Reuni Keluarga, Silaturahim Antar Keluarga Jadi Makin Praktis
Selasa, 04 Juni 2019
3 Komentar
Kalau
dulu saya hanya mengenal reuni sekolah dan kampus, sekarang ini berbagai macam
komunitas hingga keluarga besar mengadakan reuni saat lebaran. Tujuannya untuk
mengumpulkan anggotanya yang terserak. Mumpung banyak yang mudik/lebaran di kampung
halaman, sekalian saja diadakan reuni, sekalian halal bi halal.
Tidak
ada salahnya mengadakan dan menghadiri reuni keluarga. Karena tujuannya untuk berkumpul,
bertukar pikiran, kabar dan mungkin saja sekalian menjajaki bisnis. Segala macam
obrolan bisa terjadi disini.
Reuni keluarga, cara
praktis untuk bertemu dengan banyak keluarga
Beberapa
tahun terakhir ini keluarga besar saya dari bapak mengadakan reuni keluarga. Setiap
tahun berganti-ganti tempat. Tidak ada patokan secara pasti untuk menentukan
tempat reuni. Bisa saja dari keluarga tertua kemudian diminta keluarga lainnya.
Asal semua legowo, maka reuni bisa diselenggarakan di tempat salah satu keluarga.
Jika
ditotal seluruh anggota reuni mulai dari orang tua sampai cucu itu bisa
mencapai seratusan lebih orang. Namun jumlah sebanyak itu tidak semuanya bisa
hadir. Ada kalanya karena tinggal jauh dari kampung halangan dan berhalangan
untuk mudik.
Dalam
keluarga besar saya, banyak yang tinggal di kampung halaman daripada yang
merantau. Yang merantau masih satu propinsi biasanya selalu pulang kampung tiap tahun atau setiap ada kesempatan. Masih
ada orang tua yang menunggu kedatangannya. Masih ada saudara yang ingin melepas
rindu.
Sebelum
ada reuni keluarga dengan menyebut Bani XXX, keluarga saya mengunjungi rumah
kerabat satu per satu. Terutama yang masih satu kota, satu kecamatan. Tapi kalau beda
kecamatan, jauh dan tidak terlalu dekat hubungan kekeluargaan, biasanya jarang. Hanya
kalau ada acara tertentu saja.
Dengan
mengunjungi kerabat dari rumah ke rumah, saya bisa memperkenalkan anak-anak
saya dengan keluarga tuan rumah, “Ini loh rumahnya budhe AAA. Ini loh anak-anaknya...”
Saya
bisa melihat situasi di rumahnya. Tahu kesehariannya dan bermain bersama
anak-anaknya. Atau bahkan ngobrol tidak penting agar akrab. Saya rasa suasana
seperti ini lebih nyaman karena saya bisa lebih dekat dengan keluarga budhe,
misalnya.
Sejak
adanya reuni keluarga Bani XXX, saya tak lagi merasa harus berkunjung dari
rumah ke rumah yang tentu saja sangat membutuhkan waktu. Katakanlah tiap satu
rumah saya singgah selama minimal 30 menit dan maksimal 1 jam. Saya tak perlu
repot berjalan menyusuri gang menuju rumah kerabat.
Semua
bisa berkumpul dalam acara reuni keluarga Bani XXX di satu tempat. Di situ saya
bisa bertemu dengan banyak orang, bertanya kabar, bermaaf-maafan, sungkem, doa
bersama dsb. Satu tempat yang bisa memotong banyak waktu dan tenaga dengan
sangat efektif. Tentunya semakin mudah mengenal keluarga besar, meski sekedar tahu. Ya, kan masak punya keluarga besar tidak saling "kenal". Kalau ketemu di jalan dan diam-diaman gitu kan tidak asyik! Minimal senyum manis, say hello atau apa gitu biar tidak dikira sombong atau lupa diri....
Satu
lagi, saya tak perlu menyediakan banyak kue untuk menjamu semua tamu. Dalam reuni
keluarga ini memang tidak ada pungutan biaya apapun. Namun sejak tahun lalu,
ada infak yang katanya untuk kepentingan keluarga besar Bani XXX.
Hanya
saja, ketika tiba giliran keluarga saya alias ketempatan, maka sumber dana itu
dari saya juga. Keluarga saya itu termasuk bapak, saya dan adik. Untuk acara
seperti ini saya saya urunan bersama bapak dan adik. Ini cukup
menggembirakan karena tidak semua menjadi beban saya.
Untuk
acara reuni kecil-kecilan, minimal saya pesan terop, kursi, banner, sound, dan catering. Plus isi amplop untuk penceramah. Tapi kalau mau lebih lengkap lagi bisa sewa jasa foto. Saya tidak mempersoalkan
foto karena semua orang dewasa dan anak-anak sudah pegang handphone. Semua bisa
foto-foto sendiri.
Reuni Keluarga Praktis
Tapi....
Di
satu sisi memang praktis karena kita tak perlu sibuk mengunjungi rumah-rumah
kerabat. Kita bisa mendengar kabar baru tentang keluarga Z yang sudah memiliki
cucu. Atau keluarga Y yang anaknya berprestasi dan sudah kuliah di luar kota.
Tapi...segala
kemudahan itu kemudian menjadikan saya bosan. Reuni seolah menjadi rutinitas
tiap tahun. Asal ketemu saja. Asal bisa foto keluarga secara lengkap. Asal bisa
kirim doa. Asal....
Semua
serba praktis. Tidak ada obrolan santai ditemani secangkir teh dan kue kering
buatan nyonya rumah. Tidak ada gurauan yang menghangatkan suasana. Karena kami harus mendengarkan suara MC, pengisi acara, dsb. Masak mau ngobrol terus saat acara. Ngobrol masih, tapi tidak seakrab kalau saya berkunjung ke rumah masing-masing.
Reuni di
keluarga saya dengan urutan acara yang formal membuat acara ini tampak monoton.
Dari tahun ke tahun begitu-begitu saja. Dimulai dengan pembacaan ayat suci Al
Qur’an, sepatah kata dari tuan rumah, doa bersama, ceramah, foto-foto, makan,
sungkem kepada sesepuh. Tahun lalu ada tebak-tebakan dan pembagian doorprize
kepada semua anak yang hadir.
Acara
semacam itu menjadi sedikit membosankan. Dalam undangan tertulis pukul 08.00. Namun
seperti biasa, masyarakat kita sudah sangat sibuk dengan berbagi aktivitas yang
tak bisa dicancel hingga datang terlambat. Acara minimal mundur 1-1,5 jam. Acara
baru selesai setelah dhuhur. Tapi mau apa sih saya. Kok tampak mau protes
dengan kebijaksanaan sesepuh keluarga.
Saya
kurang tahu di keluarga lain apakah ada reuni keluarga saat lebaran seperti
ini, atau tidak. Kemungkinan acara kumpul bareng keluarga besar memang ada.
sering ada yang posting di media sosial acara kumpul keluarga lengkap dengan
kekek nenek hingga cucu-cucu.
Namun
reuni atau halal bi halal atau silaturahim tidak memiliki aturan baku. Entah asal
kumpul atau asal bertemu. Entah asal bisa makan bareng atau wajib memiliki
susunan acara seperti keluarga saya.
Dua
tahun lalu, reuni keluarga di rumah saya. Entah tahun berapa saya kebagian
tempat lagi. Yang pasti untuk mengumpulkan banyak orang (keluarga) tidak mudah.
Juga untuk menyelenggarakan acara reuni dibutuhkan dana dan perjuangan. Terutama masalah catering dan snack karena banyak yang tutup. Namun semua pasti ingin silaturahim tetap terjaga dengan baik dengan reuni ataupun
tidak.
Jadi, lebaran ini teman-teman ikut reuni keluarga alias halal bi halal? Cerita dong di kolom komentar. Terima kasih.
^_^
Wah .. Sama dong dengan keluarga besar saya di kampung. Sudah 3 tahunnya sekarang mengadakan kegiatan halal bihalal. Alhamdulilah, silaturahmi jadi lebih mudah.
BalasHapusCukup di satu tempat bisa silaturahim dengan keluarga besar.
HapusI am actually glad to glance at this blog posts which contains plenty of useful data, thanks for providing this data
BalasHapus