Jam Sibuk Ibu
Selasa, 29 Agustus 2017
20 Komentar
Kapan
ibu merasa paling sibuk? Di waktu-waktu tertentu seperti menjelang anak-anak
berangkat sekolah dan suami yang mau berangkat kerja? Atau setiap saat?
Ibarat
rush hour di jalanan itu saat
menjelang anak-anak sekolah dan pegawai masuk kerja. Di waktu tersebut, aduh banyak
banget kendaraan yang tumpah di jalanan. Semuanya seolah sedang dikejar waktu. Semuanya
ingin segera tiba di tempat. Antara deru kendaraan, klakson dan peluit pak
polisi seolah sebuah rangkaian musik pagi yang khas.
Bagaimana
dengan ibu rumah tangga seperti saya?
Saya
juga memiliki jam sibuk. Fakta! Saya yakin ibu-ibu lainnya juga merasakan jam
sibuknya. Entah di pagi hari menjelang anak-anak berangkat sekolah. Atau saat
sedang dikejar deadline.
Di
waktu tersebut saya ingin mengerjakan pekerjaan saya hingga selesai sesuai
rencana. Saya ingin menunjukkan kepada
anak-anak bahwa ibu harus disiplin dulu sebelum mengajak anak-anaknya.
Bagaimana
mungkin saya mengajak anak-anak untuk mengatur waktunya dengan tertib,
sementara saya tidak beres mengurus waktu saya. Misal, jam berapa makan pagi
siap. Jam berapa saya siap mengantar anak-anak ke sekolah. Saya harus lebih
siap.
Saya
memiliki alasan ketika tidak menyiapkan sarapan. Biasanya karena sedang sakit atau capek sekali. Anak-anak bisa
mengerti. Mereka bisa bekerja sama membuat sarapan atau membeli di warung
terdekat.
***
Seperti
pagi itu ketika saya sudah selesai menyiapkan makan pagi. Saya berharap
anak-anak segera makan bersama. Faktanya saya yang makan bersama si bungsu.
Sementara kakaknya masih mandi.
Ketika
saya mandi, saya berharap urusan mereka juga beres. Lagi-lagi saya keliru. Saya
masih di kamar mandi ketika pintunya diketuk-ketuk si bungsu. “Ibu, kakak
lempar-lempar ikan ke kolong tempat tidur! Ibu, kakak ganggu aku! Ibu...”
Saat
itu juga saya ingin segera menyelesaikan mandi pagi!
Dulu
ketika saya masih memiliki bayi hingga balita, memang urusan mandi itu tidak
bisa tenang. Ada saja gangguannya. Hampir tiap hari, kecuali ada yang menjaga
anak-anak. Sampai ada yang membuat meme tentang ini. Lucu!
Memang
tidak setiap hari ada gangguan seperti tadi, tapi lumayan mengacaukan me time di kamar mandi. Kadang si bungsu
ribut dengan kakaknya sampai teriak-teriak dan menangis. Ujung-ujungnya si
bungsu berdiri di depan pintu kamar mandi, ketuk-ketuk pintu hingga saya
memberikan jawaban. Huff!
Rencana!
Apakah
saya tidak membuat rencana, aturan dan kesepakatan bersama agar huru-hara di
pagi hari tidak terjadi lagi? Sudah! Sosialisasi juga setiap saat. Belajar
tanggung jawab juga.
Setiap
keluarga memiliki seni dalam menjalankan urusan rumah tangga, mengurus
anak-anak hingga hubungan dengan pasangan. Masih ada yang kurang disana sini .... Masih wajar! Kita makhluk yang tak sempurna,
tapi kita selalu belajar untuk menjadi lebih baik.
Sekali
lagi tentang rencana. Tidak ada sesuatu yang instan, kecuali mie instan. Semua
melalui sebuah proses yang panjang, yang entah kapan berakhir. Menunggu
anak-anak dewasa dan bertanggung jawab
sama halnya dengan menunggu saya makin menua. Ah, tidak! Saya tidak ingin
menunggu. Saya ingin menikmati waktu-waktu bersama mereka.
Saya
ingat ketika saya mengeluhkan perbuatan kakak dan adik yang selalu saja tergoda
untuk berantem. Lalu si anak tengah berkata, “Ibu masak nggak pernah jadi
anak-anak?”
Rasanya
menohok sekali. Saya mungkin sudah lupa masa-masa seperti itu. Adu mulut dengan
saudara, main lempar, saling menyalahkan, dsb. Di masa tersebut kami selalu
merasa paling benar, paling baik dan paling lainnya.
Beberapa
tips berikut saya lakukan untuk mengantisipasi huru-hara di pagi hari, di saat jam sibuk. Hanya
mengantisipasi, tidak menjamin. Karena kesuksesan kita tergantung banyak
variabel. Antara mood, kesehatan, kemampuan membaca keinginan anak-anak, kesabaran dsb.
- Menyiapkan menu masakan sederhana, mudah dan hemat waktu. Tidak perlu mencoba resep baru karena khawatir bakal menghabiskan energi dan emosi jika terjadi kegagalan.
- Perlengkapan sekolah anak sudah disiapkan di malam hari. Termasuk jika ada tugas dari sekolah. Sudah diselesaikan.
- Bangun pagi. Setelah bangun dan sholat sebaiknya jangan tidur lagi. Bangunnya jadi susah.
Tampaknya
sederhana. Kadang berhasil kadang juga tidak. Saya harus mengakui bahwa
karakter setiap anak berbeda sehingga ibu harus mengerti. Ada yang mudah ketika
saya membuat aturan di rumah. Ada pula yang sulit bahkan menolak. Maunya sih
suka-suka!
Nah,
ketika berada di jam sibuk itu saya memang tak mau diganggu. Meski kenyataannya
tidak ada yang benar-benar lolos dari huru-hara di pagi hari. Kadang ada
keluarga yang tiba-tiba menelpon ketika saya sedang di depan kompor. Aduh bahaya!
Kemudian
bakul sayur langganan yang berteriak lantang memanggil saya. Saya intip sebentar sambil melambaikan tangan. Maaf! Sambil
melihat anak-anak yang tak kunjung beres.
“Ibu
harus mendahulukan urusan anak-anak daripada urusannya sendiri,” kata si anak
tengah. (Kaget! Nemu kalimat ini dari mana ya?)
Jadi,
lupakan panggilan bakul sayur. Nanti, saya masih bisa mencari bakul berikutnya. Ibu harus fokus dan fokus!
^_^
Thanks tipsnya bu, nanti tipsnya akan saya kasih tahu ke calon istri :D... Ternyata sibuk juga ya jadi ibu rumah tangga...
BalasHapusSama2.
HapusSaya malah tambah rajin nulis rencana di jurnal, mbak. Semenjak sering nongkrongin pinterest. Dan kerasa banget kebantu terutama kalau hari tersebut ada kerjaan ngebujer hehehe. Biar ga kelupaan.
BalasHapusAduh aku belum maksimal main Pinterest. Cuma lihat-lihat aja.
HapusMenjadi ibu rumah tangga itu memang super sibuk di rumah, saya melihat kebisaaan ibu saya yang setiap bangun harus masak, merapikan anaknya yg mau sekolah terus setelah itu beresin rumah,, super sibuk deh pokoknya. Untuk itulah saya selalu menghormati perempuan.
BalasHapusWiih, salut!
HapusJam super duber sibuk aku sebelom paksu ke kantor, itu pasti aku uda ubrug duluan mb...ya nyiapin sarapan klo pas lagi ga rempong masak, blom bikin aer teh manis panas, trus beberes tempat tidur ama nyuci..,tapi klo nyuci bisa agak longgar sih siang pun jadi..nah klo uda beres semua tinggal leyeh leyeh deh sambil ngeblog atau lainnya
BalasHapusSesibuk apapun, tetap semangat mba!
HapusBelum jadi ibu apalagi istri sih.. Tapi kalau ngaca dari ibuku yang memang IRT, sama dengan apa yang mbak ceritakan. Kadang suka sebel sama orang yang mandang IRT, padahal kerjaannya g gampang, dan bisa dibilang 24 jam ready
BalasHapusHihi... begitulah. Akhirnya kebal sama omongan orang.
HapusJam sibuk di rumah???
BalasHapusHmmm... Pagi jelas, siang pas anak sekolah agak mending tapi kerjaan tetep ada. Siang setelah makan santai bisa tidur. Sore sampai malam ada lagi kerjaan.
Bahkan sampai sebelum merem pun saya masih nyapu ( lagi, lagi, lagi) hihihi
Waduh... saya nggak sanggup mba, beberes rumah terus. Kecuali kalau ada yang tumpah dan keadaan rumah sudah gawat berantakannya.
HapusBtw...butuh kesabaran esktra ini.
Tos mbk, aku jg lbh sering bikin rencana masakan yg gampil2 aja, biar cepet selese, trs bs ngambil kerjaan rumh tangga yg lain,
BalasHapus:)
Begitulah kita...
HapusMemang sih aku akui ibu itu sibuknya super, tapi aku salut sama ibu yang bisa membagi waktunya. Terutama Teh Nur Rochma nih, masih mengatur waktu antara kesibukan dan berbagi dan menginspirasi lewat blog ini.
BalasHapusApapun kesibukannya, tetap semangat ya, Teh..
Makasih mas Andi.
Hapusmemang harus ada persiapa yang matang ya utk jd seorang ibu. terutama bagi wanita. semangat bu...
BalasHapussalam kenal juga ya
Salam kenal, semoga bermanfaat ya.
HapusAh senasib mba. Krn tiap pagi aku hrs ke ktr sementara anak2 blm bangun, jadi anak2 gak terlalu bikin huru hara sih. Justru huru hara krn aku hrs nyiapin makan selama satu hari itu plus bekal sekolah. Daaannn teriakan paksu "buuunn ayo nanti telat". Zzzzzz itu yg srg bikin aku emosi jiwa. Gak tau apa ya aku harus pontang panting di dapur dulu.
BalasHapusPercayalah, kita bakal mengenang masa-masa itu mba.
Hapus