Tips Agar Anak Doyan Makan Sayur
Assalamualaikum,
Saya dan si sulung terlibat dalam obrolan ringan. Ngobrol ngalor-ngidul yang berakhir dengan tema makanan. Kemudian anak ini berkata, “Temanku orang gunung tapi nggak suka sayur. Eh, ada juga temanku sini nggak doyan ikan. Lha, kita kan orang pesisir, ikan berlimpah, banyak pilihan, murah meriah. Kurang apa coba?”
Asal daerah kita seperti di pegunungan yang banyak sawah dan kebun tidak menjamin anak doyan makan sayur. Begitu pula, orang pesisir pasti suka makan ikan. Tidak juga! Tapi saya ingat ada teman saya yang tidak suka sayur kemudian berubah suka. Karena sudah berkeluarga dan memiliki anak, masalah tidak suka, tidak doyan menjadi berubah. Ya, berubah karena kesadaran penuh. Kesadaran akan pentingnya manfaat bahan makanan tersebut untuk kesehatan.
Tak kenal sayur maka anak tak doyan makan sayur
Sempat berpikir mengapa tidak suka sayur, padahal enak saja. Sama seperti buah dan ikan. Banyak pilihannya. Soal rasa, nanti kalau diolah atau dimakan bersama makanan lainnya, pasti rasanya akan meningkat. Lebih enak.
Sebelum mencari cara agar anak suka sayur, saya lebih suka melihat latar belakangnya. Seperti kasus suami saya. Tidak banyak sayur yang dikenal maka tidak begitu suka. Wajar saja karena sejak kecil tidak dikenalkan dengan berbagai sayuran. Kondisi ekonomi dan wawasan orang tua bisa jadi akan mempengaruhi anak dalam mengenal sayur-sayuran.
Saya percaya, orang tua akan memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Termasuk makanan. Selain halal, orang tua harus mengetahui bahwa sayur berperan penting dalam tumbuh kembang anak. Sayur memiliki banyak manfaat untuk menjaga kesehatan.
Dengan pemikiran ini, saya berusaha memperkenalkan berbagai sayur kepada anak-anak sejak bayi. Sehingga anak-anak kenal dan terbiasa dengan aneka sayur.
Agar anak doyan makan sayur
Mengenalkan sayur sejak dini
Mengajak anak memilih sayuran yang akan dimasak
Berkreasi dengan aneka sayuran
Memberikan contoh
Makan bersama
Saya ingat dulu susah banget menyuapi anak-anak. Berbagai alasan penolakan, berbagai macam siasat saya lakukan untuk memasukkan makanan ke dalam mulut anak-anak. Satu makanan ditolak, saya tidak mau menyerah. Begitu saja, kadang saya merasa hopeless, tapi ingat bahwa anak adalah amanah, maka saya harus kuat.
Dalam keluarga saya, sayur itu penting banget. Hampir setiap hari bisa dipastikan makan sayur. Kalaupun tidak biasanya sedang traveling atau jarang di rumah sehingga makannya suka kacau. Atau ketika saya sedang sakit, makan seadanya dan sebisanya saja.
Namun kalau tidak adalasan yang masuk akal, rasanya aneh saja kalau saya tidak makan sayur. Sehari tidak makan sayur rasanya seperti ada yang kurang. Entahlah, sudah terbiasa saja, jadi serasa ada yang kurang. Untungnya anak-anak pasti mengingatkan kalau kami mulai tidak makan sayur.
Jangan lupa untuk mencari resep-resep menarik agar tidak bosa dengan menu yang itu-itu terus. Selain itu saya suka menyembunyikan sayur. Kadang memang saya sengaja untuk menyembunyikan sayur agar rasanya bercampur dengan bahan lainnya. Juga agar tidak monoton saja. misalnya ketika membuat telur dadar, bisa kok ditambahkan bawang prei, jamur, kubis atau wortel. Tidak semua dimasukkan dalam satu kocokan telur dadar. Bagi saya cukup satu atau dua macam.
Juga ketika membuat kudapan untuk keluarga. Misalnya risol, martebak kecil, macaroni schotel dan lainnya. Saya memasukkan potongan-potongan sayuran agar tidak membosankan. Soal rasa, tetap enak. Justru dengan cara seperti ini, sayuran semakin dekat dengan anak-anak, semakin bisa diterima.
Kalaupun
malas, berat dan tidak ada banyak waktu untuk memasak sayur, minimal saya siap
dengan timun sebagai lalapan. Segar! Nah, timun ini biasanya ada di kulkas
saya. Karena saya suka nyetok saja. Kadang timun langsung saya makan setelah
dikupas dan dicuci. Selain timun ada tomat, selada, kubis juga yang bisa
langsung dimakan setelah dicuci bersih. Tetap ada solusi ketika kita butuh
sayur. Jadi, jangan ragu untuk mencoba tips agar anak doyan makan sayur.
^_^
Ini anakku bangetttt, trutama yg sulung, paling susah makan sayur :D. Sampe pusing sbnrnya nih anak maunya apa. Udh aku ksh option dia aja deh yg pilih sayurnya. Pernah bilang suka wortel, tp pas dimasakin, makannya bisa LBH dr setengah jam -_- .akhirnya mau ga mau aku tungguin mba tiap makan. Biar beneran dimakan, bukan diem2 dibuang :p
BalasHapusKalo adiknya mudah. Jd aku ga terlalu kuatir makan dia.
Tapi kalo diinget2 pas kecil aku termasuk yg ga doyan sayur. Tapi setelah kuliah tuh, jd suka bangettttt. Sampe skr malah doyan, lalapan mentah Ama sambel, itu aja udh cukup :D. Jd aku berharap, makin gede anakku bisa makin suka :D.
Ini mirip anakku yang bungsu. Makan gak habis-habis eh kemudian habis. Ternyata oh ternyata dia buang makanannya. Kalau gelagatnya mencurigakan, makannya lama dan kelihatan malas, mending aku tungguin biar nggak dibuang-buang.
HapusWahh makasih tipsnya ya mbak, bentar lagi anakku mpasi, aku mau kasih menu lengkap terus, mau ngenalin dia ke semua jenis makanan biar gedenga ga picky eater, mudah2an aja ga banyak drama hehehe
BalasHapusAamiin. Orang tua kudu punya stok sabar menghadapi anak kecil. Semoga tidak ada drama makan.
HapusAnakku yang gede...cowok...susah bngt maem sayur. Hanya sayur tertentu yang dia mau..akhirnya masaknya itu lagi..itu lagi...
BalasHapusKlo yang cewek lumayan mau mba, yaitu tak kenalin sayur sejak kecil. Sering lihat aku makan sayur juga. Klo yang gede...mungkin Krn sejak kecil picky
aku ay sudah memperkenalkan sejak dini, entahlah anak keduaku sampai dewasa ya gak suka sayur kecuali pecel, lotek, gado2
BalasHapusSaya waktu masih anak-anak tergolong anak yg jarang makan sayur loh, mbak. Kurang suka.
BalasHapusSampe skrng, sih... Eheheh