Ramadhan Bersama Anak-Anak


Ramadhan bersama anak-anak



Seperti Ramadhan tahun-tahun sebelumnya, insyaallah saya bakal menghabiskan Ramadhan lebih banyak bersama anak-anak. Selama  suami bekerja di luar kota, sayalah yang bertanggung jawab atas semua urusan anak-anak.


Menjelang Ramadhan biasanya saya sudah nyetok logistik agar Ramadhan tidak dipusingkan dengan urusan dapur. Atau dengan pertimbangan lain seperti membeli makanan di luar. Banyak warung dadakan ketika Ramadhan.  Saya tetap ingin memiliki banyak cara untuk mendampingi anak-anak selama Ramadhan.

Dengan berbagai aktivitas di rumah maupun di tempat lain, saya mesti meluangkan banyak waktu bersama anak-anak. Seperti biasa, Ramadhan tahun ini anak-anak memiliki waktu libur yang lumayan panjang. Saya tidak ingin terlalu sibuk sehingga anak-anak juga mencari kesibukan dengan banyak menonton teve dan mainan handphone.

Untuk mendampingi anak-anak di bulan Ramadhan sebenarnya tidak harus sepanjang hari. Cukup dengan waktu berkualitas. Dua anak saya sudah remaja, sudah mandiri dalam urusan ibadah. Tapi tetap ya, sebagai ibu tidak henti-hentinya mengingatkan. Seperti puasa, saya harus bangun lebih awal, menyiapkan makan sahur, membangunkan anak-anak. Kadang gampang, namun sering juga sulit.

Di rumah, tinggal si bungsu yang masih proses belajar berpuasa. Tahun lalu, dia sempat tidak puasa karena sakit. Setelah itu tidak mau mengganti puasa. Anak-anak bisa juga membuat alasan. Tapi dia sadar jika puasa Ramadhan adalah kewajiban umat muslim. Dia juga merasa malu jika puasanya masih bolong-bolong. Apalagi di hadapan teman-teman sekelasnya. Maka saya harus berhati-hati ketika membicarakan puasanya.

Yang menjadi masalah bagi saya adalah ketika saya sedang haid. Benar-benar butuh figur seorang ayah bahwa anak-anak tetaplah belajar melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Jika ayahnya sedang berada di rumah, saya santai saja. Mau ke masjid, langsung deh berangkat. Mengaji dan puasa, ayo!

Tidak ada alasan, “Kok enak sih, ibu libur! Aku juga mau libur.”

Di saat seperti ini rasanya pengen banget segera menyusul suami. Tapi.... baiklah saya masih menggunakan cara lain untuk mengatasinya. Komunikasi ayah dengan anak kudu lebih banyak. Sehingga si anak merasa bahwa tetap ada figur ayah yang menjadi contoh dalam menjalankan ibadah. Tidak perlu menengok ibu. Eh, ibu sedang libur, hihi...

Agar si bungsu gembira menyambut datangnya Ramadhan, saya rajin menceritakan keutamaan bulan Ramadhan. Si anak pasti gembira mendengar cerita saya. Cerita sederhana saja, mengambil dari buku-buku anak. Pasti menyenangkan memiliki waktu untuk saling mendengar cerita. Disaat seperti itulah saya memiliki kesempatan untuk berbagi cerita Ramadhan dan memberinya semangat.

Setiap orang tua pasti ingin agar anak-anak gembira menjalani ibadah di bulan Ramadhan. Maka untuk menjalani Ramadhan dengan lebih baik, orang tua harus mempersiapkan anak-anak. Apa saja persiapannya? Yuk, baca tulisan mak Ophi Ziadah dengan judul Mendampingi Si Kecil Menyambut Ramadhan.

Ramadhan tahun ini ada si sulung di rumah. Alhamdulillah urusan ibadah jadi ada yang membantu mengingatkan, mengajak dan menjadi contoh ketika ibu sedang libur. Semua anak saya laki-laki, sebenarnya gampang ya. Begitu kakaknya pergi ke masjid, dua adiknya ikut. Demikian juga dengan puasa. Sayangnya berpuasa itu terasa begitu berat buat anak kecil. Menahan diri dari makan dan minum dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari membutuhkan proses.

Agar si bungsu tidak merasa begitu lama menanti waktu berbuka, saya melibatkannya dalam pekerjaan rumah. Tidak perlu membebani, namun cukup mengajaknya melakukan pekerjaan rumah sederhana sesuai dengan kemampuannya. Membereskan kamar, buku dan mainan adalah pekerjaan ringan yang bisa dilakukannya sendiri.

Setelah urusan beres-beres selesai adalah bermain. Dengan bermain biasanya anak akan lupa dengan rasa laparnya. Tapi bermain sendiri itu membosankan. Sebagai solusi, saya memberikan kesempatan untuk bermain bersama anak-anak tetangga. Kalau lagi ramai, ada dua anak yang bermain di halaman. Kalau sepi, saya yang bermain dengan si bungsu. ibu harus serba bisa, ya!

Saya yakin selalu ada cara untuk menemani anak berpuasa. Kegiatan yang bisa dilakukan bersama anak-anak antara lain:


  • Membaca buku cerita
  • Memasak, menyiapkan hidangan berbuka
  • Berkebun
  • Mewarnai
  • Mencari jejak
  • Olah raga (jalan kaki keliling kompleks, bersepeda)
  • Membuat prakarya, diary Ramadhan, dsb.


Kegiatan-kegiatan diatas bisa dilakukan berselang-seling sehingga tidak bosan. Menemaninya berpuasa dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan membuat anak sejenak melupakan rasa lapar.

Karena si bungsu masih anak-anak, saya memberikan reward ketika dia berhasil melewati rasa lapar, berbuat baik dan banyak beramal sholih. Ya, dalam beberapa kasus, reward itu penting. Tapi bukan hal yang mutlak. Untuk reward saya sederhana saja, seperti sentuhan, pelukan, memberinya buku bacaan dan membuatkan/membeli makanan kesukaannya. Memberikan motivasi akan membuatnya lebih semangat menjalani puasa. Juga untuk tetap menjaga kesehatannya, misalnya dengan mengkonsumsi vitamin, madu dan sari kurma.

Selamat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Semoga diberikan kemudahan, dan keberkahan. Aamiin.

^_^

#KEBloggingCollab
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

4 Komentar untuk "Ramadhan Bersama Anak-Anak"

  1. Alhamdulillah, semoga kita disampaikan di bulan Ramadhan yang tingfal sebentar lagi
    melatih anak berpuasa saya lakukan tahun lalu, alhamdulillah sudah bisa puasa satu bulan penuh
    moment ngumpul keluarga di bulan puada kadang tidak bisa dijalani karena kondisi yang mengharuskan demikian
    walau tidak bisa ngumpul ya semoga moment puasa lancar dan lebih baik dari tahun lalu

    BalasHapus
  2. betul ya selalgi kecil perlu pendampingan ketat, remaja dan dewasa, bisa salaing cerita dan dari cerita bisa diselipkan nasehat

    BalasHapus
  3. Seringnya aku masak makanan berbuka bersama anak, mbaa

    BalasHapus
  4. yang remaja sama yg kecil beda ya treatmen dan persiapan jelang ramadannya mba

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel