Jurang Tembelan Yogyakarta
Jumat, 02 Februari 2018
20 Komentar
Masih
melanjutkan cerita jalan-jalan ke Yogyakarta. Kalau minggu lalu saya menulis
Puncak Kebun Buah Mangunan, sekarang wisata alam di Jurang Tembelan.
Mungkin
karena memilih lokasi di tepi jurang ya, jadi dinamakan jurang Tembelan. Kalau
ada yang tahu alasan nama, cerita dan sejarahnya (barangkali), tulis di kolom
komentar ya! Terima kasih.
Jadi
lokasi Jurang Tembelan ini berdekatan dengan Kebun Buah Mangunan. Anggap saja
tetanggaan. Setelah ke Kebun Buah, lanjut saja ke Jurang Tembelan. Saya dan
keluarga naik ojek yang biasa mangkal di Kebuh Buah Mangunan. Ojek yang pertama
kali kami kenal dan yang akhirnya mengantarkan kami hingga ke Imogiri untuk
mencari taksi online.
Ada apa di Jurang Tembelan?
Kira-kira
apa yang menarik disini? Lokasi hampir sama. Masih mengandalkan hutan, bukit,
sungai dan awan-awan yang bergelung memadati langit. Masih yang menjadi andalan
background swafoto di Puncak Kebun Buah Mangunan.
Yang
berbeda adalah adanya banyak spot selfie yang bikin ngeri-ngeri sedap. Beberapa wahana
untuk selfie dibuat dari bambu dan kayu penyangga. Kemudian di bawahnya...
oww.. jurang. Pemandangan yang syahdu ketika kamera mulai beraksi.
Jangan
bayangkan yang di bawah. Bakal kacau pikiran kita. Sebaiknya tidak perlu
berlama-lama juga.
Memasuki
lokasi ini saya agak khawatir. Apa masalahnya? Karena dari tempat parkiran
wisata ini seperti masih baru dan belum maksimal. Tidak ada tiket masuk. Tidak ada penjaga. Tapi pengunjung
diarahkan ke sebuah pintu masuk yang didepannya berderet para pedagang. Ada makanan,
minuman hingga souvenir. Deretan bangku yang luas dan kosong seolah memanggil
kami.
Setelah
melewati kios-kios pedagang tersebut, barulah pengunjung bisa menikmati Jurang
Tembelan. Beberapa wahana memang sudah terlihat sejak di area parkir. Buat orang-orang
yang suka dengan foto di ketinggian, tempat ini sangat cocok. Apalagi kalau
bisa mencari angle yang pas.
Tetap
ya, karena musim liburan jadi pengunjung ramai. Kudu bersabar mengantre. Nasib liburan
barengan!
Beberapa
spot selfie ini dari kejauhan mirip dengan perahu. Ada beberapa sih dari ujung
ke ujung modelnya seperti itu. Lalu pesawat. Ini agak susah dipakai bergantian.
Biasnya seorang anak akan menghabiskan waktu lama sekali hanya untuk menaiki
pesawat dan berlagak seperti seorang pilot. Dilengkapi dengan senapan kayu dan
helm, pesawat ini menjadi incaran anak-anak.
Saya
merasa lebih banyak menunggu giliran foto daripada menikmati pemandangan di
Jurang Tembelan. Entah ya. Satu tempat saja, bisa menunggu giliran sampai empat
orang. Padahal satu orang bisa jeprat-jepret berkali-kali. Belum lagi kalau
keluarga. Jadi ada foto ramai-ramai di depan spot selfie, ada juga satuan
ketika naik disana. Aduh, seperti membeli barang saja!
Seperti pada foto pertama, saya sudah menunggu lama, tapi mas-mas kok ya asyik. Mungkin lagi bikin video atau apa. Lama banget. Beberapa orang yang bergerombol di depannya akhirnya putus asa. Ya, sudah, saya foto mas-masnya saja daripada tidak dapat tulisan Jurang Tembelan!
Seperti pada foto pertama, saya sudah menunggu lama, tapi mas-mas kok ya asyik. Mungkin lagi bikin video atau apa. Lama banget. Beberapa orang yang bergerombol di depannya akhirnya putus asa. Ya, sudah, saya foto mas-masnya saja daripada tidak dapat tulisan Jurang Tembelan!
Jika
cuaca sedang cerah, pemandangan yang memang tak berbeda jauh dengan Puncak
Kebun Buah Mangunan, tetap terlihat cantik. Deretan pohon dengan gradasi warna
hijaunya membuat mata menjadi lebih segar. Lalu, kelok sungai, dari sini
terlihat lebih jelas.
Mungkin
kalau di lokasi ditambah dengan taman dan bangku akan terlihat lebih menarik. Yang
mau menunggu giliran bisa memandang view dengan leluasa. Bisa menikmati desir
angin yang menyapa. Sambil ngopi cantik...
Sebagai
pengunjung bukan saja butuh dokumentasi berupa foto-foto, namun juga kenyamanan
ketika mengunjungi lokasi.
Ada
sih beberapa bangku ala kadarnya. Bangku dari kayu dan bambu. Kadang saya juga
duduk di bongkahan batu yang menjadi pembatas taman. Capek berdiri terus!
Meski
tidak ada tiket masuk, kita tetap bisa menyumbang. Jadi di depan spot selfie
itu ada kursi yang diatasnya sebuah kotak sumbangan. Iya sih, kita bisa naik ke
semua spot selfie. Gratis juga boleh. Karena disini tidak ada penjaganya. Hanya
keiklasan kita saja untuk mengulurkan beberapa lembar rupiah ke dalam kotak
tersebut.
Oh
ya, karena disini dataran tinggi, angin bertiup cukup kencang. Yang memakai
hijab mesti waspada. Seperti saya yang ribut ingin foto, namun hijab seolah
ingin mengikuti arus angin. Beberapa kali saya berusaha memeganginya hingga
bingung mau mencari pose seperti apa, kok pegang jilbab terus!
Yang perlu diperhatikan!
Karena
wisata ini memanfaatkan jurang, tahu sendiri kan kalau bahaya bisa datang dari
mana saja. Termasuk jika kita tidak mengindahkan peraturan disini.
Jadi
kalau ada batasan orang yang boleh naik spot selfie ya harus dipatuhi. Tujuannya
demi kebaikan kita, para pengunjung. Ada peraturan bahwa untuk foto di spot
tersebut dibatasi hanya 3 orang saja. Nah, berat badan kita juga pengaruh
bukan.
Spot
selfie seperti ini mau dikatakan kuat, ya saya ragu juga. Ibu-ibu penakut
seperti saya selalu berpikir berulang sebelum menginjakkan kaki di alas bambu
yang berderit. Melihat tiang-tiang penyangganya, mungkin nyali bisa menciut. Berapa
kekuatan bambu-bambu ini?
Jadi,
tetap penting buat memperhatikan keselamatan kita!
Fasilitas
umum:
Tersedia
musholla dan toilet.
Happy traveling!
^_^
Aku rasa ada sedikit perbedaan tulisan di jurang tembelannya ini, Teh.
BalasHapusNanti coba aku post dulu, biar teh Rochma tahu juga suasana yang aku datangi siang itu..he
Tapi nggak dalam waktu dekat ini..he
Aku jadi penasaran. Nunggu tulisannya nih...
HapusSpot fhotonya bnyk bngat ya,, keren2 pisan juga
BalasHapusIya, kakak.
HapusJurang itu ekstrim juga yah mbak, apalagi dalam kayak gitu, jadi ngeri. Tapi foto-foto disana bagus juga lah, buat oleh-oleh. Xixixixixi, salam #DuniaFaisol
BalasHapusIya sih, agak serem ketika berderit.
HapusDulu aku pernah ke sini, tapi blm ada spot foto2 gitu mbak.. Masih blm terawat, ya beberapa tahun yg lalu soalnya.. Hehe
BalasHapusKayaknya bakal nambah terus mba. Biar menarik pengunjung.
HapusSampai sekarang saya masih belum tertarik ke tempat wisata yang menjual spot selfie, Mbak. Dengan view yang bagus, kita hanya menghabiskan energi untuk nungguin orang foto hehe
BalasHapusAda benarnya juga, mba Yun.
HapusWah kok sampai bisa kayak nggak ada pengelolanya gitu ya? Pengunjungnya sih seneng aja masuk tanpa tiket hehehe...
BalasHapusIni pas jalan-jalan bulan Desember mba. Nggak tahu kalau sekarang....
Hapussaya bulan November kemarin juga kesini, sore2 karena ada drama nyasar :D
BalasHapustapi bener2 worth it :D
Wah, sudah duluan kesini ya.
HapusJadi pengen ke Jogja trus foto-foto di sini :)
BalasHapusYuk...
Hapusviewnya bagus bagus
BalasHapusIya.
HapusWah menantang lokasinya, dan di jogja lagi.. Pokoknya harus seminggu menghabiskan spot wisatanya..
BalasHapusKata temanku ya di Yogya, "Mbak kurang lama di Yogya, paling semingguan." Jadi nggak kelar2 jalan-jalannya.
Hapus