Review Buku Perikardia, Curhat dr. Gia Pratama di Dunia Medis
Assalamualaikum,
Saya paling takut melihat darah berceceran. Ngeri-ngeri gimana gitu. Pernah beberapa kali anak-anak terluka dan berdarah, namun rasanya saya ingin kabur saja. Ini seperti ibu yang tidak bertanggung jawab saja. Selama ada ayahnya, pasti diurus dengan baik. Sementara saya, tahan-tahan, saya harus kuat menghadapi ini.
Lalu ketika saya membaca buku Perikardia, rasanya semua ketakutan bersatu. Biasanya saya suka membaca buku dalam sekali duduk atau sekali malam, namun ini tidak berlaku pada Perikardia. Ya, karena saya harus bisa menahan diri untuk tidak ikut merasakan nyeri seperti adegan-adegan pasien yang kesakitan di rumah sakit.
Beberapa kisah dalam Perikardia sudah pernah saya baca di twitter. Dr. Gia ini aktif dengan twitter dan instagram. Tak jarang membagikan cuitannya tentang kisahnya juga kesehatan. Jadi, penasaran seperti apa isi buku Perikardia?
Judul :Perikardia
Penulis: dr.GiaPratama
Penerbit: Mizania
Tahun: 2019
Halaman: 326 halaman
Perikardia, Curhat dr.Gia Pratama
Buku ini banyak bercerita tentang seluk-beluk tenaga medis yaitu dr. Gia Pratama. Dulu dr. Gia bercita-cita menjadi astronout. Diinspirasi oleh papanya yang seorang penerbang. Dia ingin melihat hamparan bumi yang indah dari kejauhan. Impian yang memenuhi kepalanya lebih dari dua dekade.
Semua berubah saat Gia masuk Fakultas Kedokteran. Menjadi dokter? pikirnya berulang-ulang. Saat koas, Gia ditempatkan di kota yang tidak dikenalnya, Garut. Kesempatan itu membuat pikirannya semakin terbuka.
Kehidupan yang nyaman, serba cukup, praktis dan nyaris tidak terbayang susahnya hidup, saat koas semuanya berubah. Gia yang awalnya terpaksa melakukan pengabdian masyarakat, mendapatkan pelajaran berharga dan menakjubkan.
Bersama teman-temannya, mereka saling membantu siapapun yang membutuhkan pertolongan. Saling mendukung, menggali kenyataan tentang tubuh manusia yang indah dan mengingat tanggung jawab untuk menjaganya.
Ada banyak kisah saat dia koas hingga bekerja di sebuah rumah sakit, perjalanan bersama keluarga, perkenalannya dengan istir hingga pertolongan dr. Gia kepada daddy (bapak mertuanya). Semua ditulis dengan bahasa yang ringan. Eits, tapi banyak bertebaran isitlah kedokteran yang begitu asing. Namun itu tidak menjadi masalah karena istilah-istilah tersebut diberi keterangan pada catatan kaki. Jadi pembaca bisa sekaligus mengintip keterangannya.
Agak ngilu ketika membaca kasus pasien-pasien disini. Karena kasus mereka ini termasuk yang membahayakan nyawa. Jadi mesti segera mendapatkan pertolongan.
Kasus pasien dimulai dengan judul “Goblet of Undian”.
“Kami lagi kumpul keluarga, Dok. Dia lagi main game di ponselnya, tiba-tiba dia merasa kesakitan di bagian dada, sampai sulit bicara. Tangan kirinya juga sakit, sampai susah digerakkan. Kami bawa kesini, terus tadi di mobil pas udah mau sampai sini, dia nggak sadar.” (Perikardia, hal 8)
Dari kasus ini saya ikut deg-degan, bagaimana tenaga medis bergerak cepat demi menyelamatkan nyawa pasien. Bagaimana perawat-perawat dan dokter bekerjasama dan berpacu dengan waktu. Adegan demi adegan seolah nyata di depan saya.
Ini adalah pasien jantung coroner termuda yang pernah ditangani oleh dr. Gia. Pada pasien inilah dr. Gia ingin sekali menyembuhkannya. Ada perasaan lega saat pulang dari rumah sakit. Juga senang karena sekarang ada yang menunggunya di rumah. Sang istri, Syafira.
Satu quote yang menarik di bab Ujian Tingkat Dewa. Dr. Gia semakin menyadari perannya sebagai seorang dokter. “Bagian tersulit menjadi dokter adalah saat kita dianggap “Dewa” oleh banyak orang, tapi di titik tertentu tidak mampu dan tidak berdaya sama sekali untuk mencegah penderitaan, kesakitan dan kematian, sekalipun itu terjadi pada orang yang saya kasihi. Itulah yang menjadi kepedihan yang luar biasa bagi seorang dokter, dan itu diperparah oleh kenyataan bahwa orang yang saya kasihi itu banyak.” (Perikardia, hal 325)
Kelebihan dan Kekurangan Perikardia, Curhat dr.Gia Pratama
Kelebihan
Secara keseluruhan saya suka dengan buku ini karena memberikan pengalaman yang berbeda. Lebih tepatnya pengetahuan dunia medis yang dikemas secara ringan. Ya, mesti sering bolak-balik melihat catatan kaki, saya rasa masih wajar. Buat orang awam seperti saya, ini sebuah dunia yang beda saja.
Meski Perikardia bercerita tentang dunia medis, namun bukan berarti disini banyak tips yang berhubungan dengan kesehatan. Tidak banyak, tapi memang ada sisipan di bagian akhir buku yang memuat tips-tips kesehatan. Dengan #sayangidirimu dr. Gia berbagi info tentang Bakteri dan Virus. Ada 7 halaman yang membuat perkembangbiakan virus hingga mejadi penyakit yang menguasai tubuh kita.
Kekurangan
Kalau novel, ini menggunakan alur maju mundur. Tapi ini bukan novel, melainkan buku tentang kisah seorang dokter yang berjuang untuk menyelamatkan pasien-pasiennya.
Happy reading!
^_^
Halo mba, terima kasih reviewnya ya. Aku lg mau cari review buku perikardia ini, eh ketemu reviewnya disini :)
BalasHapus