Mengenang Kecantikan Kedung Maor
Jumat, 07 April 2017
10 Komentar
Akhir-akhir
ini saya mulai terbiasa dengan ajakan suami yang tiba-tiba. Ya, tiba-tiba saja
ada ide untuk ngetrip. Tidak jauh, hanya di kota sebelah, Bojonegoro. Tanpa
persiapanpun insyaAllah akan baik-baik saja.
Tujuan
kami adalah ngetrip ke wisata alam. Di tempat seperti ini tidak butuh biaya
mahal. Jadi ngirit isi dompet. Ok, lanjut deh!
Sudah
lama saya ingin menjelajahi wilayah Bojonegoro. Perkembangannya cukup pesat.
Saya bahkan lupa jejak-jejak yang pernah tertinggal di sini. Eaa...meski tak
lama, sekitar 1,5 tahun kami pernah tinggal di rumah dinas di kotanya. Tapi
selama itu tidak pernah ngetrip. Paling main ke rumah teman-teman yang beda
kecamatan. Lumayanlah melihat pemandangan lain.
Saya mengusulkan untuk berkunjung ke air terjun Kedung Maor. Langsung saja buka google maps. Air terjun Kedung Maor terletak di desa Kedungsumber, kecamatan Temayang, Bojonegoro. Ah, jalan-jalan itu sebenarnya masih sama, tapi kok ya antara ingat dan lupa beda tipis.
Deretan sawah menghijau memanjakan mata kami. Suasana yang tenang ala pedesaan membuat ingatan saya berkelana pada tahun 2007 an. Saat suami bertugas di kota ini. saat saya mulai menjalin pertemanan dengan orang-orang baru. Juga tetangga-tetangga disamping kompleks yang ramah.
Perjalanan
ditempuh sekitar 1.5 jam, lancar. Akses jalan menuju air terjun cukup mudah. Jalan raya cukup lebar dan dekat dengan Kedung Maor. Tiba disini, kami agak kaget saja. Mengapa
tempat wisata kok semrawut seperti
ini. Kami disuruh parkir mobil di area bangunan proyek ada di depan jalan masuk
ke Kedung Maor.
Hari
itu Minggu, 2 april 2017. Tanpa berpikir panjang kami langsung menuju jalan
yang becek akibat genangan air. Sandal sampai lengket dengan lumpurnya. Dan
pandangan kami berhenti ketika ada police line. Ada apa?
Ragu-ragu
memilih jalan, karena satu jalur masuk dikelilingi oleh police
line. Satunya lagi untuk jalan kendaraan proyek. Tapi kok banyak orang yang berdatangan dan memilih jalur police line. Sebentar datang lalu pergi. Lalu ketika
kami berpapasan dengan orang yang baru saja keluar, dikabari bahwa Kedung Maor sudah tidak ada. Tukang parkir juga berkata demikian. What?
Jadi
kami kesini buat apa? Masih mau masuk dan hanya melihat gundukan tanah yang
menjulang. Atau hanya menjadi saksi bencana longsor?
Ada dua alat berat yang tak henti bergerak. Mengangkut tanah dan memindahkannya. Beberapa orang proyek memberi perintah dan melihat situasi.
Ada dua alat berat yang tak henti bergerak. Mengangkut tanah dan memindahkannya. Beberapa orang proyek memberi perintah dan melihat situasi.
Kami
belum paham keadaan Kedung Maor saat itu. Sempat ragu, apalagi kami bersama
anak-anak. Jadi bagaimana?
Lanjut
saja! Saya sih tidak tahan dengan medannya. Masak pakai rok terus kita main
tanah. Aduh, tidak bawa baju ganti pula! Suami memaksa untuk masuk. Lha,
orang-orang masih banyak yang berdatangan, kok. Mulai dari anak-anak hingga
orang tua. Mulai dari polisi, polhut, pramuka, hingga warga.
Tidak ada Kedung Maor
Ada
yang menyebut Kedung Maor dengan Grand Canyonnya Bojonegoro. Karena lapis-lapis
bebatuannya tampak alami dan mempesona. Lalu air terjunnya yang berwarna jernih jatuh ke kolam terlihat hijau
seperti lumut. Foto diatas saya ambil dari internet.
Meski
tidak ada kegagahan Kedung Maor seperti dulu, tapi masih tersisa sedikit
jejaknya. Air terjun masih ada walaupun hanya sedikit. Air sungai masih
mengalir. Sementara di sekitarnya adalah genangan air yang menerjang hutan. Reruntuhan
tanah yang mengubah segalanya.
Sempat
berbicara dengan petugas dan warga setempat bahwa hutan sudah tidak seperti
dulu. Sudah banyak aktivitas yang mengakibatkan hutan lebat berkurang. Lalu,
longsor pada Jum’at dini hari setelah hujan deras mengakibatkan air terjun tertimbun tanah.
Saat itu, tidak ada akses untuk melihat air terjun. Deretan bebatuan kokoh itu telah raib. Inilah yang tersisa. Air sungai masih mengalir jernih.
Saat itu, tidak ada akses untuk melihat air terjun. Deretan bebatuan kokoh itu telah raib. Inilah yang tersisa. Air sungai masih mengalir jernih.
Longsor
ini segera ditangani oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Bojonegoro. BPBD langsung membuat sudetan untuk mengalirkan air dari wilayah
hulu (atas). Sudetan yang dibuat selebar lima meter dengan panjang 300 meter
dengan menggunakan bantuan buldoser milik PT Hutama Karya (HK) yang sedang mengerjakan
pembangunan Waduk Gonseng.
Pembuatan
sodetan berada di utara sungai Kedung Maor, sehingga air yang sekarang menumpuk
bisa mengalir dan masuk ke kedung. Sehingga kondisi Kedung Maor langsung penuh
berisi air karena air dari atas yang sebelumnya terhalang batu dan tanah.
Kepala
BPBD Bojonegoro, Andi Sujarwo menjelaskan, berdasar hasil konsultasi ahli
geologi Stem Migas Cepu, bahwa kenaikan permukaan dasar sungai setinggi 7 meter
dan sepanjang 250 meter merupakan akibat terjadinya patahan tanah lokal.
Guna
mengantisipasi ancaman banjir sebagai akibat tersumbatnya aliran sungai, maka
tim bersepakat melakukan pengerukan sungai dengan membuat saluran di sisi timur
sungai lama atas persetujuan pihak Perhutani. (kanalbojonegoro.com)
Jadi,
begitulah kondisi Kedung Maor. Semoga segera selesai dan aman buat warga
sekitarnya. Selanjutnya akan seperti apa, mudah-mudahan ada waktu untuk
berkunjung kembali. Andai memang layak menjadi tempat wisata lagi semoga memang
benar-benar sudah aman dan nyaman untuk para pengunjung dan tentu saja warga sekitar.
Menjaga lingkungan adalah tanggung jawab kita semua. Sebagai pengunjung apa yang bisa kita lakukan? Sederhana saja, jangan membuang sampah ataupun meninggalkan apapun kecuali jejak langkah kita disana.
Menjaga lingkungan adalah tanggung jawab kita semua. Sebagai pengunjung apa yang bisa kita lakukan? Sederhana saja, jangan membuang sampah ataupun meninggalkan apapun kecuali jejak langkah kita disana.
Menjelang
pulang, kami dikejutkan oleh tukang parkir. Mobil disuruh berhenti, tepat ketika kami keluar dari tempat parkir. Di depan ada
dua mobil plat merah. Ya sudah, kami tunggu saja. Ternyata ada bapak bupati
yang meninjau langsung lokasi ini. Beliau tampak santai dan akrab ngobrol dengan
warga di dalam warung.
Foto Kedung Maor sebelum longsor:
yusmithasari.blogspot.com
Sumber
bacaan:
https://beritabojonegoro.com/read/10613-bpbd-lakukan-pengerukan-timbunan-tanah-longsor-kedung-maor.html
https://www.kanalbojonegoro.com/longsor-kedung-maor-ditangani-secara-cepat-dan-tepat/
^_^
wow, jalan jelek begitu aja banyak yang mau datang ya, apalagi kalo bagus :D
BalasHapusWarga berduyun-duyun datang untuk melihat longsor.
HapusSebelum longsor air terjun ini cukup populer di Bojonegoro. Ramai pengunjung dari luar kota.
soo green. Bisa jadi tempat melepas penaat nih, biar segerr lagiii :D Tfs mbaak :)
BalasHapusIya, mba.
HapusYang pengen relax sangat mantap pergi ke sini . .kunbal ya
BalasHapusNunggu diperbaiki dulu. Nggak tahu nantinya mau dibikin seperti apa. Kita tunggu kabar selanjutnya. Semoga menjadi lebih baik.
Hapussayang ya mba, krn longsor air terjunnya jd ga ada.. :( .. pdhl cantik memang aku liat fotonya...
BalasHapusSayang banget, mba.
Hapusmasih suasana pedesaan ya mbak, masih banyak pemandangan yang hijau-hijau seger ngeliatnya...
BalasHapusSawah, hutan, sungai, ah...masih pemandangan alam yang menyejukkan mata.
Hapus