Shankara Borobudur, Hotel Bintang 3 Klasik, Unik, Dekat Candi Borobudur


kolam renang

 Assalamualaikum,

Rasanya, saya seperti belum bisa move on dari liburan akhir tahun lalu? Ops... Setelah berbagai drama, akhirnya kami bisa berangkat ke Magelang. Sengaja saya memilih kota ini karena belum pernah sekalipun menginap di daerah dekat candi. Kalau sebatas lewat saja sering.


Tiba di Borobudur, saya ingin segera meluncur ke hotel saja. Eh, kalau di Traveloka namanya villa. Jalan menuju candi yang juga arah hotel padat kendaraan alias macet, saya memutuskan untuk berhenti di tempat makan. Lapar banget setelah melakukan perjalanan dari Tuban.

Disini itu banyak banget rumah makan. Tinggal pilih, siapkan dana. Pokoknya banyak pilihan. Mau yang murah atau mahal, tempatnya bagus atau seadanya, bebas! Bingung kan, mau makan dimana.

Setelah urusan makan selesai, kami mulai bermacet ria menuju hotel. Sempat kebablasan ketika mencari hotel Shankara Borobudur. Saya pikir ada penanda yang jelas, besar dan mencolok dari jalan raya. Ternyata ya ada sih, tapi entah bangaimana tetap saja tidak begitu terlihat bagi kami. Apalagi di sepanjang jalan itu banyak penginapan, resto yang berciri khas Jawa klasik.

Shankara Borobudur, Mungil tapi Asyik

taman


Saya membaca nama hotelnya tepat di jalan Baladewa. Ada dua mobil yang di parkir di halaman depan hotel. Tempat parkir ini luas, berada di tanah berkerikil kecil. Tampak dari depan, tidak ada pagar, suasana hotel yang sepi. Jauh dari ekspektasi saya. Lobby tidak terlihat dari sini. Yang ada adalah deretan sepeda jadul dan pohon natal.

“Beneran ini hotelnya? Kok kayaknya kecil gini?”

“Itu namanya bener. Ya berarti bener!”

Duh, repot amat sih! Suami segera mencari masuk ke bangunan utama. Dibalik dinding ruang terbuka yang ada sepeda tadi adalah lobby hotel. Aih, tidak ada lobby hotel seperti yang saya bayangkan. Si mbak resepsionis menerima kedatangan kami. Urusan kamar cepat kelar.

lobby shankara borobudur


Lobby ini kecil, berdekatan dengan restorannya. Menurut saya serba mungil dan terbuka. Bangunan hotel model resort/villa ini tidak terlalu luas. Kamar-kamarnya meskipun ada 4 tipe tapi tidak banyak, modelnya seperti rumah-rumah kecil gitu. Semua kamarnya luas, mulai dari 45 m2 sampai 56 m2. Cocok buat selera kami yang suka kamar luas dan bisa untuk menginap satu keluarga. Meski tetap kruntelan di kamar.

Konsep terbuka ini sudah terlihat dari depan tadi. Halaman parkir luas, demikian juga halaman di dalam, yang ditumbuhi rumput. Cuma saya yang belum paham saja. Maklum, pengalaman saya menginap di hotel masih minim. Dari lobby ini, saya bisa melihat ada halaman disamping lobby yang bisa digunakan untuk parkir mobil. Ya, kalau dari sini sepertinya lebih mudah mengangkut barang-barang di mobil.

sepeda


Akhirnya mobil di parkir di samping lobby. Tadi suami saya meminta bed tambahan, tapi tidak ada, maka kasur lipat di mobil diangkut ke kamar hotel. Baru kali ini saja, saya bisa leluasa membawa kasur lipat.

Lobby hotel meski kecil, tapi menarik. Ada satu set meja dan kursi menghadap ke resepsionis. Kemudian disamping tiang di lobby ada juga dua kursi. Namun secara langsung lobby ini menghadap ke kolam renang. Demikian juga dengan kamar-kamar yang pertama kali saya lihat, ada di samping kiri dan kanan.  Kolam renang menjadi pusat hotel. View seperti ini membuat segar, setelah kami menempuh perjalanan jauh.

Kamar Privat Shankara Borobudur

kolam renang shankara borobudur


Ya, jelas dong kamar tamu mesti privat (terjaga privasinya). Tapi yang ini beda. Kamar yang kami pesan adalah tipe Garden View Double Villa, dapatnya Pool View. Harga di peak season waktu itu 700 ribuan. Kami tidak kecewa dengan tipe kamar yang diganti tanpa kami sadari. Bahkan senang banget karena itu adalah view kolam yang paling saya suka.

Kalau ingin berenang tinggal buka pintu, langsung nyemplung. Bahkan kalau mau foto-foto dengan view kolam jadi gampang. Foto saya paling banyak adalah kolam dari berbagai angle. Nah, untungnya waktu kami datang itu, masih sepi. Serasa kolam pribadi. Tiga anak saya langsung menikmati kolam dengan lantai biru ini.

teras


Di tipe ini setiap kamar dibatasi oleh pagar batu bata yang lumayan tinggi. Ada pintu pagarnya juga. Jadi tertutup gitu. Saya bisa duduk santai di terasnya (ada kursi dan meja). Di teras ini ada kolam ikannya, memanjang sampai ke samping kamar. Kemudian ada tempat jemuran dan payung.

Karena model teras berpagar, saya bisa duduk dengan gaya seenaknya disini.  Bahkan mau lepas kerudung juga aman asal pintu pagar tertutup rapat. Tidak terlihat dari luar, karena pagarnya tinggi. Sungguh, baru kali ini saya menikmati pengalaman yang santai dan menyenangkan berada di teras.


teras


Oh ya, tempat jemuran ini penting banget buat kami. Setelah berenang di hari pertama, baju dicuci di kamar mandi sebentar. Lalu dijemur. Besoknya sudah kering. Dipakai lagi untuk renang hari itu.

Kalau kamarnya seperti apa?

Luas kamar 45 m2, terdiri dari dua ruangan yaitu kamar tidur dan kamar mandi. Kamar tidur dengan bed king size, meja kursi, teve, ya standar hotel seperti biasanya. Di lantai ada tikar rotan selebar bed. Ini dipakai anak-anak duduk sambil bermain. Kalau malam, ditaruh kasur lipat.

kamar


Sedangkan kamar mandinya, kira-kira seukuran kamar tidur. Kamar mandi ini luas karena modelnya semi terbuka. Ada bathtub, closet duduk, dan perlengkapan mandi.

Di depan tempat mandi, ada meja, cermin, wastafel, hair dryer, toiletries, rak baju dengan 5 hanger, kulkas kecil dan brankas. Masih ada satu cermin lagi yang panjang di dekat tempat mandi. Luas banget sampai anak bungsu saya bisa puas bermain di kamar mandi.

kamar mandi


Yang bikin agak horor itu karena kamar mandi ini semi terbuka. Salah satu sisi samping tidak ada dindingnya. Jadi benar-benar terbuka dan berbatasan langsung dengan bangunan kamar sebelah. Karena modelnya terbuka inilah, ada sepetak lahan untuk tanaman. Isinya cuma tanaman hijau tanpa bunga.

Pertama kali mandi rasanya aneh. Saya belum pernah memiliki pengalaman mandi di tempat seperti ini. Saya selalu menghadap ke ruang terbuka. Jelas saya khawatir dan takut. Jadi mandinya terburu-buru. Asal pakai sabun, bilas dan selesai lalu keluar.

Dengan adanya kamar mandi yang luas ini, semua baju bisa saya taruh disini. Di kamar tidur benar-benar untuk menaruh tas, snack, laptopnya anak-anak dan barang lainnya. Sehingga kamar tidak sumpek dengan baju-baju yang bergelantungan.

Oh ya, di kamar tidur itu dilengkapi dengan obat nyamuk eletrik. Biasanya hotel dengan konsep alam seperti ini banyak nyamuknya. Jadi ini untuk pencegahan. Apalagi di depan kamar ada kolam ikan. Di kamar mandi ada tanaman. Ya, genangan air dan tanaman bisa jadi tempat persembunyian yang nyaman buat nyamuk.

pendopo


Yang perlu diperhatikan, setelah membuka pintu kamar mandi hendaknya segera ditutup. Khawatir nyamuk dari luar masuk ke kamar. Untungnya selama semalam disini, kami bisa tidur nyenyak. Tidak ketemu nyamuk nakal, entah ketika tidur pulas.

Terlambat Makan Pagi, Menu Nyaris Habis

resto shankara borobudur


Pagi itu sebelum pukul 05.00 kami keluar hotel. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk berburu view menarik di sekitar Borobudur. Benar saja, sekalinya keluar, rasanya malas kembali. Sekalian saja. Sekalian keluar, nanti di hotel tinggal berenang, mandi dan berkemas untuk pulang.

Kami sudah memprediksi waktu yang dibutuhkan selama keluar hotel. Perkiraan kami, pukul 09.00 sudah tiba di hotel lagi. Faktanya tidak seperti itu! Kami hanya berkunjung ke Punthuk Setumbu dan candi Borobudur, rasanya cuma sebentar. Tiba di hotel hampir pukul 10.00, artinya nyaris jam makan pagi usai.

“Mbak, masih bisa breakfast?” tanya saya kepada mbak resepsionis.

‘Masih,” jawab si mbak.

Saya segera mengambil kupon dan pesan kupon tambahan. Untuk anak kecil bisa menambah Rp 33.000. Saya sadar makan di jam seperti ini artinya menu sudah banyak yang habis.

Resto sudah sepi. Saya merasa sebagai tamu terakhir yang makan. ketika saya sedang makan, si mbak hotel beres-beres menu yang sudah habis. Jadi tidak ada tambahan menu lagi. Saya dan keluarga bersyukur masih bisa menikmati menu disini. Sayang, sayuran untuk salad kurang bersih mencucinya. Soal rasa, biasa saja.

Shankara Borobudur Dekat dengan Tempat-Tempat Wisata

candi borobudur


Salah satu yang menjadi perhatian saya ketika memilih hotel ini adalah tempat yang strategis yaitu tempat makan, tempat rekreasi, bahkan kalau bisa juga tempat ibadah. Sebenarnya pengen memilih hotel di kotanya, tapi kemudian penasaran saja kalau dekat tempat wisata seperti apa?

Menyenangkan! Meski awalnya saya ragu, jauh dari ekspektasi, ternyata setelah keliling hotel dan menginap, justru saya betah. Apalagi hotel ini dekat dengan beberapa tempat wisata seperti Punthuk Setumbu (5 km), Candi Borobudur (1,6 km) dan Candi  Mendut (2,5 km). Ketiga tempat ini kami tempuh kurang dari 15 menit dengan mobil. Kalau ke Gereja Ayam, desa wisata juga dekat, bisa terlihat dari Punthuk Setumbu. Begitu juga candi Pawon yang lokasinya dekat dengan candi Borobudur namun karena waktu terbatas, kami tidak berkunjung ke semua tempat itu. Hanya tiga tempat yang saya sebut pertama itu saja sambil menikmati hotel sepuasnya. 

Note:

Kalau ingin ke masjid terdekat, bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar 5 menit. 



Review Shankara Borobudur Hotel sudah tayang di channel youtube saya. Silakan mampir ya!

Happy staycation!

^_^



Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

5 Komentar untuk "Shankara Borobudur, Hotel Bintang 3 Klasik, Unik, Dekat Candi Borobudur"

  1. Request ketep pass mbak? Atau de villa cetho? Hehe.. Ini yang komen mungkin kurang kerjaan kali ya. Saya sampai belum kesampaian kesana. Atau glamping di the lawu park perlu dicoba itu.

    BalasHapus
  2. wah halamannya asri dan hijau ya, bikin adem mata

    BalasHapus
  3. Aku malah belum pernah ke Puthuk setumbu mba.. padahal lumayan deket dr rumah. Klo Borobudur...capek aku kelilingnya...luas bngt. Mana nggak boleh bawa masuk cemilan

    BalasHapus
  4. Aduh bagus banget hotelnya mba, kalau ada kolam renang begitu anak-anak pasti suka. Apa lagi dekat dengan tempat wisata. Semoga saya ada kesempatan kesana nantinya ^^

    BalasHapus
  5. Kamar mandi outdoor gitu kok ya bikin mikir kalo mau pipis hehehe

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel