Menjalin Tali Silaturahim dengan Reuni Keluarga
Kamis, 14 Juli 2016
2 Komentar
Tahun ini giliran bapak saya yang menjadi tuan rumah
acara reuni keluarga besar Bani Kromo Dal. Saya mengajukan diri untuk
menggunakan rumah saya. Pertimbangan saya sederhana saja. Karena di dekat rumah
tersedia area parkir yang lumayan luas. Sedangkan di rumah bapak, di tengah
kota, sangat padat pemukiman penduduk.
Selama ini saya belum pernah mengadakan acara yang
menurut saya cukup menguras energy dan tenaga. Sebagai persiapan, dua minggu
sebelumnya saya sudah diskusi untuk pemilihan catering, snack, terop, banner,
dsb.
Demi efektivitas, beberapa pekerjaan saya serahkan
kepada orang lain. Di minggu terakhir bulan Ramadhan, perasaan saya semakin
kacau. Di satu sisi, saya sebagaimana umat muslim di seluruh dunia pastilah
ingin memanfaatkan hari-hari itu untuk beribadah sebaik-baiknya. Tapi apa daya,
dering telepon, sms, wa dari panitia reuni keluarga mengobrak-abrik rencana
saya.
Mengadakan kegiatan di saat lebaran itu sulit sekali.
Masalahnya adalah banyak catering yang tidak bersedia karena masih dalam rangka
libur lebaran. Untuk urusan makan besar beres, karena ditangani oleh tetangga.
Sedangkan snack, aduh saya sampai keliling kota, telpon sana sini dan berakhir
dengan penolakan.
Beruntung sekali adik saya mau membantu menangani
masalah snack box ini. Pekerjaan saya menjadi lebih ringan. Sedangkan untuk
urusan bersih-bersih halaman dan rumah ditangani oleh kerabat suami saya.
Reuni Keluarga dan Halal bi Halal
Setelah sholat shubuh saya, suami dan anak-anak harus
bekerja keras untuk membersihkan rumah. Masalah beres-beres, bersih-bersih ini,
bagi saya tidak ada habisnya.
Undangan ditulis pukul 07.30. Tapi seperti kita
ketahui bersama, di negeri tercinta ini, semuanya sepakat untuk menggunakan jam
karet. Pukul 09.00 tamu-tamu mulai berdatangan. Sebelumnya saya sempat
deg-degan. Berkali-kali bertanya kepada panitia, apakah undangan sudah diterima
dengan baik. Ataukah para tamu masih banyak kesibukan sehingga belum kunjung
hadir.
Saya bahkan mondar-mandir hingga di depan gang yang
jaraknya sekitar 80 meter dari rumah saya. Jangan-jangan tamu-tamu itu tidak
tahu alamat rumah saya. Atau bisa jadi banyak yang tersesat. Selama ini
keluarga besar hanya bertamu di rumah bapak. Setiap ada hajatan selalu di rumah
bapak. Baru kali ini saja menempati rumah saya.
Untuk mengantisipasi keadaan ini, di depan gang sudah
ada panitia yang menyambut kedatangan tamu. Tapi saya dengar banyak yang
kebablasan mencari rumah saya. Padahal sudah berkali-kali saya katakan, saya
tidak tinggal di perumahan. Tapi ya, itulah yang terkenal di kampung sini
adalah perumahannya.
Acara segera dimulai dengan pembacaan ayat suci Al
Qur’an dilanjutkan dengan rangkaian acara berikutnya. Penceramah yang belum
datang ketika acara sudah dimulai membuat saya deg-degan lagi. Apalagi beliaunya sempat mengatakan ada acara di tempat lain. Aduh, bagaimana ini! Jangan sampai beliau lupa. Bapak saya sempat mengirimkan sms agar beliau datang. Sekitar pukul 10.00, beliau datang, sesaat sebelum tiba waktunya memberikan tausiah.
Yang paling seru adalah acara foto-foto. Sebelumnya
tidak terpikir untuk menyewa fotografer. Jadi suami dan saya yang gantian
motret ala kadarnya. Tidak sempat merekam acara. Maklumlah kami masih tergolong
amatir.
Sebagai tuan rumah, banyak yang harus saya kerjakan
mulai dari menyambut tamu, mengantar ke tempat duduk dan menemani ngobrol
hingga meminta orang-orang disekitar membantu urusan makan.
Masalah makanan ini, panitia acara menegaskan untuk
membuat yang sederhana saja, tidak perlu prasmanan seperti tahun-tahun
sebelumnya. Untuk menu terserah tuan rumah. Saya memilih lontong soto dan es
buah.
Dengan melihat jumlah kedatangan tamu sekitar 80% saya rasa
acara ini cukup berhasil. Sesepuh keluarga juga beranggapan demikian.
Alhamdulillah. Saya merasa masih banyak kekurangan disana sini, tapi cukup
dimaklumi saja.
Manfaat Reuni Keluarga
Tahun ini adalah keempat kalinya diadakan reuni
keluarga. Meski ada beberapa keluarga yang tidak hadir, tapi saya yakin
semuanya pasti ingin berkumpul dan merayakan hari lebaran.
Reuni keluarga ini sangat penting mengingat banyak
diantara keluarga muda yang tinggal di luar kota. Karena kesibukan dan jarak
yang membentang, kami jarang bertemu dan bertukar kabar. Biasanya libur lebaran
seperti ini mereka pulang kampung, menjenguk orang tua, saudara dan kerabat
lainnya.
Dengan adanya reuni ini masing-masing keluarga cukup
dengan berkumpul di satu rumah, bermaaf-maafan dan bergembira. Ada kalanya saya
atau lainnya tidak saling kenal karena hubungan kami tidak akrab. Jarang
bertemu menjadikan kami tak saling kenal.
Nah, ketika tiba giliran foto-foto dipanggil namanya satu per satu. Kami
jadi tahu, kenal dan akrab.
Jujur, saya sendiri merasa lebih akrab dengan sesepuh
keluarga besar. Yang sudah menjadi eyang itu sudah lama saya kenal, sedangkan
anak-anaknya yang hanya bertemu sekali dua kali seringkali lupa. Apalagi kalau
ada anggota baru. Wah, sekalian saja didaftarkan disini.
Lebaran adalah momen yang tepat untuk berkumpul
bersama keluarga besar. Saling berbagi kisah, saling mengasihi, saling
menghapus resah dan salah. Semoga di waktu mendatang acara seperti ini lebih
mengakrabkan kami.
Lebaran taun depan, mertua saya kbagian jd tuan rumah acara silaturahmi... Saya siap2 ikut repot :D
BalasHapusJadi pengalaman bikin acara kayak gini.
HapusSemoga sukses acaranya.