Berbagi Sajadah
Minggu, 18 Juni 2017
10 Komentar
Assalamualaikum.
Bagaimana puasa kita hari ini? Semoga dimudahkan sampai akhir Ramadhan. Aamiin.
Teman-teman
kalau ke masjid apakah selalu membawa sajadah? Kalau saya kadang iya, kadang
tidak. Lihat situasinya saja. Misalnya kalau sedang di rumah, ya bawa saja. Lengkap!
Kita
bisa memiilih mau sholat tarawih di masjid mana saja. Yang terdekat bisa jalan
kaki. Kalau agak jauh sedikit, dengan naik motor.
Tapi
kalau sedang di luar kota, saya harus memangkas barang bawaan agar tidak berat
dan menyesakkan kendaraan. Bagaimana dengan sajadahnya? Cara menyiasatinya
dengan membawa sajadah tipis dan ringan. Selain itu bisa memakai sajadah kecil,
yang cukup untuk alas kepala ketika sujud.
Sayangnya
masalah sajadah ini sering terlewatkan. Packing
barang yang mau dibawa meskipun sudah dilist
seringkali terlupakan. Bahkan tidak termasuk dalam list. Akhir-akhir ini
karena sering berpergian, saya tidak terlalu memikirkan daftar bawang bawaan. Perginya
masih dekat-dekat saja. Kurang-kurang sedikit tidak perlu dipermasalahkan. Yang
penting sudah membawa mukena dan barang-barang yang sangat dibutuhkan keluarga.
Bagi
saya keberadaan sajadah ini tidak terlalu penting. Karena lantai masjid-masjid (biasanya
ya) sudah dibersihkan. Apalagi ini bulan Ramadhan, masjid-masjid semakin
bersolek menyambut kedatangan para jamaah yang ingin memakmurkannya.
Saat
ini semakin banyak masjid yang melengkapi dengan karpet baik yang tipis maupun
tebal. Jadi keberadaan sajadah memang tergantikan.
Kemarin,
saya melihat ada masjid yang memperbanyak mukena dan sajadah. Padahal di lantainya
sudah ada karpet. Bahkan di teras sekelilingnya juga digelar karpet. Kalau hari-hari
biasa tidak sampai seperti ini. Saya yakin, semuanya demi menyambut bulan mulia
ini.
Bagi
saya yang tidak mempermasalahkan sajadah, beribadah di masjid rasanya tetap
saja. Kenikmatannya masih sama.
Sharing is caring
Sebagai
musafir, berhenti di satu masjid ke masjid lainnya, membuat saya semakin
menikmati the power of sharing. Ada banyak
jamaah yang berbagi sajadah dengan saja. Tidak saling kenal tapi merasa sebagai
satu umat yang kokoh. Ada saja yang tiba-tiba menggelar sajadah di depan saya. Semerbak
Aroma pewangi, dan bunga kenanga menguar.
Bahkan
saya menemukan di suatu masjid yang memang tidak terlalu peduli dengan sajadah
yang sudah digelar. Jadi maksudnya begini, begitu jamaah datang, langsung menggelar
sajadahnya. Ketika imam meminta untuk meluruskan shaf, tengok kanan kiri,
barisannya sudah rapi belum. Lalu, bergegas mengisi kekosongan shaf. Tidak lagi
peduli sajadahnya dimana, tasnyapun dimana. InsyaAllah aman.
Teman-teman
memiliki cerita Ramadhan juga? Sharing yuk!
^_^
Iyaaa mbaak masjid" disinii jugaa gtuuu. . Berbagi sajadah seperti sudah naluri sesama muslim. Seneng liatnyaaa. .
BalasHapusIya, senang.
HapusBerbagi sejadah iya sering juga, kalau yang disamping tdk bawa sejadah terbiasa menawarkan
BalasHapuspenting nggk penting ya sejadah, untuk berpergian betul biasa bawa sejadah yg tipis saja
Aku seing kelupaan bawa sajadahnya.
Hapusalhamdulillah berbagi sajadah masih jadi kebiasaan masyarakat kita sehari-hari ya..
BalasHapusSemoga mempererat ukuwah ya.
HapusKalo saya enggak bawa sejadah, soalnya berebut sama anak -__-
BalasHapusdi mesjid suka ada yang ngajakin barengan, hehe. so sweet
Hahaha ...berebut. Lucu ya.
HapusDi tempat saya jg begitu mbak, setelah sholat baru deh sajadah diambil.
BalasHapusSenang ya kalau jamaahnya pada pengertian gitu.
Hapus