Jembatan Selfie BKI, Ngawi





Assalamualaikum,

Libur lebaran kali ini bertepatan dengan libur sekolah. Jadinya lumayan panjang. Alhamdulillah bisa berkumpul dengan keluarga. Saya bersyukur bisa memanfaatkan liburan ini dengan traveling ke luar kota. Lumayan untuk mengenal beberapa kota meski hanya mampir sejenak.


Ketika melewati kota Ngawi saya melihat ada destinasi wisata baru. Tiba-tiba suami langsung memutuskan untuk mampir. Mumpung langsung belok. Iya sih, ada papan petunjuk yang memudahkan pengunjung untuk menemukan lokasinya.



Lokasi:

Dusun Poncol, Desa Kerek, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Dari jalan raya sekitar 2 km. Sepanjang jalan kita bakal melihat pemandangan hutan jati. Lalu suasana kampung yang tenang. Rumah-rumah yang dibiarkan terbuka, tanpa pagar pula. Untuk akses jalan sudah ada, beraspal meskipun naik turun. Namun yang di dekat lokasi justru masih asli, berbatu dan belum diperbaiki. Menurut penuturan warga, dalam waktu beberapa bulan ke depan sudah ada rencana untuk pembuatan area parkir.

Jembatan Selfie BKI (Bukit Kerek Indah) ini baru dibuka sekitar 4 bulan yang lalu. Ya, masih tergolong baru. Tapi pengunjungnya sudah banyak, terutama di weekend dan liburan seperti ini. Tapi tidak sampai penuh sesak seperti tempat wisata yang sudah mainstream.

Letaknya di depan pemukiman warga. Masih baru, jadi wajar kalau fasiitasnya umum belum maksimal. Beberapa bunga (masih sedikit) tampak baru ditanam. Taman, belum ada. Bunga yang ada hanya berada di pinggir, seolah menjadi pemanis. Lokasi ini merupakan tanah desa dan dikelola oleh warga.



Memasuki Bukit Kerek Indah ini kita bisa berfoto dibawah payung-payung atau dengan meminjam payung. Lagi musim payung, disemua tempat wisata selalu ada payung warna-warni.

Karena ini adalah bukit, pengunjung wajib mendaki dahulu untuk tiba di puncaknya sehingga bisa berfoto selfie. Ada dua jalur, satu yang lumayan curam dan satunya lagi landai. Silakan pilih yang nyaman.

Ada beberapa tempat yang menarik untuk berfoto dengan pemandangan bukit hingga sungai Bengawan Solo. Lokasi ini berada diantara pohon- pohon jati, namun belum besar. Selebihnya adalah semak belukar.



Berada di ketinggian mengingatkan kita sebagai makhluk yang lemah, kecil dan tak berdaya. Kalau bukan karena kuasaNya, tak mungkin sanggup berdiri disini.

Jembatan cinta disini terbuat dari bambu. Jadi harus hati-hati ketika menginjaknya. Sebenarnya sudah ada peringatan yang ditempel disana. Jadi kalau mau foto-foto memang harus dibatasi. Berbahaya kalau banyak pengunjung naik ke jembatan.



Kalau kita naik, jembatan dengan alas anyaman bambu ini berderit dan sedikit bergoncang. Lalu melihat ke bawah...owww... ngeri juga!

Saya melihat para pengunjung cukup mengerti. Itu juga demi keamanan dan keselamatan bersama. Tidak ada yang menjaga jembatannya, namun dengan kesadaran sendiri, kita mengantre. Tidak berdesakan karena pengunjung tidak banyak. Mengantrepun tidak lama. Bisa sambil duduk-duduk cantik. Eh, ada yang bawa payung kesini. Panas bener, walaupun sudah berteduh.



Mungkin karena masih baru ya, suasananya tampak tandus. Pohon-pohon yang ada tidak cukup rindang. Kalau menunggu sampai pohon-pohon disini besar, butuh waktu lama. Semoga saja ada penambahan tempat berteduh. Karena orang-orang kesini pastinya butuh suasana yang nyaman. 



Saya jadi ingat dengan daerah sendiri. Sama panasnya. Tapi karena sudah biasa jadi sudah kebal saja.


Note:

Sebaiknya jangan datang siang hari. Apalagi di musim kemarau. Panas banget. Debu-debu berterbangan.

Di atas bukit sudah ada beberapa warung yang menjual minuman,  snack, dan mie. Mungkin bisa ditambah menunya lagi. Sehingga kita yang kepanasan, dan kelelahan setelah mendaki bisa makan-makan.

Saya sempat membeli es degan. Harga masih standar, Rp 5.000 per gelas. Pop mie juga sama harganya. Penjual tidak menaikkan harga meski ini adalah libur lebaran.



Kadang-kadang saya khawatir membeli makanan di tempat wisata karena penjual yang mempermainkan harga. Tapi kalau sudah mencantumkan harga maka semua penjual pasti patuh. Dan tentu saja pengunjung juga senang.

Oh ya, untuk jalur masuk dan keluar kendaraan roda empat dibuat berbeda. Jadi begitu keluar dari area parkir kita diajak berkeliling desa. Tidak jauh kok. Kita bisa melihat ladang-ladang jagung. Bahkan jagung-jagung yang dijemur di pinggir jalan. Atau anak-anak yang bermain di pinggir jalan.

Tiket masuk:
Rp 2.000

Parkir:
Rp 4.000 

Untuk harga tiket dan parkir adalah harga pada saat saya berkunjung. Murah banget! Jika dikemudian hari harga berubah, mohon dimaklumi. Bisa jadi karena penambahan fasilitas dan wahana.

Happy traveling!

^_^

Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

30 Komentar untuk "Jembatan Selfie BKI, Ngawi"

  1. Wah skarang makin banyak tempat wisata yanga sik buat dijadiin tempat foto fotoan ya mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang ini sengaja dibuat buat pepotoan selfie ala-ala gitu. Yang belakangnya jurang.

      Hapus
  2. Sekarang dimana-mana marak ya mba..wisata baru, yang menawarkan spot2 cantik buat foto.
    Klo sekarang masih berdebu, dan panas..semoga kedepannya tambah rindang n makin tertata yaa mba..

    BalasHapus
  3. Wah keren tempatnya murah lagi
    Masih sepi juga yaa

    BalasHapus
  4. wah asik banget ni jadi kpengen ni.

    ohy mampir kalu ada waktu di tempat kami

    BalasHapus
  5. Berarti masuk kawasan hutan jati Perhutani gitu,mb

    BalasHapus
  6. Cakep kalau pepotoan dekat payung2nya. Tempatnya gersang juga ya, apalagi kalau pas musim panas.

    BalasHapus
  7. wah keren banget tempatnya buat foto selfie untuk update foto instagram. Mantap

    BalasHapus
  8. Sekarang di Kalimantan Selatan juga lagi trend beberapa tempat wisata dibikin ada tmpat selfie semacam itu, konsep payung nya juga.. sampai2 palabuhan pun di pakein payung2 hihi tapi memang bagus bgt ya ba buat spot foto 😊

    BalasHapus
  9. Lagi musim banget spot foto ketinggian seperti ini ya :D Lucu sih buat feed instagram makin warna-warni ^^

    BalasHapus
  10. Saya salut dengan pedagangnya ,tidak main naik harga. Semoga saja ditiru oleh pedagang-pedagang ditempat lain. ditempat saya juga lagi trend wisata semacam ini, berhias payung dan jembatan rakitan bambu untuk berselfie ria.
    Bukit Kerek Indah, sungguh indah sekali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seringnya sih kalau musim lebaran pedagang naikkan harga seenaknya. Alasannya karena harga2 naik. Lalu pembeli pasrah. Semoga di kemudian hari juga tetap normal.

      Hapus
  11. Salut dengan warga desa yg sadar akan potensi wisata di daerahnya. Dan secara gotong royong membangun wisata yg sebenarnya sederhana, namun cukup diminati saat ini yaitu spot foto. Semoga kedepannya jembatan BKI bisa lebih dikenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berkunjung kesini aku jadi iri dengan daerahku sendiri. Kapan bisa maju wisatanya...

      Hapus
  12. Duh jembatannya, bener top buat selfie. Sepertinya kalau sore hari bagus juga ya, Teh. Pemandangan keren. Jadi pengen bisa berharap kalau di daerahku ada wisata yang seperti ini...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lagi marak yang kayak gini, mas. Viewnya bagus meskipun sebenarnya panas. Semoga daerah lain menyusul ya.

      Hapus
  13. Wisata yang unik, buat rekreasi bersama keluarga dengan pemandanganny , kunbal y

    BalasHapus
  14. sekarang di beberapa tempat hits model tempat selfie macam ini ya mbak, kayak di kota Batu tempat sya tinggal sudah ada beberapa dengan konsepan sama tapi kemasan beda.

    BalasHapus
  15. Jembatannya unik. Dan asyik banget kayaknya dibuat selfi. Tapi juga harus hati2 juga. Jangan sampai terpeleset. Wkwkwkkk

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel