Tips Agar Anak Mau Potong Rambut Tanpa Drama
Selasa, 06 Maret 2018
9 Komentar
Halo!
Adakah
yang pernah mengalami kesulitan mengajak anak potong rambut? Please, drop your
comment! (Maaf ya, belum kelar baca kok sudah disuruh komentar!)
“Dik,
potong rambut ya!”
Rayuan
pertama tak berhasil disusul dengan rayuan berikutnya. Hingga entah ke sekian
rayuan akhirnya berhasil juga. Hore! saya bersorak kegirangan. Tapi itu saja
belum selesai. Masih ada drama lainnya.
Kegagalan
tersebut terjadi karena si anak yang memang belum mau. Kadang juga karena saya.
Ya, karena saya lupa. Misalnya sudah janji untuk mengantarkan ke tukang cukur
eh ternyata saya sedang sibuk atau memang benar-benar lupa. Sementara si anak,
entah pura-pura lupa!
Kemudian
diulangi hari berikutnya. Kalau sedang longgar dan si anak bersedia, langsung
saja berangkat. Tidak perlu menunggu macam-macam.
Memiliki
tiga anak laki-laki dengan karakter berbeda membuat saya harus jeli merayu
mereka. Mencari gaya dan waktu yang tepat untuk mengajak potong rambut.
Pada
anak pertama, tidak pernah ada masalah ketika rambutnya mulai panjang. Sudah
mengerti waktunya potong rambut. Saat dia sudah bisa berjalan, saya dan suami
langsung mengajak ke barber shop. Waktu itu masih tinggal di Jakarta. Barber
shop ini rapi dan bersih. Si anak anteng saja ketika gunting tukang cukur
beraksi hingga selesai.
Nah,
mulai terjadi masalah ketika adik-adiknya butuh perlakuan khusus sebelum ke
tukang cukur. Ada saja drama menjelang berangkat ke tukang cukur. Mulai dari
hadiah yang belum ada, menangis di tempat hingga benar-benar mogok.
Begitulah,
saya dan suami bergantian merayunya. Pernah juga saya menitipkan pesan kepada guru
TK (waktu itu masih anak TK) untuk meminta si anak potong rambut. Sering ya.
Seiring
berjalannya waktu, dua adiknya sudah mulai paham kapan waktunya potong rambut.
Kira-kira mulai masuk SD. Saya sudah tidak lagi butuh ngomong berkali-kali.
Sekali dua kali masih wajar, ya.
Tips
agar anak bersedia potong rambut tanpa drama:
- Buat kesepakatan
- Tukang cukurnya ramah
- Tempatnya yang nyaman, bersih dan rapi
- Reward
Potong
rambut bisa dilakukan di barber shop (ini terlihat lebih oke ya), tukang cukur,
dan salon. Kalau tukang cukur pasti untuk laki-laki, baik anak-anak maupun
dewasa. Sedangkan salon, bisa wanita maupun laki-laki. Semuanya sudah pernah.
Waktu
potong rambut di salon, saya memilih yang memang tukang potongnya laki-laki.
Jadi anak saya merasa nyaman saja. Tapi pernah juga mogok ketika tiba di
tempat. Sampai tukang cukurnya bingung jadi potong rambut atau tidak. Akhirnya
jadi, meski kewalahan memegangi anak yang sedang menangis.
Di
salon termasuk jarang. Saya lebih suka membawa anak-anak ke tukang cukur.
Berganti-ganti tempat. Kalau satu tempat sedang ramai dan kami malas mengantre,
barulah ganti tempat lainnya. Atau karena jam buka tutupnya tidak jelas.
Untuk
mencari tukang cukup yang ramah ini memang butuh uji coba dulu. Jika suami
merasa nyaman dengan tukang cukurnya barulah direkomendasikan kepada anak-anak.
Begitulah hingga semua anak ikut merasa nyaman juga.
Pernah
mencari tukang cukur lain dan hasilnya kurang memuaskan. Anak saya protes,
“Tukang cukurnya kasar.”
Sejak
itu, si anak kapok. Kami juga tak akan mengulangi membawa ke tempat tersebut.
Yang
paling sering adalah pergi ke tukang cukur. Biasanya milik orang Madura. Ya
tahu karena di kiosnya ada tulisan “Tukang Cukur Madura”. Mau dimanapun asal
orangnya nyaman, anak pasti mau. Lama kelamaan anak-anak menjadi terbiasa dengan tukang potongnya.
Kami
tak terlalu mempermasalahkan tempat. Karena disini kebanyakan tukang cukur
dengan kios yang sempit. Dinding kios ditempel gambar model-model potongan
rambut. Tak ada hiasan yang menarik atau setidaknya enak dipandang. Tak ada dan
tak masalah.
Karena
tujuan saya membawa anak ke tukang cukur adalah untuk potong rambut aja.
Anak-anak sudah terbiasa dengan suasana di kios-kios para tukang cukur yang
merakyat. Yang penting tidak ada sampah yang menumpuk. Kalau ada ceceran
sampah, pastinya dari rambut para langganan. Itu saja dan tak berlangsung lama.
Setelah agak banyak sudah disapu dan dikumpulkan di tempat sampah.
Nah,
kalau di tukang cukur ini harga memang murah, Rp 10.000 untuk anak-anak.
Setelah itu saya tidak perlu mengeluarkan uang lagi. Tidak ada reward berupa
barang untuk anak-anak. Saya tetap menghargai keberanian mereka untuk potong
rambut.
Memberi
pujian seperti, “Adik makin ganteng, cakep, keren!” membuat anak senang.
Kalau
dulu pernah memberikan reward (anak
masih balita hingga awal TK) berupa mainan. Saya membelikan mainan setelah
potong rambut. Kalau membeli mainan dulu, si anak tidak jadi potong rambut.
Meski tidak setiap potong rambut harus ada mainan, trik seperti ini berguna
ketika saya sudah capek merayunya.
Saya
bersyukur bahwa reward berupa barang
tidak berlangsung lama. Karena untuk membeli barang, saya maupun suami pernah
sampai keliling toko mainan di kota. Orang tua sudah capek, urusan potong rambut
berakhir dengan kegagalan.
Mengingat
masa-masa itu kadang saya tersenyum. Lucu juga tingkah anak-anak. Andai semua
anak saya gampang diajak pergi ke tukang cukur, mungkin tak ada tulisan ini.
Semoga
bermanfaat, ya!
^_^
bermanfaat tipsnya buat anak kalo mau potong rambut, emang susah banget sich, kalo anak saya kalo disuruh potong rambut malas banget
BalasHapusboleh juga tipsnya, masalah sama :)
BalasHapussaya sampe beli alat cukur sendiri, reward tetep :)
Aaa boleeh juga tipsnya dicoba buaat ponakan mbaak hehehe. . jadi inget dulu gimana susahnya adek laki-laki saya disuruh potong rambut, sampai diberi reward juga sama ibuk hehehe makasih sharingnya mbaaaaak :D
BalasHapusPerlu ekstra sabar tukang cukurnya kalo memotong rambut anak-anak :)
BalasHapusDulu anak cowokku dari bayi sampai TK aku yang motong rambutnya. Tapi ya itu, bisanya cuma potong model doraemon hahaha. Setelah masuk SD baru kubawa ke salon, untung anaknya nggak rewel waktu dipotong rambutnya :)
Kalo saya dulu saat masih kecil yg potong bapak sendiri
BalasHapustapi y itu pake drama kejer2an dlu
hahaha saya kalo bayanginnya ketawa plus malu sendiri
y Allah
Dan aku pun lg ngalamin hal ini mbk. Bocah susah bgd mah diajak potong rambut. Ya udin akhirnya dipotong bpknya. Cuma ya gitu mbk. Jd blonteng2 gt potongannya aias nggak rata
BalasHapusBoleh deh aku nyobak tipnya. Makasih ya mbk
lagi anak masih kecil, aku potong sendiri jadi jarang ada drama, mungkin krn dipotong ibunya sendiri
BalasHapusHahaha... Jadi inget drama aku bikin petak kepala Kakak waktu dia masih kecil. Kayak gitu juga tuh, gak mau ke salon. Tapi bersyukur juga jadi petak. Gara-gara petak, dia mau juga ke salon *Mamak tersenyum lebar*
BalasHapusAnak-anak memang lucu.
Hapus