Ngojek ke Air Terjun Montel
Jumat, 27 Januari 2017
6 Komentar
Assalamualaikum,
Setahu
saya, yang biasa ugal-ugalan itu tukang becak di sepanjang jalan ziarah Sunan
Bonang, Tuban. Demi mengejar target penumpang sebanyak-banyaknya, pak becak mengayuh
becaknya cepat-cepat. Saya saja susah jika mau menyeberang. Ini
biasa terjadi saat weekend, musim liburan dan menjelang Ramadhan.
Jika di area ziarah Sunan Muria, tukang ojeknya. Takjub
melihat kegigihan para tukang ojek ini. Mereka seperti berkejar-kejaran mencari
penumpang. Begitu selesai mengantar penumpang ke makam yang terletak di lereng
gunung Muria, mereka langsung mengambil penumpang lagi. Yeah, penumpangnya tidak memakai
helm, dibonceng dengan kenceng pula. Ngeri-ngeri sedap!
Menurut
pengakuan salah satu tukang ojek, wilayah kerja mereka dibagi menjadi dua: makam Sunan Muria dan air terjun Montel.
Tujuan jalan-jalan saat itu adalah melihat air terjun Montel. Yup, ada apa
disana?
Air
terjun Montel ini terletak di desa Kajar, kecamatan Dawe, kabupaten Kudus.
Sekitar 30 menit dari pusat kota Kudus. Untuk angkutan umum, teman-teman bisa
menggunakan yang jurusan Colo, warnanya kuning. Pemberhentian terakhir di
parkiran Sunan Muria. Namun jika menggunakan kendaraan pribadi masih bisa dilanjut.
Jangan heran jika jalannya naik-naik ke puncak gunung. Apalagi jika menggunakan
motor, bisa diparkir lebih dekat lagi.
Tempat
parkir
Teman-teman
yang menggunakan kendaraan pribadi bisa memilih memarkir kendaraan di parkiran
Sunan Muria, Taman Ria Colo atau di sini. Saya tidak tahu namanya. Tapi tempat parkir
ini yang paling dekat dengan air terjun Montel.
Perjalanan
belum selesai. Saya dan keluarga rencananya mau jalan kaki saja. Meskipun
tukang ojek hilir mudik menawari tumpangan, kami tak tertarik! Geleng-geleng
kepala saja. Nekad jalan kaki. Tapi jaraknya masih lumayan jauh. Sekitar 1 km
lebih dengan tanjakan yang harus ditempuh dengan kaki. Oh No!
Sepanjang perjalanan saya seolah disuguhi pemandangan pegunungan yang menghij
Sepanjang perjalanan saya seolah disuguhi pemandangan pegunungan yang menghij
Medan
yang curam membuat kami terengah-engah. Ditambah deru motor para tukang ojek
yang sambung menyambung. “Bagaimana kalau mencoba naik ojek saja?” ajak suami
saya.
Sebenarnya
sejak di parkiran Sunan Muria itu saya sempat mikir kenapa banyak tukang ojek. Mereka
itu seperti rombongan. Terus-menerus tidak ada jedanya. Apakah tidak bisa
ditempuh dengan berjalan kaki? Apalagi sebelumnya kami sudah pernah mengunjungi
air terjun dengan medan yang menantang.
Untuk
menyeberang saja butuh waktu yang cukup lama. Pastikan tidak ada tukang ojek
yang lewat. Deru motor mereka memuat kami maju mundur cantik! Setelah itu, kami
berjalan kaki menepi, pas di pinggir jalan. Itupun jalannya mesti satu-satu,
takut banget dengan tukang ojeknya. Suara motor yang menderu-deru, satu sama
lainnya berdekatan, kencang dan mengerikan! Maklumlah saya tidak pernah naik
ojek. Hanya dulu saja ketika masih kuliah. Sudah lama dan sudah lupa rasanya!
Setelah
rundingan sebentar, kami memutuskan untuk naik ojek. Bismillah! Semoga
perjalanan lancar. Sebelum naik saya masih deg-degan. Tapi kemudian sirna
setelah memantapkan hati sambil melihat pemandangan alam di sekitarnya. Hutan,
hijau, tampak segar dari kejauhan.
Saya
sempat beberapa kali memperingatkan tukang ojeknya supaya jangan
kenceng-kenceng jalannya. Eh, si bapak cuma nyengir saja, tetap kenceng! Mungkin
sudah biasa mendapat penumpang macam saya. Agar tidak takut, saya naik bersama
si bungsu.
Ongkos
ojek menuju air terjun Rp 10.000, sekali jalan. Nanti kita diantarkan mendekati
air terjun. Tinggal jalan kaki sebentar.
Jalan
menuju air terjun ini termasuk nyaman, kecuali jika habis hujan. Area yang
masih berupa tanah menjadi licin. Sedangkan tangga dan jalan lainnya insyaAllah aman. Yang penting tidak
main kejar-kejaran. Seperti anak-anak, dimana-mana selalu begitu. Satu anak
terpeleset hingga lengannya luka ringan.
Air
terjun dengan ketinggian sekitar 50 meter ini memiliki air yang bening dan
segar. Bongkahan batu-batu besar membuat suasana makin alami. Berada di dekat
air terjun ini seolah merasakan tetes-tetes air hujan.
Paling
asyik kalau kita datang pagi, karena masih sepi pengunjung jadi puas foto-foto.
Kita juga nyaman mau menjelajah area air terjun. Merasakan sensasi kecipratan
air. Segar!
Anak-anak
senang sekali begitu bertemu air. Selain
main air mereka juga bermain batu. Seperti menutup jalan air yang sedang
mengalir. Mana bisa? Menumpuk batu-batu yang kecil dan membuat suatu pola. Main
lempar batu juga. Kalau batu yang dilempar menimbulkan bunyi, si anak berteriak
girang.
Fasilitas:
Ada
musholla, kamar mandi, warung. Termasuk penjual keliling. Banyak penjual snack,
gorengan, dan makanan, minuman lainnya disini. Mereka adalah warga sekitar yang
mengais rejeki di lokasi ini. Mereka berjualan dari pagi hingga sore.
Setelah
puas berada di area air terjun Montel, kami sempat bingung memikirkan cara
untuk pulang. Tadi tukang ojeknya mengatakan bahwa pasti ada tukang ojek
disekitar sini. Tapi lokasi kami lumayan jauh dari jalan raya. Ada dua motor
yang di parkir di pinggir dinding hutan. Saya mencari-cari barengkali milik
tukang ojek. Ternyata tak ada satupun orangnya. Jadi...jalan kaki lagi dong!
Tiba di pos pemeriksaan karcis, masih belum ada juga.
Dari
tempat ini sebenarnya kami bisa melihat tukang ojek yang hilir mudik
mengantarkan penumpang ke makam Sunan Muria. Suara motornya saja terasa bising
di telinga. Artinya jalan raya sudah dekat. Lalu tukang ojeknya mana? Yang
mangkal di air terjun ternyata tidak ada. Adapun motor yang lewat adalah
pemilik warung. Ya, sudah, artinya kami mesti berolah raga.
Akhirnya
kami bertemu dengan tukang ojek yang baru saja mengantarkan penumpang ke air
terjun. Girang banget, karena kami tak perlu berjalan jauh lagi.
Kami
meminta si bapak untuk mencarikan temannya, sesama tukang ojek. Suami dan dua
anak saya masih setia menunggu tukang ojek lainnya. Kami yakin pasti ada tukang
ojek jurusan air terjun ini. Tapi entah kapan?
Perjalanan
pulang ternyata lebih singkat. Apakah karena efek sudah hafal jalan ataukan
karena capek saja. Karena singkatnya perjalanan itu tukang ojeknya sampai
kebablasan. Saya pikir tempat parkir masih jauh....
Tiket:
Harga
tiket Rp 7.500. penjaganya sangat ramah
sampai menceritakan semua tempat wisata di dekat sini. Namun, karena
keterbatasan waktu kami memutuskan untuk pulang saja.
Happy
traveling!
^_^
Suka banget ke air terjun karena biaaanya dia tersembunyi n medannya lumayan berat tp klo udah nemu air terjunnya seneeng bgt deh. Capek ilang smua
BalasHapusTerbayar senua lelahnya kalau sudah ketemu air terjun.
HapusAku sudah ke naek ojek pas ke sunan Muria, mba. MasyaAllah deg-degannyaaa. Hahhaa .. Ekstrim boww. Hahhaa. Akhirnya aku pulang lewat jalur tangga. Tapi belum pernah nyampe nih ke air terjunya :)
BalasHapusAir terjunnya sebelum ke sunan Muria.
Hapussaya gagal menikmatinya mbak hehe ojeknya eang sangar hehe
BalasHapusBikin saya deg-degan sepanjang jalan.
Hapus