Berteman dengan Penyakit Skoliosis atau Tulang Bengkok
Assalamualikum,
Saya baru tahu ada penyakit bernama skoliosis itu setelah berkali-kali berobat ke rumah sakit akibat patah tulang ekor. Cuma patah tulang ekor, tidak ada yang lain. Tapi nyerinya tidak tertahankan.
Awalnya saya jatuh terpeleset. Saya berobat ke dokter tulang dan hasilnya masih sakit. Okelah kalau saya sudah mengonsumsi obat pereda nyeri dari beberapa dokter untuk mengurangi sakit di sekitar tulang ekor. Namun kenyataannya rasa sakit itu belum berkurang. Justru bertambah karena tubuh saya tidak tahan dengan obat pereda nyeri. Ya, obat pereda nyeri ini membuat asam lambung saya meningkat meski sudah diberikan obat lambung. Jadi rumit, kan?
Masalah sakit ini berlarut-larut hingga saya sulit beraktivitas seperti biasanya. Buat jalan sakit, duduk juga. Argh...saya curiga, namun saya masih bingung mencari penyebabnya. Diantara rasa putus asa ini, saya berpikir untuk berobat di kota lain dengan maksud ada second opinion. Tara... penyakit saya bertambah, skoliosis.
Informasi penyakit skoliosis
Scoliosis atau disebut juga tulang bengkok adalah gangguan atau kelainan tulang belakang yang ditandai dengan kelengkungan abnormal. Normalnya, tulang belakang membentuk kurva dari bahu ke bawah dan terlihat lurus dari belakang. Tulang hanya terlihat melengkung jika dilihat dari samping. Sedangkan bagi penderita skoliosis, tulang terlihat melengkung ke samping meski dilihat dari belakang. Lengkungan ini biasanya membentuk huruf S atau C.
Skoliosis ini ada kentara dan tidak. Jika derajat lengkungannya sedikit maka tidak terlalu sakit. Berbeda dengan saya yang menderita skoliosis dengan sudut lengkungan 45°. Dari foto rontgen saya terlihat ada lengkungan di tulang belakang sebelah kanan. Capek sedikit atau salah posisi entah duduk, kebanyakan jalan, dsb bisa mengakibatkan rasa nyeri.
Jujur saya kaget. Mengapa tiba-tiba bisa sebanyak itu? Apa yang sudah saya lakukan atau alami sampai seperti ini? Mengapa ini rasanya seperti tiba-tiba?
Saya bingung. Beberapa opsi yang ditawarkan oleh dokter tidak cukup menjadi alasan penyakit saya. Tapi...saya tidak mau terlalu memikirkan “mengapa begini dan begitu”. Saya ingin segera mendapatkan perawatan, setidaknya tujuan saya adalah untuk mengurangi rasa nyeri segera terwujud.
Gejala skoliosis
Untuk gejala skolisis bisa bermacam-macam contohnya:
- Tubuh condong ke satu sisi
- Salah satu bahu lebih tinggi
- Salah satu tulang belikat tampak menonjol
- Tinggi pinggang tidak rata
Pada skoliosis yang saya alami, gejalanya adalah rasa nyeri di area pinggang. Karena skoliosis atau tulang yang melengkung terjadi di daerah pinggang. Keadaan tulang belakang saya tidak seimbang. Kalau pada umumnya tulang belakang terlihat sedikit menonjol, justru area skoliosis saya rata. Sekilas, tubuh saya masih terlihat proporsional.
Karena rasa nyeri ini saya tidak bisa berlama-lama duduk. Sebentar saya tulang belakang, pinggang cekot-cekot. Padahal saya sering menghadiri acara-acara yang butuh waktu lebih dari sejam. Belum lagi kalau lagi asyik memasak di dapur atau sedang mengetik. Bisa betah berjam-jam. Namun sejak jatuh itu saya tidak bisa seenaknya duduk apalagi berlama-lama. Bisa dibayangkan saya mesti gonta-ganti posisi duduk agar nyaman. Saya juga berusaha mencari sandaran. Meski seringkali ketika ada acara saya kena omel orang-orang, karena bagaimanapun saya tak sanggup duduk lama tanpa bersandar. Sakitnya tuh disini, di pinggang...sampai kalau mau berdiri susah.
Mungkin benar apa yang dikatakan dokter bahwa skoliosis saya sudah terjadi dalam kurun waktu lama namun saya tidak menyadari. Mungkin juga ketika saya jatuh terpeleset hingga patah tulang ekor, skoliosis saya makin parah. Disitu saya merasa sakit tidak melulu dengan pertanyaan “mengapa”.
Penyebab skoliosis
Penyebab skoliosis ini tidak diketahui secara pasti. Dokter rehabilitasi medik pernah mengatakan bahwa posisi seseorang ketika duduk, misal melengkung bisa menyebabkan tulang bengkok. Karena kebiasaan duduk ini berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Begitu juga ketika kita mengalami kecelakaan. Nah, beberapa faktor berikut bisa jadi penyebabnya juga.
- Cedera tulang belakang
- Infeksi tulang belakang
- Bawaan lahir (skoliosis kongenital)
- Bantalan dan sendi tulang belakang yang aus karena usia (skoliosis degeneratif)
- Gangguan saraf dan otot (skoliosis neuromuskular)
Pada kasus saya ini, kurang paham penyebabnya. Karena awalnya saya jatuh adalah karena terpeleset. Namun dokter saraf maupun dokter rehabilitasi medik mengatakan bahwa skoliosis yang saya alami sudah berjalan dalam kurun waktu lama.
Bisa jadi kemungkinan saya pernah jatuh sebelum-sebelumnya. Saya menceritakan kasus skoliosis ini kepada bapak saya. Bapak justru menyangkal bahwa saya pernah jatuh sewaktu kecil. Lalu saya merunut masa lalu. Saya ingat pernah jatuh dari motor sekali. Kejadiannya sudah lama sekali. Tidak ada sakit punggung atau tulang belakang. Justru yang sakit adalah tangan kiri. Saya berkali-kali dipijat oleh tukang pijat urut dan sampai sekarang tidak ada masalah dengan tangan saya. Semoga saja memang benar-benar tidak ada masalah lagi.
Skoliosis ini bisa ringan namun jika dibiarkan bisa berkembang menjadi parah. Faktor usia bisa menjadi alasan bahwa tulang tidak bisa dengan mudah diperbaiki. Jika derajat lengkungan semakin banyak akan menekan organ tubuh lainnya. Bisa terjadi gangguan di jantung, paru-paru atau tungkai menjadi lemah.
Pemeriksaan skoliosis
Setelah bolak-balik periksa di dokter tulang saya tidak tahu lagi harus periksa kemana. Waktu itu saya merasa cukup sulit untuk mengetahui penyakit saya. Karena diagnosa awal kan patah tulang ekor. Tiga kali periksa ke dokter tulang juga hasilnya sama saja.
Nah, ketika saya tiba di Gresik dan mulai pemeriksaan dari awal, yaitu foto rontgen akhirnya terlihat juga masalah yang sedang saya hadapi. Sedangkan tulang ekor saya tidak ada masalah karena tulang yang kecil ini akhirnya bisa pulih. Tidak ada tindakan apapun, cukup istirahat dan biasakan untuk duduk di tempat yang empuk. Kalau tidak bisa atau tidak ada kursi empuk, sebaiknya membawa bantal kecil buat dudukan.
Ok, lanjut ya...
Pemeriksaan skoliosis dilakukan oleh berdasarkan keluhan pasien. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan permintaan pemeriksaan penunjang. Kalau saya cukup dengan hasil foto rontgen. Dari sini terlihat foto tulang saya dan ada lampiran tentang data hasil pemeriksaan. Semuanya bisa ditanyakan kepada dokter, ya. Kalau saya yang baca cuma bisa mengira-ngira saja. Banyak tidak tahunya, sih.
Setelah mendapatkan hasilnya, dokter akan melakukan tindakan (terapi untuk pasien). Untuk terapi yang pernah saya lakukan, akan saya tulis pada episode berikutnya ya.
Mohon maaf tidak bisa melampirkan foto rontgen saya, ya. Semoga tulisan ini bermanfaat buat teman-teman yang ingin mencari informasi seputar skoliosis.
^_^
Sumber bacaan:
https://www.klikdokter.com/penyakit/skoliosis
https://www.alodokter.com/skoliosis
https://www.halodoc.com/kesehatan/skoliosis
Sumber gambar:
republika
memang kalau jatuh itu banyak akibatnya, apalagi kalau jatuh tak ada tanda2 sakit, membuat kita menjadi gak kontrol. spt temanku jatuh terpleset hanay tangan yg terkilir krn sakit yang lain tidak terasa apa2, ternyata lama2 setelah jatuh dia malah gak bisa bangun . setelah dirontgen ada serpihan tulang belakang yang menjepit syaraf
BalasHapusYaa allah, ternyata engga boleh dianggap remeh ya, mak, kalau kita pernah jatuh atau kecelakaan. Karena ternyata efeknya cukup parah, ya.
BalasHapusSyafakillah laba'tsa thourun yaa, mak. Semoga allah lindungi Mak di manapun dan kapanpun. Aamiin
Meskipun sedang menderita skoliosis tapi saat bertemu kelihatan sehat dan seger lho mbak. Moga cepat diberikan kesehatan mbak
BalasHapusWaaah serem juga ya mbaaa. Krn jatuh pun bisa memperparah kondisinya. Temenku ada yg skoliosis, tp kayaknya dr kecil. Dan dia pake alat khusus gitu di balik bajunya, yg berfungsi menyangga tulang punggung sepertinya. Harus rutin dipake.
BalasHapusKarena susah juga dideteksi bagi yg ga parah, berarti ada kemungkinan akupun bisa aja kena yaaa. Kdg2 ngerasa kalo duduk kelamaan di lantai tapi, pas bangun itu sakit, sampe ga bisa tegak. Harus nunggu beberapa saat. Aku ga tau juga itu Krn efek usia ato memang ada yg salah dengan punggung... -_-
Ya ampun, perkara terpleset malah jadi skoliosis ya mba, ga ngebayangin nyerinya sih, soalnya biasanya kalau nyeri tulang itu sakit banget, semangat terus ya mba
BalasHapusSaya termasuk yang menderita skoliosis dari SD. Baru tahu ada kelainan tulang belakang tersebut ketika SMA kelas 2 saat belajar biologi yg isinya tentang tulang. Tp saat itu juga minim info soal terapi tulang. Barulah ketika sudah masuk kerja, tahu ada klinik2 chiropractic gitu. Cuma pada saat itu, sudah menerima keadaan dan keadaan skoliosis saya tidak "berulah". Baru2 ini nih, menginjak awal-awal 30-an mulai deh sering salit pinggang kalau duduk kelamaan di lantai tanpa alas. Padahal lesehan kan adem.. 😄
BalasHapusHalo mbak Nurrochma 😊 Kalau aku udah 3x kambuh dalam 6 tahu belakangan...di rumah bisa ngesot2, dari posisi duduk ke berdiri cuma geser bokong aja super keringetan bisa puluhan menit. Kata dokter ortopedi, sakitku ini karena bantalan tulang punggung lemah kurang bisa menopang badanku. Duluuuu2 iya sih pernah jatuh dari motor, terpeleset dll cuma kelar diurut doang dan ga berasa apa2, beres. Akhirnya sembuh dg fisioterapi berkala dan minum obat. Pola makan, gaya hidup dll yang utama berat badan wajib dikontrol dg BB ideal dan maksimal sekian kg. Jadi bertahun2 aku nimbang mulu hampir tiap hari wkwkwkwkw... Alhamdulillaah masih waras dan sehat. Eh, sedia korset juga jaga2 buat bepergian, punya bantal es pula 😁 Sehat2 selalu ya aamiin 🤗
BalasHapus