Alasan Anak Tidak Mau Makan




Seperti biasa pagi hari adalah saat yang penuh drama. Emak-emak, ibu-ibu, mama-mama, bunda-bunda yang mempunyai balita sering merasakan keadaan seperti ini, bukan? Kadang-kadang sampai membuat emosi naik tak terkendali. Aih, sudahlah para ibu pasti punya jurus jitu menangani anak-anaknya.


Dimulai dari bangun tidur, anak-anak yang kelaparan merengek-rengek. Atau segera mencari sesuatu yang ada di meja makan, lemari es, atau sembarang tempat yang mengandung unsur makanan. Sementara ibu ngapain?

Jelas saja, saya juga sibuk menyiapkan makan pagi beserta printilannya dan perlengkapan anak-anak. Khusus yang sudah SD menyiapkan sendiri barang-barangnya.

Tapi namanya juga anak-anak. Kadang-kadang rajin kadang juga malas. Kadang-kadang saya ngomong sekali langsung dituruti, kadang sampai berkali-kali tidak ada reaksi. Bete to the maks! (Ayo ngaku deh, ibu-ibu juga pernah mengalami ini keadaan ini bukan?)

“Dek, jangan makan jajan banyak-banyak. Minum air putih ya.” Perintah saja berlalu bagai angin. Tangan kecilnya mencomot kue-kue dalam toples.

Dia sedang lapar. Tapi kok tidak kunjung berhenti ya? Saya kasih peringatan lagi.

Apa hasilnya? Si anak marah-marah. Dua minuman dingin dihabiskannya secara sembunyi-sembunyi.

Aduh! Bisa tidak makan pagi dong. Lha dia sudah kenyang duluan.

Bagi anak-anak, makan pagi atau sarapan adalah makan apa saja yang penting kenyang. Bukankah semalam habis puasa. Ya, selama tidur kita tidak makan dan minum kira-kira 7-8 jam. Nah begitu bangun, perut seperti sedang konser. Semakin lama semakin nyaring bunyinya. “Ayo makan!” mungkin begitu pinta perut. Nunggu ibu selesai memasak masih lama. Jadinya comot snack sampai kenyang.

Tiba waktunya makan, perut sudah terasa kenyang. Apa hendak dikata? Perut sudah tak muat lagi.
Nasi goreng sea food

“Ibu sih kelamaan masaknya?”

Kok, ibu yang disalahkan. Padahal saya sudah mengerahkan segala daya dan upaya untuk mensukseskan kebiasaan makan pagi yang sehat.

Eit, anak saya, mulai dari si sulung sampai yang terkecil selalu mempunyai alasan untuk menolak makan.

Nah, si kecil ini bilang, “Nggak apa-apa. Nanti makan kok.”

Sementara saya masih ngoprek sayur, bumbu dapur, dsb di dapur. Sedikit lega ketika makanan sudah siap...”Ayo makan!”

Semua anak saya kumpulkan. Piring mereka sudah ada isinya. Menu sederhana untuk pagi yang selalu sibuk.

Si kecil bilang begini, “Nanti aja.”

Mulailah jurus rayuan pulau kelapa eh rayuan maut. Ternyata tidak mempan. Sebaliknya dia makin marah saja. Dua kakaknya sudah duduk dengan damai di depan piring masing-masing.
Kwetiau goreng.

Ini alasan yang biasa dipakai anak-anak untuk menolak makan pagi.
·         Nanti dulu.
·         Sakit gigi.
·         Sakit perut.
·         Pusing.
·         Ngantuk.
 
Nugget dan tuna telor.
Ketika anak tidak mau makan, orang tua hendaknya segera mencari penyebabnya. Lalu solusinya bagaimana. Sakit bukan berarti boleh tidak makan. Sakit itu membuat nafsu makan anak berkurang atau bahkan hilang.

Nah, peran orang tua sangat penting untuk mengajak anak makan. Kalau biasanya bisa makan sendiri, kali ini disuapi. Porsinya dikurangi. Makanan disesuaikan dengan pantangan (kalau ada). Misalnya lagi diare, jangan dikasih buah-buahan. Bisa bikin makin parah saja.

Kalau memang sakit sungguhan sih saya bisa maklum. Tapi kalau sakitnya dibikin-bikin saya tak rela saja. Ehm...satu-satunya alasan adalah karena dia sudah kenyang saja. Tapi si anak tidak akan mau ngomong jujur seperti itu.

Orang tua pasti tahu dong, anak kita ngomong jujur atau tidak. Sakit sungguhan dan bohongan pasti berbeda. Saya biasa mengenalinya dari raut wajahnya.

Untuk menghindari makan, dibuatlah alasan-alasan itu. Saya sudah hafal sekali. Meski demikian, saya selalu mendengarkan apapun alasannya. Anak senang kalau orang tua percaya dengan kata-katanya. Meski saya merasa itu lucu. Anggap saja hiburan gratis.

Saya perhatikan anak saya. Dia memegangi salah satu pipinya. “Sakit..aduh...sakit! hu...hu...hu.”

Kalau sudah begini, saya tidak tahan untuk tertawa. Dan tangisnya makin menjadi-jadi.

Kalau anak bisa membuat alasan, mestinya ibu lebih jago dong. Ibu memiliki segudang pengetahuan tentang pentingnya makan pagi untuk menjaga tubuh tetap sehat. Anak pasti senang mendengarkan. Dengan kata-kata sederhana, anak-anak akan lebih mudah memahami.

Saya biasa bercerita tentang manfaat sayur mayur, lauk-pauk hingga buah-buahan. Karena makan bukan hanya nasi, boleh kok diganti lainnya. Seperti roti, mie, bakso, dsb. Yang penting adalah kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi. Tentu semua yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak-anak.  Well, lebih keren mana, alasan anak atau ibu?

Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan ibu untuk mengajak anak-anak makan:
·         Beri waktu untuk menikmati rasa malasnya (malas makan).
·        
 Hargai apapun alasannya, dengan begitu dia merasa senang dan diperhatikan.
·         Beri penjelasan pentingnya makan bagi tubuh.
·         Ajak makan bersama keluarga.
·         Buat permainan singkat.
·         Beri makanan pengganti.

Tapi kalau memang si anak sudah kenyang, apa boleh buat, sekali-sekali gagal makan pagi yang sehat tak apa. Bukankah dia sudah kenyang tadi. Kelonggaran seperti ini tidak untuk dibiasakan. Namun seiring dengan bertambahnya usia anak, bertambah pula pemahaman tentang makanan sehat.

Bicara dengan anak-anak itu seperti mengulang pelajaran di sekolah. Entah sudah berapa kali saya bicara tentang manfaat makanan bagi tubuh. Begitulah, mengulang dan mengulang lagi. Semoga saja tidak ada rasa bosan. Saya yang bosan atau anak-anak yang bosan. Karena salah satu peran penting orang tua adalah untuk memberikan pemahaman yang baik disertai contoh yang nyata. Bicara teori saja lebih cepat menguap.
 
Menu sarapan. Untuk isian martabak sudah disiapkan kemarin. Pagi, tinggal goreng.
Biasanya makanan yang disukai anak-anak adalah dilarang orang tua. Benar tidak ya? Seperti cokelat, es ketika sakit batuk. Wah, kalau yang seperti ini makannya sambil sembunyi. Atau fast food, mie instant, makanan yang mengandung MSG, dsb. Kata anak-anak sih, makanan dengan MSG itu lebih gurih dan menyenangkan. Trus, makannya tidak berhenti kalau tidak sampai habis. Nah, lo!

Bagi saya melarang anak makan tersebut sama saja dengan membuat mereka semakin penasaran. Boleh asal... Selama tidak berlebihan dan tidak alergi dan boleh-boleh saja mengkonsumsi makanan instant. Tapi... tetap ada pedoman agar tidak kebablasan atau bahkan menjadi kebiasaan.

Anak-anak tidak mungkin menghindari sepenuhnya makanan instant. Makanan itu ada disekitar kita. Bisa saja di rumah mereka tidak makan tapi kalau diluar mereka begitu menikmatinya. Misalnya saja, ketika sedang main di rumah teman dan dan disuguhi mie instant. Wah, mereka ini senangnya bukan main. Pasti dong dimakan sampai tandas. Sementara orang tua tidak bisa melarang.

Di media, makanan seperti itu dibuat semenarik mungkin. Iklannya bikin ngiler. Kebayang bukan, pikiran anak-anak yang super lugu itu dijejali dengan iklan makanan. Bagi anak yang mudah tergoda, bisa saja dia merengek-rengek terus meminta makan itu. Jadi mereka boleh makan tapi ada batasnya. Tidak tiap hari. Oh no! Tubuh mereka sangat berharga untuk menampung junk food.

Mindset anak dan orang tua memang berbeda. Kalau dia yang penting makan enak di lidahnya, sementara orang tua berusaha memberikan makanan sehat.

So, ibu-ibu, mama-mama, yuk tetap semangat memberikan makanan sehat buat buah hati tercinta!

Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

2 Komentar untuk "Alasan Anak Tidak Mau Makan"

  1. hihihi...jadi inget anakku dulu. Waktu kecil susah banget makannya, berbagai cara sudah kucoba tapi hasilnya "nol"....sekarang malah berbanding terbalik, disaat usianya memasuki tahun ke 11, nafsu makannya bikin geleng-geleng kepala, emaknya jadi pusing lagi gara2 masak untuk sehari kadang kurang, dan diapun makin gendut hiks.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak sulungku juga begitu, mba. Semakin bertambah usia dan badan mereka, kebutuhan akan makan ikut bertambah.

      Hapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel