Melihat Borobudur dari Punthuk Setumbu Seperti Negeri di Atas Awan

borobudur


Assalamualaikum

Ternyata, Punthuk Setumbu ini lokasinya dekat dengan hotel kami. Ciaooo! Tapi pagi itu rasanya masih malas bangun. Suami sudah woro-woro sejak shubuh, namun rasa ngantuk mengalahkan segalanya. Mending kalau satu orang, tiga anak cuma menggeliat dan tepar.

Saya ingat-ingat semalam kemana saja ya?

Ehm...siang tiba di hotel, kami main-main di hotel. Sore keluar hotel sampai malam. Sekalian mencari makan kupat tahu. Sayangnya kupat tahu yang ada di wish list tutup. Ya sudah cari sedapatnya saja.

Tidur setelah shubuh jelas menggoda. Apalagi ini sedang liburan. Tapi suami tetap pengen main ke Punthuk Setumbu. Iya deh. Sama saya saja kalau anak-anak tidak mau. Biar mereka selesaikan tidurnya di hotel.

Akhirnya anak-anak bangun juga. Ikut kami ke Punthuk Setumbu. Yang awalnya malas, terpaksa bergerak, berjalan menyusuri jalanan yang sudah ada menuju ke puncaknya.

Tempat Terbaik Melihat Sunrise dan Sunset

sunrise


Kalau membaca review tentang Punthuk Setumbu, tempat ini lebih banyak digunakan untuk hunting foto. Mau foto selfie, wefie, dsb cocok. Jadi buat kalian yang suka fotografi, coba deh main kesini.

Dari hotel kami menggunakan maps sampai di lokasi parkir. Sebenarnya banyak petunjuk di sepanjang jalan. Cuma ini agak terburu-buru karena matahari kok sudah bergegas bangun, ya. Pengen cepat kesana tanpa tersesat saja.

Pagi itu kami berangkat sebelum pukul 05.00. Di jalan sudah ada kendaraan-kendaraan yang melintas. Saya yakin mereka ingin menuju ke Punthuk Setumbu. Benar! Mobil jalan satu-satu menuju tempat parkir. Jalannya sempit. Kalau satu mobil naik, pasti kendaraan yang berada di parkiran atas berhenti, begitu juga sebaliknya. Ada beberapa orang laki-laki yang berjaga di ruas jalan. Saling kasih info kalau ada kendaraan datang.

Tiba di parkiran, sudah banyak kendaraan sampai bingung mau parkir dimana. Bapaknya parkiran meminta kunci biar nanti bisa diurus mobil kami. Pasrah saja deh. Kami segera membeli tiket masuk saja.

Tiket parkir mobil Rp 10.000.


warung warga


Jarak dari parkiran menuju Punthuk Setumbu sekitar 300 meter. Kalau jalannya datar sih gampang. Tapi karena fisik saya dibawah rata-rata, ya bagaimana lagi, kudu tahu diri. Pertama jalannya landai. Kemudian naik tangga. Ini cukup menyita tenaga saya sampai ngos-ngosan. Tepar!

Tapi tenang, anak saya yang paling kecil kuat berjalan hingga ke puncaknya dengan santai. Bilang capek tapi muter saja.

Oh ya, di sepanjang jalan ini ada warung-warung warga yang menjual aneka gorengan, minuman, snack, dsb. Jangan khawatir kalau lagi lapar disini. Kalau mau berhenti ngopi sambil makan mendoan kayaknya asyik sih. Tapi tujuan kami untuk tiba di Punthuk Setumbu belum tercapai. Nanti keburu siang.

Benar saja, saya yang tidak sanggup mengejar anak-anak  dan tiba di puncak ini dalam keadaan langit yang terang. Ya sudah, saya tidak ada niat mencari sunrise. Tapi anak-anak sempat memotret matahari terbit, entah bagaimana hasilnya.

punthuk setumbu


Sebaik apapun hasil foto tetap lebih bagus hasil pandangan mata. Saya merasa cukup dengan menikmati sekilas munculnya matahari. Untung cuaca sedang bersahabat. Jadi cerah gitu. Awan-awan seperti kumpulan kapas yang ringan dan bisa berubah bentuk sesukanya. Bergerak perlahan seperti sedang mencari tempat terbaik untuk menyapa manusia.

Jadi kalau ini dikatakan tempat terbaik untuk menikmati sunrise dan sunset dengan latar gunung Merapi dan Merbabu, saya rasa ada benarnya. Langit jadi lebih berwarna. Sedangkan gunung-gunung, hutan, dsb terlihat begitu kecil. Saya melihatnya seperti sebuah lukisan, negeri diatas awan.

Punthuk Setumbu merupakan sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 400 dpl. Dulu tempat ini merupakan ladang penduduk. Namun karena ada seorang fotografer yang mengabadikan foto sunrise Borobuder dengan indahnya, maka berdatanganlah para wisatawan dalam maupun luar negeri.

Melihat Borobudur dari Punthuk Setumbu

borobudur


Bukan saja sunrise dan sunset yang indah, namun banyak tempat. Borobudur bisa terlihat dari sini. Kecil. Seperti sebuah miniatur saja. Kemudian diselimuti awan-awan, kabut yang bergerak seperti asap. Borobudur berada di tengahnya dengan semua kemegahannya. Masyaallah!

Gereja ayam Magelang tampak dari sini. Bangunan berbentuk ayam ini terlihat mencolok dari belakang, diantara pohon-pohon yang menghijau. Ya, jaraknya dekat sehingga masih terlihat jelas. 


gereja ayam
Gereja Ayam


Puncak Punthuk Setumbu berupa pelataran yang luas yang dibatasi oleh pagar. Jadi untuk melihat pemandangan disekitar sini cukup aman. Banyak diantara pengunjung yang memanfaatkan pagar sebagai background foto mereka. Selain itu ada banyak spot foto yang seolah-olah tampak tinggi banget. Entah karena ini musim liburan ya, pengunjung ramai banget. Mau foto susah. Kudu rela antre. Satu orang bisa 5 bahkan lebih gaya. Bisa dibayangkan kalau satu keluarga terdiri dari 3 orang saja. Berapa lama antrenya.

Saya sudah hopeless mencari tempat terbaik untuk foto. Tapi kalau dipikir-pikir kapan lagi kesini. Ya kan? Mumpung disini, antre sekitar 30 menitan lebih masih sanggup saya.

Untuk foto, kita bisa meminta bantuan mas-mas guide di lokasi. Mereka ini sudah terbiasa mengambil foto, jadi tahu angle yang pas buat foto kita makin dramatis. Mas ini juga sabar melayani keinginan pengunjung. Kalau kita tidak tahu mau pose seperti apa, coba saja diskusi sama masnya. Nanti bisa diarahkan. Buat yang terbiasa foto-foto, pose mereka terlihat luwes saja. Setelah foto, jangan lupa untuk memberikan uang seikhlasnya. Iya, tidak ada patokan tarifnya.

tempat selfie punthuk setumbu


Usai foto yang membuat nyut-nyutan itu, saya pulang. Dari ini saya sengaja membeli mendoan. Dari tadi sudah ngiler pengen beli mendoan, tapi malas berhenti. Sepuluh mendoan sepertinya sudah cukup untuk mengganjal perut di pagi hari.

Eh, ada burung hantu. Berhenti sebentar untuk foto. Burung hantu ini milik warga yang disewakan kepada pengunjung untuk foto-foto. Bayar seikhlasnya, buat membeli makanan burung. Sejujurnya saya agak takut, makanya terlihat tegang gitu. Padahal burung ini tergolong jinak dan diikat. Jadi aman buat kita.

Oh ya, di Punthuk Setumbu itu dilengkapi dengan musholla dan toilet. Musholla bambu, kecil dan sederhana.

punthuk setumbu


Tiket masuk:

Domestik Rp 20.000
Mancanegara Rp 50.000

Video perjalanan saya menuju Punthuk Setumbu sudah tayang di channel youtube Nur Rochma. Disini teman-teman bisa melihat jalan menuju puncak Punthuk Setumbu seperti apa.  



Happy traveling!

^_^





Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

Belum ada Komentar untuk "Melihat Borobudur dari Punthuk Setumbu Seperti Negeri di Atas Awan"

Posting Komentar

Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel