Selalu Ada Alasan Ke Malang
Kamis, 02 Februari 2017
18 Komentar
Malang
seolah tak ada habisnya dibahas. Selalu saja ada yang menarik untuk ditulis dan
dibicarakan. Bagi saya kota yang satu memiliki banyak alasan untuk datang
kembali. Sekali saja tak akan cukup!
Saya pertama kali berkunjung ke kota Malang bersama keluarga. Cuma untuk rekreasi saja. Setelah itu langsung pulang. Saya ingat, waktu itu liburan sekolah. Kita naik bus ke Surabaya, lalu ganti bus jurusan Malang. Saat ini, saya merasa ada banyak alasan untuk datang ke Malang.
Mengunjungi anak
Mengunjungi anak
Akhir-akhir
saya memiliki jadwal rutin untuk berkunjung ke Malang. Alasan yang paling
mendasar karena anak sulung saya sekolah disana. Jarak bukan lagi menjadi
halangan jika ada sesuatu yang penting. “Saya ingin bertemu anak.”
Mengunjungi
anak merupakan agenda rutin. Kadang dalam satu bulan bisa dua kali. Minimal sekali.
Disesuaikan saja dengan jadwal lainnya. Seperti bulan Januari lalu, suami
mendapat undangan pernikahan dari teman sekantornya. Sekalian saja ketemu
dengan si anak.
Karena komunikasi dengan si anak kurang lancar, rasanya ingin bertemu saja. Atau pernah ada undangan tapi tidak disampaikan. Ketika ada jadwal
menelpon, ternyata anaknya sedang tidak ada. Entah dia sedang ada urusan apa sehingga
dipanggil berkali-kali tidak ada jawaban. Ini terjadi selama beberapa minggu yang akhirnya membuat saya bertanya-tanya sendiri.
Memang
ada waktu khusus untuk menerima telepon dari keluarga. Hari Sabtu sore dan Minggu.
Sebagai orang tua, saya harus mematuhinya. Pada saat seperti itu kadang saya susah menghubungi asramanya. Banyak yang mengantre. Atau memang handphone sedang ngedrop. Maklum yang giliran jaga adalah anak-anak sana. Saya pernah komplain kepada wali kelas,
tapi tidak ada tindakan. Sebaliknya malah menawari untuk menggunakan nomor
handphonenya.
Bagi
saya, dan mungkin para orang tua lain yang anaknya sekolah diluar kota biasanya
meluangkan waktu untuk kunjungan seperti ini. Pertemuan dengan anak itu sangat
penting. Kita menyekolahkan anak bukan untuk melimpahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada sekolahnya. Namun karena saya yakin dia bisa menuntut ilmu di tempat lain yang lebih baik.
Saya sadar dengan segala resikonya. Jarak membentang. Pengeluaran membengkak. Namun, semuanya demi kebaikan anak. Saya percaya, dia akan tumbuh lebih baik. Sebagaimana orang tua lainnya, kami care dengan anak. Ketika kami ada waktu dan kesempatan,...ayo ke Malang!
Saya sadar dengan segala resikonya. Jarak membentang. Pengeluaran membengkak. Namun, semuanya demi kebaikan anak. Saya percaya, dia akan tumbuh lebih baik. Sebagaimana orang tua lainnya, kami care dengan anak. Ketika kami ada waktu dan kesempatan,...ayo ke Malang!
Biarpun
si anak sekolah dan mondok tapi bonding
dengan keluarga tetap terjaga. Selama masih bisa kami tetap akan mengusahakan kunjungan. Di satu sisi saya ingin mendengar keluh kesahnya. Walaupun si
anak memang tidak suka banyak bicara, pasti ada cerita menarik yang bisa saya
dengarkan. Tentang sekolah, teman-teman, guru-guru, dan masih banyak hal yang
membuat saya mengerti kehidupan seperti apa yang sedang dilaluinya.
Di Malang, selain bertemu dengan anak, saya juga bisa bertemu dengan teman lama dan baru. Semoga saja tali silaturahim tetap terjaga. Sekali-sekali bertukar kabar. Lalu janjian ketemuan.
Di Malang, selain bertemu dengan anak, saya juga bisa bertemu dengan teman lama dan baru. Semoga saja tali silaturahim tetap terjaga. Sekali-sekali bertukar kabar. Lalu janjian ketemuan.
