Sendang Beron Rengel, Tuban




sendang beron

Kalau lagi tidak ada rencana keluar kota, saya suka ubek-ubek kampung halaman. Piknik tipis-tipis kali ini tiba juga di Sendang Beron. Sebenarnya tidak ada rencana khusus kesini. Seperti kebiasaan suami yang suka spontanitas pergi ke suatu tempat. Ingin pergi langsung tancap gas. Tapi, tetap mengajak keluarga.

Minggu pagi yang syahdu setelah turun hujan. Tanah basah menjadi pemandangan yang biasa. Aroma tanah bercampur daun-daun kering seperti pasangan sejoli. Daun menguning kemudian jatuh menjadi hiasan jalan beraspal.

Sementara pohon-pohon besar masih berdiri kokoh. Desir angin mengakibatkan daun dan ranting pohon bergesekan. Seolah menjadi musik alam tanpa komando.

sendang beron


Saya memilih duduk di gazebo yang teduh sambil menikmati semilir angin dan udara segar tanpa polusi. Sejenak melupakan hiruk-pikuk pekerjaan rumah. tadi sempat membeli sebungkus es teh dan teh hangat yang kemudian dingin karena bersentuhan dengan es.

Nama sendang Beron baru-baru ini saya dengar. Kalau ada yang bertanya saya kurang tahu asal namanya. Sendang ini masih belum populer. Dibandingkan dengan Sendang Asmoro Ngino, masih jauh.

Di kalangan warga, keberadaan Sendang Beron sangat membantu kehidupan sehari-hari. Contohnya saja warga setempat menggunakan air untuk mandi dan mencuci baju. Selain itu ada kolam dengan bangunan masih asli dan tak terawat yang  bisa digunakan secara umum.

Awalnya saya pikir kolam tersebut hanya untuk anak-anak. Terdengar celoteh anak-anak dari dalam kolam. Bersahutan dan keras. Tak lama kemudian dari balik pintu masuk, ada seorang bapak yang keluar. Jadi siapapun boleh masuk dan berenang disini.

sendang beron

Sendang Beron ini dibagi menjadi dua petak besar. Lokasinya berjauhan. Satu untuk kolam dan satu lagi untuk mandi dan mencuci. Nah yang untuk mandi ini hanya digunakan oleh para wanita. Biasanya mereka membawa pakaian kotor di keranjang atau bak. Lalu mencuci di dalam petak. Setelah selesai mereka mandi di tempat yang sama. Setelah urusan mereka beres, langsung pulang.

Di depan kolam ada pompa air milik PDAM. Air dari Sendang Beron seluas 8 ha ini tidak pernah susut. Airnya sudah lama dimanfaatkan PDAM untuk mengaliri rumah-rumah penduduk.
 
Yang menarik, disini mulai dibuat taman bunga. Lokasi taman belum dipenuhi oleh tanaman. Masih baru. Sementara di dekatnya ada gazebo dari kayu dan satu buah ayunan. Tempat favoritnya anak-anak desa ayunan ini. Sayang keberadaan tempat sampah belum saya temukan. Sementara beberapa bungkus snack berterbaran disini.

Dimana sendangnya?

sendang beron


Pertanyaan ini terlintas begitu saja ketika memasuki lokasi. Ya, sendang yang menurut warga terlihat seperti hamparan air itu sebagian telah tertutup enceng gondong. Pesatnya perkembangan enceng gondok seolah tak terbendung. Menjalar dan menutupi air sendang tanpa ampun.

Saya merasa bahwa Sendang Beron ini tidak menarik. Apa yang ingin ditawarkan pengunjung kesini? Sendang? Atau kolam? Spot selfie? Seperti sebuah peraturan tak tertulis, dimanapun tempat wisata seolah “harus” memiliki spot selfie untuk menarik pengunjung. Faktanya spot selfie kadang terasa dipaksakan. Menempatkan benda-benda hanya untuk pajangan. Sementara alam semakin tergerus oleh urusan manusia.

sendang beron


Terlepas dari semua kepentingan, saya suka berada di desa seperti ini karena suasana yang berbeda daripada tempat tinggal saja. Sedikit sunyi dan dekat dengan alam. Saya suka!

Namun kalau memilih berada di dekat dua petak tadi, bisa dipastikan ramai. Orang-orang datang dan pergi ke petak untuk mandi dan mencuci baju. Kebagiaan wanita yang menyelesaikan satu urusan rumah.

Saya bertemu dengan anak-anak desa. Bersama mereka saya bertanya banyak hal. Ya, baru kenal langsung diajak ngobrol, bertanya ini itu. Jawabannya sepatah dua patah kata. Mungkin masih malu.

sendang beron


Sendang Beron ini bisa dikatakan tempat hiburan bagi warga. Orang tua mengajak anak-anak balitanya berkunjung kesini. Jalan-jalan di sekitar sendang dan bermain ayunan. Sementara anak-anak yang sudah SD bisa bermain bersama teman-temannya. Kadang hanya menatap wajah enceng gondok. Atau sekedar bermain ayunan. Berdua dengan temannya. Mengayunnya pelan sambil memandang jalan yang sepi.

Kata anak-anak ini, rencananya Sendang Beron akan dibuat wisata. Lalu, kapan? Let’s see!

Jika teman-teman kebetulan sedang di rengel, mampirlah kesini. Tidak ada tiket masuk alias gratis. Entah kalau nanti sudah ada pengelolanya. Semoga saja semakin baik dan bermanfaat, minimal untuk warga setempat.

sendang beron


Lokasi:

Kalau dari Tuban, ambil arah Pakah hingga Rengel. Kira-kira 30 km. Tepatnya di depan MAN Rengel. Jalan kaki menurun sebentar kemudian terlihat papan nama Sendang Beron.

Happy traveling!

^_^

Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

9 Komentar untuk "Sendang Beron Rengel, Tuban"

  1. sayang banget, belum terlalu diperhatikan ya mbak,
    Padahal kalo diopeni, emang bagus sihh
    apalagi kalo ditambah spot foto selfie yg kece hheee

    BalasHapus
  2. suasananya saya suka sekali mbak, dekat dengan alam, apalagi kalau sampai bawa makanan kesana, makan bersama keluarga.

    Saya kangen masa2 ketika tinggal di desa dulu, suasanaya seperti sendang beron ini.

    Kalau mau makan cari daun pisang sebagai piring, nasi putih dan lauk seadanya terasa amat nikmat, apalagi ditemani dengan ikan asing bakar

    BalasHapus
  3. Banyak hal baru di tuban, wisata ini masih belum ada sentuhan ya mbak nur..

    BalasHapus
  4. Tuban... saya belum pernah jalan-jalan kesana. Yang jelas kalau dari foto-foto yang ada seandainya dirawat lebih baik pasti sangat indah. Apa lagi orang zaman sekarang suka sekali berfoto.

    BalasHapus
  5. Sendang itu..mata air berarti mata air ya mba. Klo di sini, pasti udah pada dipke in mandi anak2 alias ciblon mba..

    BalasHapus
  6. asri ya dan duduk di agzebo paling enak sambil makan nasi liwet dan sambal

    BalasHapus
  7. Suasanya adem, sejuk gitu, terlebih kalau liburan bareng keluarga. Mantep banget. Tapi daerah Tuban saya belum pernah kesana, ini jadi referensi kalau bisa kesana..

    BalasHapus
  8. ngelihat yang hijau-hijau, seger banget. adeeem.

    BalasHapus
  9. Sayang ya lokasi sebagus ini kurang dikelola dengan maksimal.

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel