Nasi Bungkus Untuk Anak
Selasa, 31 Januari 2017
16 Komentar
Moms,
sarapan itu penting atau tidak buat anak-anak?
Setuju
ya, kalau saya saya jawab penting! Anak-anak
masih dalam masa pertumbuhan sehingga butuh asupan gizi yang cukup untuk
kegiatan belajar di sekolah. Lalu, kalau tidak mau sarapan bagaimana? Jangan
deh!
Nah,
kalau ada anak yang menolak untuk sarapan, bagaimana dong? Jengkel kan kalau sarapan
sudah siap diatas meja eh ternyata si anak
tidak mau makan. Alasannya karena takut terlambat. Nah, masalah
terlambat ini sebenarnya salah siapa? Saya atau si anak? Ehm...lalu yang
menjadi korban perasaan adalah saya.
Si
anak grubyak-grubyuk menyiapkan
keperluan sekolah. Padahal dari tadi ngapain saja? Gemes melihatnya. Mandi,
ganti baju lalu salaman sama saya. Lalu berangkat begitu saja. Meninggalkan
saya yang masih terpana!
Sambil
mengelus dada, akhirnya saya merelakan nasi lengkap dengan lauk-pauknya yang
masih utuh. Untung masih ada si bungsu. Bersama dia saya menikmati makan pagi.
Kalaupun
tidak sarapan dirumah bisa kok membeli nasi di kantin sekolah. Biasanya sudah
ada beberapa snack dan nasi bungkus (ukuran kecil untuk anak SD). Tinggal pilih
saja. Harganya murah, edisi anak sekolahan.
Tapi
sebagai orang tua yang sejak pagi sudah mempersiapkan masakan untuk keluarga
akhirnya cuma bisa gigit jari. Berapa lama memasak di dapur? Berapa lama
memikirkan mau memasak apa buat pagi hari yang selalu sibuk? Dan semuanya berakhir
seperti ini. Mau marah, malu ah, didengarkan tetangga. (maaf sedikit
pencitraan. Halah! Biasanya gimana?)
Melihat
si anak yang langsung naik sepeda dan mengayuhnya cepat-cepat membuat saya
jengkel. Lalu buat apa bangun pagi-pagi. Kadang sehari sebelumnya sudah
siap-siap dengan beberapa bahan masakan. Ya, agar urusan memasak menjadi lebih
cepat.
Kejadian
seperti inipun terulang lagi. Tidak! Saya tidak mau mengulangi. Membiarkan si
anak sekolah tanpa makan pagi. Siapa tahu dia tidak sarapan. Siapa tahu dia
lebih memilih makan snack saja. Aih.. rasanya ingin dikasih hukuman seperti
ustadzah saja. Tapi dia bilang, “Ibu bukan ustadzah.” So...?
Masalah
bangun pagi
Kekacauan
di pagi hari itu bersumber dari bangun pagi dalam keadaan tidak nyaman.
Misalnya habis nonton film hingga larut malam. Akibatnya bangun siang. Lalu
panik. Semua yang ada didekatnya menjadi salah. Orang tua ngomong salah, diam
makin salah.
Atau
setelah bangun pagi, sholat shubuh lalu tidur lagi. Alasannya karena masih mengantuk dan merasa
jatah tidurnya masih lama. Halo, ini waktunya sekolah! Jangan tidur lagi. Nanti
susah bangun deh!
Dari
pada berdebat dengan anak masalah sarapan, akhirnya saya membuat kesepakatan
saja. Sebelum berangkat ke sekolah tetap harus makan ya. Demi kebaikan bersama,
dia setuju. Tak ada alasan untuk menolak meski si anak belum bisa memanfaatkan
waktu dengan baik. Saya percaya dan selalu memberikan kesempatan. Kalau tidak
sekarang, mudah-mudahan besok ya. Kalau belum juga bisa mengatur waktu, semoga
minggu depan atau bulan depan. Jangan lupa untuk tetap mempercayai anak.
Belajar
bertanggung jawab atas semua jadwal hariannya itu butuh proses. Ada yang mudah
dan ada yang sebaliknya. Tugas orang tua untuk selalu mengingatkan bukan
memaksa. Dan kesepakatan tersebut bukan karena terpaksa. Tapi karena orang tua
selalu care kepadanya.
Nah,
orang tua masih campur tangan, bukan? Minimal mengingatkan terus menerus: waktunya
mandi, ganti baju dan bersiap ke sekolah. Untuk anak SD mestinya sudah tahu.
Tapi...ehm....namanya juga anak-anak.
Please,
dia juga perlu merasakan akibatnya. Misalnya saja lupa bawa tugas sekolah dan
mendapat hukuman. Tapi kalau tidak mau sarapan lalu misalnya nih sakit, siapa
yang bertanggung jawab?
Jadi
ketika dia menolak untuk sarapan saya segera mencari tempat bekal untuk menaruh
menu makan pagi. Kadang kalau ingin cepat, tinggal mengambil kertas minyak lalu
dibungkus saja makanannya. Ambil sebuah sendok plastik untuk makan. Selesai
makan tinggal di buang di tempat sampah.
Jujur,
saya lebih suka makan bareng saja daripada main bungkus makanan. Kebersamaan itu
penting. Karena pengaruh terhadap bonding
orang tua dan anak.
^_^
Sumber gambar dari internet. Karena membuat nasi bungkus dalam keadaan terburu-buru, tidak mungkin saya sempat motret.
Aku dulu malah selalu nungguin waktu sarapan karena ibuku kalau bikin menu sarapan menggoda banget, hihi. Dan masih bungkus juga buat di sekolah, makannya dulu ndut XD
BalasHapusTapi anak2 biasanya mereka pengen buru2 main di sekolah jd males sarapan, hihi
Iya, anak-anak suka buru-buru karena nggak bisa ngatur waktu. Tahu-tahu sudah waktunya berangkat sekolah.
HapusJd inget pas msh sekolah dulu, biasanya babysitterku rajin nyiapin sarapan yg ditaro dlm kotak bekel.. Jd aku ttp bisa sarapan di sekolah.. Malah wkt itu pernah malu bgt, kotak bekelnya dikasih ke guru, krn aku lupa jg bawa nya wkwkwkwkw...
BalasHapusPengalaman tak terlupakan, ya mba.
HapusAku sarapan selalu di Mobil dulu waktu jaman sekolah, ga keburu kalau Harus sarapan di rumah .. berangkat Aja jam setengah 6, haha
BalasHapushai-ariani.com
Pagi banget.
HapusKalau anakku udah remaja sih ya, kalau emak lagi rempong di dapur si kakak nyiapin nasi buat dia sendiri dan si adek.
BalasHapusSudah mandiri ya mba.
HapusDulu saat aku masih kecil alm.ibu selalu menyuruh aku sarapan alasannya ntar di sekolah ga konsen klo perut belum diisi sekarang aku sdh jd ibu,aku bangun dari subuh bwt masak dan biasain anakku untuk makan setiap pagi meskipun anakku blm sekolah :) hehehe habit mamaknya jadi ditularin
BalasHapusAlhamdulillah anaknya mau ya mba.
Hapusada sebab akibat ya mb, kenapa bangun siang? krn tidurnya kemalaman, jadi ga sempet sarapan, dan yg lainnya ikut terbengkalai, in my opinion :) Sarapan membantu banget buat penyerapan inputan otak pagi hari soalnya ya :) Salam utk si kecil ya mbak :)
BalasHapusYup.
HapusMakasih mba.
hehehe... kesibukan khas di pagi hari ya.
BalasHapustetap semangat!
Pagi hari selalu rempong!
HapusIya si mbak kesel memang kalau sudah capek-capek masak trus anak nggak mau makan.
BalasHapusAlhamdulillah karena full day school anakku akhirnya sadar sendiri kalau sarapan tu penting. Bawanya malah dobel, sarapan, snacking jam 9, plus cadangan lauk buat jam 12 (lauk dr katering katanya kdg nggak cucok he he he)
Kreatif ya, bawa cadangan lauk.
Hapus