Review Buku Jurus Sehat Rasulullah, Hidup Sehat Menebar Manfaat

 

buku jurus sehat rasulullah

Assalamualaikum,

Suatu hari suami meminta saya untuk membeli buku Jurus Sehat Rasulullah. Saya pikir buat apa beli buku itu! Toh saya sering membaca postingan dr. Zaidul Akbar di media sosial. Paling juga sama.

 

Kalau cuma buat mencari resep-resep Jurus Sehat Rasulullah (JSR) gampang, kok. Tinggal buka instagram atau you tube bakal ketemu juga. Plus ada komentar para pengikutnya. Terutama yang sudah merasakan manfaatnya, biasanya akan menulis panduan resep untuk mengobati penyakit atau resep diet. Apapun itu tentang JSR mudah saja dicari.

Tapi kemudian saya tergelitik, ya siapa tahu ada hal lain di buku itu yang tidak ada di postingan media sosial. Tanpa membaca reviewnya, saya mencari harga yang murah di marketplace (shopee) dan pesan. Hari berikutnya, buku sudah mendarat cantik di kantor suami. Jadi, buku Jurus Sehat Rasulullah ini seperti yang saya bayangkan atau tidak? Ehm... ini review singkatnya!

Judul buku: Jurus Sehat Rasulullah

Penulis: dr. Zaidul Akbar

Jenis Cover: hard cover

Ukuran kertas: 35,5 cm x 25,5 cm

Halaman: 336 halaman

Penerbit: PT. Sigma Media Inovasi

Mengapa Menggunakan Istilah Jurus Sehat Rasulullah?

Dalam Kata Pengantar Jurus Sehat Rasulullah, dijelaskan penggunaan istilah Jurus Sehat Rasulullah yang diadopsi dari thibbun nabawi. Mari kita simak!

“Buku Jurus Sehat Rasulullah dihadirkan sebagai sebuah ikhtiar untuk mengenalkan pola-pola kesehatan Rasulullah kepada masyarakat. Tentunya pola kesehatan tersebut masih update dengan masa kini. Dalam buku ini, dijelaskan bahwa cipataan Allah merupakan sarana kesehatan manusia. Sarana itu juga didukung oleh pengembangan teknologi masa kini.

Mengapa menggunakan istilah Jurus Sehat Rasulullah? Secara umum, umat Islam sudah mengenal thibbun nabawi. Namun thibbun nabawi cenderung tidak terlalu bersinergi dengan pengobatan modern. Maka dari itu, terpikirlah ide “mengganti” istilah thibbun nabawi dengan Jurus Sehat Rasulullah. Kami mencoba menggabungkan konsep kesehatan Rasulullah, pengembangan teknologi serta ciptaan Allah. Semua konsep itu dijalankan untuk tujuan mendekatkan diri kepada Allah serta menjalankan sunnah Rasulullah. Perlu diketahui bahwa Rasulullah adalah manusia paling sehat yang bisa kita jadikan panutan.

“Wahai hamba-hamba Allah, berobatlah kalian. Sesungguhnya Allah tidak akan menciptakan penyakit kecuali bersama obatnya.” (HR At Tirmidzi)

“Maka berobatlah kalian dan jangan berobat dengan sesuaitu yang haram.” (HR Abu  Dawud)

Dari hadits tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang berpeluang dapat menyembuhkan dengan izin Allah dan halal secara fikih serta tidak syirik dapat digolongkan sebagai thibbun nabawi.

Dr. Zaidul Akbar berusaha menerapkan pola hidup sehat yang diistilahkan Jurus Sehat Rasulullah (JSR), sejalan dengan spirit thibbun nabawi atau gaya hidup sehat yang dilakukan oleh Rasulullah. Contohnya bekam, sebelum Rasulullah diutus menjadi rasul, pengobatan ini sudah dikenal di Cina. Setelah Rasulullah mendapat wahyu, bekam itu obat terbaik dengan titik-titik yang disebutkan dalam hadits, bekam jadi tergolong thibbun nabawi.

Obat-obatan tradisional atau herbal lokal yang ada dimanapun diluar jazirah Arab, jika seandainya ada pada zaman Rasulullah dan dipandang bermanfaat untuk kesehatan, mungkin saja beliau sebut dalam haditsnya, sebagaimana habbatussauda. Oleh karena itu, Rasulullah menyampaikan pesan secara umum agar kita boleh melakukan pengobatan dengan cara halal dan tidak mengandung unsur syirik, takhayul atau khufarat.”

Jadi, sebanarnya sama saja jika kita menggunakan herbal lokal untuk mengobat suatu penyakit. Seperti rempah-rempah yang melimpah di Indonesia ini bisa dianggap thibbun nabawi juga.

Isi buku Jurus Sehat Rasulullah

Jujur saja, pikiran saya berpacu ketika membuka bungkus buku ini. Apalagi kalau bukan untuk mencari resep-resep makanan hingga ramuan untuk pernyakit tertentu dan untuk hidup sehat. Saya membayangkan ada ramuan untuk meredakan sakit batuk atau nyeri lambung. Tapi segala kemungkinan itu akhirnya luruh. Tidak ada resep rempah-rempah untuk penyakit tertentu.

Oke, saya mungkin keterlaluan dengan banyak ekspektasi. Tapi buku ini menjawab sebagian rasa penasaran saya. Buku ini banyak mengulas tentang bahan makanan hingga herbal untuk kesehatan. Contohnya tentang produk olahan. Kita mengenal proses mengolah makanan dengan merebus, membakar, mengukus dan menggoreng. Bagaimana kita menyikapi semua proses pengolahan makanan tersebut? Apakah kita harus mengonsumsi semua makanan yang sudah diolah? Apakah harus menyeimbangkan antara makanan mentah dan olahan? Ataukah kita bebas saja mengonsumsi semua makanan?

Jujur saja, buat orang awam, semua makanan asalkan halal bebas dikonsumsi. Tapi bagaimana dengan tubuh kita? Apakah tubuh kita memang membutuhkan semua makanan tersebut? Atau kita masa bodoh saja? Yang penting bisa makan!

Oke, saya berikan sedikit gambaran dari buku Jurus sehat Rasulullah, halaman 5-6 berikut ini.

“Makanan yang diolah mulai dari dikukus, rebus, bakar, atau goreng juga dapat mengganggu sistem kerja enzim. Maka dari itu, para ahli nutrisi menyarankan agar dalam sehari ada makanan mentah yang kita konsumsi supaya enzim tetap aman. Dianjurkan juga untuk mengonsumsi buah-buahan setiap hari.

Kandungan gizi dari makanan yang dibakar dan digoreng sudah banyak berkurang. Maka dari itu, bagi yang suka makanan yang dibakar atau digoreng, perbanyaklah mengonsumsi sayuran dan buah.

Selain itu kita bisa menjaga enzim dalam perut kita agar tetap stabil dengan mengonsumsi dua buah jeruk nipis atau lemon. Peras dan ambil airnya. Lalu tambahkan beberapa sendok madu dan air hangat hingga cukup manis dan bisa diminum. Minum setiap hari terutama pagi hari setelah bangun tidur.”

Buku ini isinya kaya. Berbagai makanan termasuk buah-buahan diulas secara lengkap baik kandungan, manfaatnya hingga dalil dari hadits shahih. Ada juga herbal lokal (rempah) mulai dari ketumbar, sereh, cengkeh, kayu manis, bunga lawang, kapulaga. Lalu rimpang seperti jahe merah, kunyit, lengkuas, kencur dan temulawak.

Pengobatan suatu penyakit selain dengan mengonsumsi makanan juga bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti ruqyah dan bekam.

Kelebihan dan Kekurangan buku Jurus Sehat Rasulullah

Kelebihan

Banyak yang bisa kita dapatkan dari buku ini. Terutama kita harus memahami secara benar, tentang bagaimana pengobatan yang baik dan sesuai syariat, bahan-bahan alami yang digunakan, kandungan dan manfaatnya. Beberapa bagian menyebutkan pengobatan untuk menyakit tertentu secara jelas dengan takaran bahan-bahannya.

Inti dari pengobatan dan hidup sehat ala Rasulullah (JSR) adalah adalah agar tubuh kita sehat dan memberikan manfaat. Disini kita diingatkan berkali-kali bahwa semua dilakukan itu adalah demi menaati Allah dan RasulNya. Efeknya adalah sehat qalbu dan raga.

Kekurangan

Seperti di awal saya ingin banyak mendapatkan resep obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit tertentu, namun bukan itu yang saya dapatkan. Oke, saya tidak mendapatkan secara komplit dan jelas. Namun saya makin mengerti bahwa justru yang ditulis di buku ini lebih luas dari sekedar mengobati penyakit.

Akhir kata, kesehatan meliputi qalbu dan raga. Kesehatan qalbu diperoleh dari kebaikan-kebaikan yang dilakukan. Sedangkan kesehatan raga didapat dari makanan dan minuman yang halal, sehat, thayyib dan tidak berlebihan. Hidup sehat dengan menyeimbangkan keduanya sehingga bisa menebar banyak manfaat untuk umat.

Semoga bermanfaat!

^_^

 

 

 

Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

Belum ada Komentar untuk "Review Buku Jurus Sehat Rasulullah, Hidup Sehat Menebar Manfaat"

Posting Komentar

Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel