten Semarang.
Lokasinya masuk ke perkampungan warga. Untungnya banyak petunjuk arah yang
memudahkan kami.
Kami sempat meragukan lokasi kebun bunga ini. Lalu bertanya kepada warga setempat. Ternyata benar. Pesona Setiya Aji Flower Farm ini sungguh membuat saya ingin berlama-lama menyentuh bunga-bunga cantik dan mengabadikan momen ini.
Kami sempat meragukan lokasi kebun bunga ini. Lalu bertanya kepada warga setempat. Ternyata benar. Pesona Setiya Aji Flower Farm ini sungguh membuat saya ingin berlama-lama menyentuh bunga-bunga cantik dan mengabadikan momen ini.
Setiya
Aji Flower Farm adalah kebun bunga krisan aneka warna. Bentuknya juga. Yang menyenangkan
adalah melihat bunga-bunga yang bermekaran warna-warni. Setiap petak berisi
satu macam bunga krisan.
Tiket
masuk untuk dewasa Rp 7.500. Tapi si bungsu tidak dihitung. Anggap saja sebagai
bonus.
3. Candi Gedong Songo
Mumpung
sedang di Bandungan, sekalian saja berkunjung ke Candi Gedong Songo. Terletak
di desa Candi, Bandungan kabupaten Semarang. Tepatnya di lereng gunung Ungaran.
Pemandangan candi menjadi menarik dengan latar gunung dan hutan pinus.
Udara
dingin segera menyergap tubuh kami ketika tiba ke lokasi. Cuaca hari itu tak begitu cerah.
Mungkin seperti ini ya suasana pegunungan. Kami memutuskan untuk jalan kaki saja melihat candi-candinya. Kalau tidak, kita
bisa menyewa kuda yang akan mengantarkan kita ke semua lokasi candi.
Tangga
demi tangga kami naiki. Nafas terengah-engah membuat perjalanan ini harus
berhenti untuk beberapa saat. Kami memilih duduk-duduk santai di dekat area candi. Sambil memandang megahnya candi, menyesap segarnya hawa pegunungan kami menikmati beberapa mendoan hangat dengan cabe hijaunya.
Anak-anak begitu bersemangat, meski jarak satu candi dengan lainnya cukup jauh. Perjalananpun berlanjut. Mendadak cuaca berubah. Mendung menggantung di langit. Pandangan mata menjadi terbatas. Rencana untuk naik ke atas lagi harus dipikir ulang. Lalu gerimis yang membuat kamai terpaksa mengakhiri perjalanan hingga candi gedong empat.
Anak-anak begitu bersemangat, meski jarak satu candi dengan lainnya cukup jauh. Perjalananpun berlanjut. Mendadak cuaca berubah. Mendung menggantung di langit. Pandangan mata menjadi terbatas. Rencana untuk naik ke atas lagi harus dipikir ulang. Lalu gerimis yang membuat kamai terpaksa mengakhiri perjalanan hingga candi gedong empat.
Masih
penasaran? Iya. Tapi gerimis tak kunjung berhenti. Ada banyak pengunjung yang
bernasib sama. Kami berteduh sambil menikmati secangkir minuman hangat sebelum
kembali ke area parkir.
4. Museum Kereta Api
Ambarawa
Ini
adalah pertama kalinya saya mengajak anak-anak melihat kereta api yang pernah
berjaya di masanya. Ketika kereta api uap menjadi moda trasportasi yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat. Ketika kereta api menjadi kendaraan yang sangat
diandalkan oleh para penumpangnya.
Dari
area parkir yang luas, kami merasa seolah sedang berdiri di lorong waktu. Kemudian masuk ke lorong stasiun, ada banyak tulisan di dindingnya tentang sejarah stasiun kereta api Ambarawa.
Deretan gerbong kereta api dan lokomotif masih berdiri dengan gagahnya. Setiap gerbong kereta api disini ada nomor seri yang memudahkan pengunjung untuk mengenalinya. Kita bukan sekedar melihat, namun bisa masuk ke gerbong-gerbongnya. Di salah satu gerbong ada perpustakaan yang nyaman.
Deretan gerbong kereta api dan lokomotif masih berdiri dengan gagahnya. Setiap gerbong kereta api disini ada nomor seri yang memudahkan pengunjung untuk mengenalinya. Kita bukan sekedar melihat, namun bisa masuk ke gerbong-gerbongnya. Di salah satu gerbong ada perpustakaan yang nyaman.
Museum
kereta api ini adalah sebuah stasiun kereta api pada jaman Belanda yang
digunakan sebagai museum di Ambarawa, Jawa Tengah. Jadi disini kita bisa
melihat macam-macam lokomotif kereta uap yang biasanya hanya dilihat di
buku-buku sejarah atau film dokumentasi. Selain itu museum ini memiliki koleksi
benda-benda yang berkaitan dengan perkertaapian seperti telepon antik,
peralatan telegraf Morse, bel antik dan peralatan antik lainnya. Bahkan di
salah satu ruang tersimpan peralatan kesehatan beserta obat-obatan. Semua benda
disini terawat dengan baik.
5. Taman Djamoe Indonesia
Terletak
di Jalan Raya Semarang-Bawen kilometer 28 kelurahan Bergas Kidul, kecamatan
Bergas, kabupaten Ungaran. Lokasinya strategis di jalur Semarang – Solo. Taman
ini menempati lahan sekitar 3 hektar. Selain kebun tanaman jamu, ada
playground, gazebo, cafe dan rumah spa.
Awalnya,
Taman Djamoe Indonesia ini merupakan kebun aneka tanaman jamu yang dikelola
oleh Ibu Meneer dari tahun 1970. Hasilnya kebun ini digunakan untuk membuat
jamu Nyonya Meneer di Semarang. Kemudian di tangan generasi ketiga Ibu Meneer,
taman ini dirombak. Di taman Djamoe terdapat sekitar 600 spesies tanaman jamu dari
seluruh Indonesia.
Ketika
kunjungan ke taman Djamoe ini saya bertemu dengan mahasiswa-mahasiwi dari
Yogyakarta yang sedang riset tanaman obat. Ternyata memang tempat ini sering
dijadikan kunjungan oleh rombongan sekolah dan kampus untuk bahan riset mereka. Namun, jika ingin berkunjung secara perorangan seperti saja tetap dipersilakan. Harga
tiket masuk Rp 10.000 untuk dewasa dan Rp 4.500 untuk anak-anak.
Setelah
masalah yang menimpa perusahaan jamu Nyonya Meneer, saya kurang tahu apakah
taman Djamoe ini masih dibuka untuk umum ataukah terkena imbasnya. Sejujurnya,
wisata edukasi semacam ini walaupun kalah pamor dengan wisata kekinian namun tetap
dibutuhkan oleh masyarakat hingga dunia pendidikan.
Kabupaten Semarang semakin menarik, semakin
banyak destinasi wisata yang bisa dikunjungi. Sayang, kami baru bisa mengeksplore lima lokasi. Semoga
ada waktu dan kesempatan untuk mampir lagi.
Tulisan
ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Pesona Kabupaten Semarang.
Candi Gedongsongo done! Yang lain masih wish list. Padahal hampir tiap tahun nginap di Semarang...hihihi
BalasHapusThanks infonya Mbak:)
Aku belum puas ke Candi Gedong Songo....
HapusMba Nur, aku yang wong Semarang baru ke Gedong Songo doang. Museum kereta api belum. Apalagi yang baru-baru itu
BalasHapusAku penasaran sama taman bunga Setiyaji itu ih. Tak bisikin ya, mb. Aku baru tau tempat itu dari postingan mb Nur loh. Serius
Yang baru-baru banyak, mba. Cakep-cakep tempatnya.
Hapuskalo ke taman djamoe-nya itu boleh beli bibit ga ya. kayaknya banyak tanaman obat yang jarang ada di pasaran.
BalasHapusAda satu lokasi di TDI yang disebut bursa tanaman. Ini kayaknya bibit tanaman yang dijual. CMIIW.
Hapusok noted mba nanti kesana deh kalau mampir ke semarang
BalasHapus