Ehm...alasan
lainnya adalah mengenal wisata Malang Raya. Tidak seru datang ke Malang tanpa wisata. Karena banyak banget destinasi wisata yang bisa membuat kita lebih fresh. Setidaknya jejak-jejak saya disana
bisa ditulis dalam blog pribadi.
Saya
saja kalau ingin mengunjungi suatu tempat, mencari referensinya dahulu. Agar tidak
kaget ketika menjumpai lokasi yang menantang. Butuh stamina yang kuat. Membawa bekal
yang mencukupi. Dan tentu saja tidak salah jadwal. Aduh, mau kemana sih
sebenarnya?
Malang
merupakan salah satu tujuan wisata yang menyenangkan di Jawa Timur. Bisa jadi
yang paling populer. Buktinya tiap ada acara rekreasi anak-anak sekolah dari TK
hingga SD di kota kami, sudah bisa dipastikan mengunjungi Malang Raya.
Atau acara family gatrhering dari
kantor suami. Bolak balik kesini juga.
Malang
merupakan destinasi wisata yang dekat dan terjangkau. Dekat secara jarak yang
ditempuh tidaklah jauh yang membuat capek berlipat ganda. Masih dalam satu propinsi. Terjangkau secara
biayanya. Mulai dari tempat wisata dan hotel maupun guesthousenya. Banyak sekali pilihan. Tergantung budget kita.
Paling
menyenangkan kalau menginap di hotel yang memiliki view yang menarik, seperti
pegunungan dengan bukit-bukitnya. Seperti beberapa tahun lalu kami bisa
menginap gratis di beberapa hotel. Semuanya karena
ada kegiatan dari kantor suami. Nah, mumpung disini, bisa banget foto-foto.
Sekarang ini, saya lebih memilih yang dekat dengan sekolah anak saya. Dengan begitu kami memiliki banyak waktu. Gampang bertemu. Bahkan saya suka meminta si anak untuk tidur di sini saja. Tetap harus ijin dulu! Kalau jauh, masih memikirkan jarak dan waktu. Lagipula, di tempat ini satu lokasi dengan sekolahnya. Plus, dekat dengan masjid.
Tak kapok terjebak macet
Tapi, akhir-akhir ini saya merasa butuh perjuangan untuk menuju ke Malang. Apa lagi kalau bukan karena kemacetan yang menggurita. Malang semakin populer, semakin banyak kendaraan dan semakin banyak orang yang ingin berkunjung.
Tak kapok terjebak macet
Tapi, akhir-akhir ini saya merasa butuh perjuangan untuk menuju ke Malang. Apa lagi kalau bukan karena kemacetan yang menggurita. Malang semakin populer, semakin banyak kendaraan dan semakin banyak orang yang ingin berkunjung.
Tidak
cukup sekali untuk berkeliling kota. Tidak cukup hanya sehari. Seminggu mungkin
belum puas. Karena semakin banyak tempat baru yang layak dicoba, layak
dikunjungi.
Perjalanan
dari Tuban menuju Malang dulu biasa ditempuh sekitar 4 jam. Tapi sekarang
jangan berharap bisa lancar jaya. Kecuali berangkat dini hari. Saya biasa berangkat
selepas shubuh hingga pukul 06.00. Tidak pagi sekali karena repot membawa
anak-anak dalam keadaan mengantuk. Setelah waktu tersebut rasanya lebih baik
menunda untuk esok hari.
Beberapa kali terjebak dalam kemacetan membuat saya
mulai mengenali titik-titik kemacetan di Malang. Mulai dari Lawang (padahal sebelum
Lawang sering juga terjebak macet) hingga Singosari. Lanjut di Karanglo. Lalu di depan hotel
Savana (Ini seringnya karena lampu merah. Kadang sampai panjang juga.). Daerah Klojen juga. Termasuk jalan Bandung, rawan macet!
Andaikan
bisa dihafal waktunya, mungkin saya akan mengindari waktu-waktu terjebak macet.
Sayangnya saya sering ke Malang saat weekend, saat banyak orang memiliki
kepentingan untuk berkunjung ke Malang.
Nah,
daripada bosan dengan kemacetan lebih baik mengalihkan untuk kegiatan lainnya. Membaca
buku dan semua akun medsos hingga main tebak-tebakan dengan anak-anak. Tidak lupa membawa bekal yang cukup. Karena kemacetan lama berpengaruh terhadap perut. Lapar!
Banyak
tempat wisata yang menarik
Beberapa
tempat sudah saya tulis di blog, yang lainnya masih berupa koleksi foto.
Senangnya berwisata di Malang Raya adalah banyak pilihan tempat wisata. Dan
saya belum khatam blusukan ke semua tempat. Terutama di pantainya. Jaraknya lumayan jauh dari kota Malang. Wuih...
kalau lihat di sosial media, pantainya cantik-cantik. Ehm..di Malang itu
benar-benar lengkap. Ada taman, kampung, kebun, museum, masjid, tempat permainan,
gunung, air terjun, waduk dan pantai. Semuanya instagramable!
Rugi
banget kalau ke Malang cuma mencicipi satu tempat saja. Jadi, pastikan untuk
memaksimalkan waktu dengan mengunjungi banyak tempat. Misalnya saja dengan
mengunjungi destinasi wisata yang satu jalur (Jatim Park, Eco Green Park,
Museum Transportasi dan Batu Night Square).
Di
beberapa lokasi wisata, saya bahkan mengunjunginya beberapa kali. Semuanya
memiliki cerita sendiri. Misalnya saja ketika ada Family Gathering ke Coban
Rondo. Nah, saya bisa kenalan dengan ibu-ibu Darma Wanita. Tapi karena acara suami dan saya berbeda, jadi tidak bebas.
Berikutnya
kesana lagi lengkap dengan ketiga anak saya. Lebih leluasa, meski harus merogoh
kocek sendiri. Main sepuasnya. Dua anak saya meski sudah pernah kesini tidak bosan juga.
Berapa
kali ke museum transportasi? Ehm...saya sudah pernah kesini bersama rombongan
keluarga besar dalam satu bus. Lalu anak-anak juga sudah pernah karena ada
program rekreasi (study tour) dari sekolah. Tapi kok ya masih mau kesini lagi.
Demi anak, kami tidak bosan mengajak mereka disini. Biarlah mereka
berimajinasi, berpetualang mengenal dunia di museum transportasi.
Sebagai
orang pesisir saya selalu merindukan dataran tinggi. Rasanya sejuk dan bisa
berganti situasi. Bayangan saya sih selalu menyenangkan. Jadi selama ini saya
banyak menulis air terjun, kebun, dan taman karena saya merasa tempat-tempat
tersebut menghadirkan suasana yang berbeda. Sesuatu yang jarang saya jumpai di
daerah saya. Bahkan kalau cuma duduk-duduk saja sambil memandang bukit-bukit,
hutan, mata ini terasa segar.
Mendengar gemericik air dan suasana hutan membuat hati sejenak melupakan rutinitas ala emak-emak.
Saya suka dengan area publik di Malang. Taman-taman dibuat nyaman dengan bangku-bangku dan deretan tanaman yang selalu ramai pengunjung. Selain untuk duduk-duduk cantik, saya suka jalan-jalan disekitarnya. Anggap saja sedang olah raga.
Nah, karena saya bukan orang yang telaten merawat tanaman, saya suka memandangnya saja. Di Malang banyak banget bunga di taman maupun sepanjang jalan. Seger banget! Tak perlu membeli bunga-bunga yang cantik. Memang dulunya pernah sih, namun berakhir mengenaskan.
Nah, kalau pagi hari saya sering jalan kaki di sekitar Jl. Bandung hingga CFD. Banyak resto yang dengan interior yang menawan dan menu bervariasi. Kalau pagi sih belum buka. Tapi kalau ingin mencari makanan yang ramah di kantong, saya tidak perlu khawatir, ada banyak warung makan. Bahkan saya sering ke CFD untuk mencari makan sekaligus buat bekal di perjalanan pulang.
Kebetulan sewaktu mengunjungi anak, ada pawai. Aih, enaknya bisa melihat dari dekat. Dua kali! Tanpa perlu berdesakan. Adem pula. Semua mobil dihias dengan bunga asli. Wah, kalau di daerah saya mah, campur-campur. Yang asli harus beli dari sini.
Mendengar gemericik air dan suasana hutan membuat hati sejenak melupakan rutinitas ala emak-emak.
Saya suka dengan area publik di Malang. Taman-taman dibuat nyaman dengan bangku-bangku dan deretan tanaman yang selalu ramai pengunjung. Selain untuk duduk-duduk cantik, saya suka jalan-jalan disekitarnya. Anggap saja sedang olah raga.
Nah, karena saya bukan orang yang telaten merawat tanaman, saya suka memandangnya saja. Di Malang banyak banget bunga di taman maupun sepanjang jalan. Seger banget! Tak perlu membeli bunga-bunga yang cantik. Memang dulunya pernah sih, namun berakhir mengenaskan.
Nah, kalau pagi hari saya sering jalan kaki di sekitar Jl. Bandung hingga CFD. Banyak resto yang dengan interior yang menawan dan menu bervariasi. Kalau pagi sih belum buka. Tapi kalau ingin mencari makanan yang ramah di kantong, saya tidak perlu khawatir, ada banyak warung makan. Bahkan saya sering ke CFD untuk mencari makan sekaligus buat bekal di perjalanan pulang.
Kebetulan sewaktu mengunjungi anak, ada pawai. Aih, enaknya bisa melihat dari dekat. Dua kali! Tanpa perlu berdesakan. Adem pula. Semua mobil dihias dengan bunga asli. Wah, kalau di daerah saya mah, campur-campur. Yang asli harus beli dari sini.
Banyak
sekolah dan perguruan tinggi keren
Bukan
promosi, tapi benar bukan? Banyak teman saya yang anak-anaknya sekolah atau
mondok di Malang. Setahu saya beberapa sekolah yang menjadi incaran para orang
tua dari daerah saya adalah, STT Telkom, MAN 3, pondok pesantren Arrohmah, dan Al Izzah. Sedangkan
perguruan tingginya, sebut saja ada Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah
Malang, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Malang.
Selain
jalan-jalan ke tempat wisata, boleh banget kok jalan-jalan di kampus-kampus
tersebut. Saya sih daripada masih pagi dan begong di kamar, mending jalan-jalan
saja. Mumpung masih pagi, masih sepi dan udara segar. Pernah masuk mampir dan
sholat di masjid UMM yang megah. Saya juga pernah jalan-jalan di sekitar kampus
Universitas Malang.
^_^
saya belum p-ernah ke malang, pingin banget yang utama liat kebun apel, eh tapi baca tulisan mbak, jadi makin pengen, banyak lokasi yang indah ternyata...
BalasHapusAda apel, jeruk, strowbery, banyak. Yuk ke Malang.
HapusImpian nih, suatu saat pengen traveling k jawa. Jogja, malang, dll.. X) anak2ku cepet gede yaa, mari kita jelong2
BalasHapusAamiin, semoga terwujud, jalan-jalan bareng keluarga tercinta.
HapusGak pernah bosan ke Malang
BalasHapusPengen kesana lagi kan?
HapusDuhh jalan bandung itu ya sejak jaman sy kuliah di malang mpe skrg emang selalu macet,,hehehe, tp tetep sih memang selalu ada alasan ke malang. Ngangenin
BalasHapusMakin banyak yang macet ya.
HapusPostingan soal Malang makin banyak bikin aku makin pingin ke sana nih mba. Kalo cuma 2 malam kayaknya gak cukup ya mba buat ke tempat2 wisatanya yg keren itu..
BalasHapusBisa mencari yang lokasinya berdekatan biar nggak butuh waktu lama.
Hapusnah sepertinya saya man pertama yg comment di barisan ini mb, salam kenal dari newbie mb hehehe, hemm Malang memang selalu tergiang dlm ingatan, tapi apa yg mau diingat bila blm pernah bertandang, semoga bisa ikut merapat ke Kota 'Apel' Malang hehehe. Agustus lalu saya kor iso nyawang rambu jalan menuju malang saat ke pasuruan, gak jdi mampir karena waktunya gak cukup.
BalasHapusSalam kenal juga,
HapusSemoga bisa menjelajahi Malang.
jadi pengen jln2 ke malang :D selama ini belum pernah main ke daerah jawa timur
BalasHapusBanyak tempat keren yang layak dikunjungi.
HapusAku sudah lama gak ke Malang.. Baca ini jadi semakin rinduuu...
BalasHapusSemoga ada waktu buat napak tilas ke Malang.
HapusMalang emang keren kan yaaa. Kapan nih mampir ke rumahku?
BalasHapusAduh, iya, sungkem sama mastah...
Hapus