Jam Sibuk Ibu





Kapan ibu merasa paling sibuk? Di waktu-waktu tertentu seperti menjelang anak-anak berangkat sekolah dan suami yang mau berangkat kerja? Atau setiap saat?


Ibarat rush hour di jalanan itu saat menjelang anak-anak sekolah dan pegawai masuk kerja. Di waktu tersebut, aduh banyak banget kendaraan yang tumpah di jalanan. Semuanya seolah sedang dikejar waktu. Semuanya ingin segera tiba di tempat. Antara deru kendaraan, klakson dan peluit pak polisi seolah sebuah rangkaian musik pagi yang khas.

Bagaimana dengan ibu rumah tangga seperti saya?

Saya juga memiliki jam sibuk. Fakta! Saya yakin ibu-ibu lainnya juga merasakan jam sibuknya. Entah di pagi hari menjelang anak-anak berangkat sekolah. Atau saat sedang dikejar deadline.

Di waktu tersebut saya ingin mengerjakan pekerjaan saya hingga selesai sesuai rencana.  Saya ingin menunjukkan kepada anak-anak bahwa ibu harus disiplin dulu sebelum mengajak anak-anaknya.

Bagaimana mungkin saya mengajak anak-anak untuk mengatur waktunya dengan tertib, sementara saya tidak beres mengurus waktu saya. Misal, jam berapa makan pagi siap. Jam berapa saya siap mengantar anak-anak ke sekolah. Saya harus lebih siap.

Saya memiliki alasan ketika tidak menyiapkan sarapan. Biasanya karena  sedang sakit atau capek sekali. Anak-anak bisa mengerti. Mereka bisa bekerja sama membuat sarapan atau membeli di warung terdekat.

***

Seperti pagi itu ketika saya sudah selesai menyiapkan makan pagi. Saya berharap anak-anak segera makan bersama. Faktanya saya yang makan bersama si bungsu. Sementara kakaknya masih mandi.

Ketika saya mandi, saya berharap urusan mereka juga beres. Lagi-lagi saya keliru. Saya masih di kamar mandi ketika pintunya diketuk-ketuk si bungsu. “Ibu, kakak lempar-lempar ikan ke kolong tempat tidur! Ibu, kakak ganggu aku! Ibu...”

Saat itu juga saya ingin segera menyelesaikan mandi pagi!

Dulu ketika saya masih memiliki bayi hingga balita, memang urusan mandi itu tidak bisa tenang. Ada saja gangguannya. Hampir tiap hari, kecuali ada yang menjaga anak-anak. Sampai ada yang membuat meme tentang ini. Lucu!

Memang tidak setiap hari ada gangguan seperti tadi, tapi lumayan mengacaukan me time di kamar mandi. Kadang si bungsu ribut dengan kakaknya sampai teriak-teriak dan menangis. Ujung-ujungnya si bungsu berdiri di depan pintu kamar mandi, ketuk-ketuk pintu hingga saya memberikan jawaban. Huff!



Rencana!

Apakah saya tidak membuat rencana, aturan dan kesepakatan bersama agar huru-hara di pagi hari tidak terjadi lagi? Sudah! Sosialisasi juga setiap saat. Belajar tanggung jawab juga.

Setiap keluarga memiliki seni dalam menjalankan urusan rumah tangga, mengurus anak-anak hingga hubungan dengan pasangan. Masih ada yang kurang disana sini ....  Masih wajar! Kita makhluk yang tak sempurna, tapi kita selalu belajar untuk menjadi lebih baik.

Sekali lagi tentang rencana. Tidak ada sesuatu yang instan, kecuali mie instan. Semua melalui sebuah proses yang panjang, yang entah kapan berakhir. Menunggu anak-anak dewasa dan  bertanggung jawab sama halnya dengan menunggu saya makin menua. Ah, tidak! Saya tidak ingin menunggu. Saya ingin menikmati waktu-waktu bersama mereka.

Saya ingat ketika saya mengeluhkan perbuatan kakak dan adik yang selalu saja tergoda untuk berantem. Lalu si anak tengah berkata, “Ibu masak nggak pernah jadi anak-anak?”

Rasanya menohok sekali. Saya mungkin sudah lupa masa-masa seperti itu. Adu mulut dengan saudara, main lempar, saling menyalahkan, dsb. Di masa tersebut kami selalu merasa paling benar, paling baik dan paling lainnya.

Beberapa tips berikut saya lakukan untuk mengantisipasi huru-hara di pagi hari, di saat jam sibuk. Hanya mengantisipasi, tidak menjamin. Karena kesuksesan kita tergantung banyak variabel. Antara mood, kesehatan, kemampuan membaca keinginan anak-anak, kesabaran dsb.


  1. Menyiapkan menu masakan sederhana, mudah dan hemat waktu. Tidak perlu mencoba resep baru karena khawatir bakal menghabiskan energi dan emosi jika terjadi kegagalan.
  2. Perlengkapan sekolah anak sudah disiapkan di malam hari. Termasuk jika ada tugas dari sekolah. Sudah diselesaikan.
  3. Bangun pagi. Setelah bangun dan sholat sebaiknya jangan tidur lagi. Bangunnya jadi susah.

Tampaknya sederhana. Kadang berhasil kadang juga tidak. Saya harus mengakui bahwa karakter setiap anak berbeda sehingga ibu harus mengerti. Ada yang mudah ketika saya membuat aturan di rumah. Ada pula yang sulit bahkan menolak. Maunya sih suka-suka!

Nah, ketika berada di jam sibuk itu saya memang tak mau diganggu. Meski kenyataannya tidak ada yang benar-benar lolos dari huru-hara di pagi hari. Kadang ada keluarga yang tiba-tiba menelpon ketika saya sedang di depan kompor. Aduh bahaya!

Kemudian bakul sayur langganan yang berteriak lantang memanggil saya. Saya intip  sebentar sambil melambaikan tangan. Maaf! Sambil melihat anak-anak yang tak kunjung beres.

“Ibu harus mendahulukan urusan anak-anak daripada urusannya sendiri,” kata si anak tengah. (Kaget! Nemu kalimat ini dari mana ya?)

Jadi, lupakan panggilan bakul sayur. Nanti, saya masih bisa mencari bakul berikutnya. Ibu harus fokus dan fokus!

^_^



Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

20 Komentar untuk "Jam Sibuk Ibu"

  1. Thanks tipsnya bu, nanti tipsnya akan saya kasih tahu ke calon istri :D... Ternyata sibuk juga ya jadi ibu rumah tangga...

    BalasHapus
  2. Saya malah tambah rajin nulis rencana di jurnal, mbak. Semenjak sering nongkrongin pinterest. Dan kerasa banget kebantu terutama kalau hari tersebut ada kerjaan ngebujer hehehe. Biar ga kelupaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduh aku belum maksimal main Pinterest. Cuma lihat-lihat aja.

      Hapus
  3. Menjadi ibu rumah tangga itu memang super sibuk di rumah, saya melihat kebisaaan ibu saya yang setiap bangun harus masak, merapikan anaknya yg mau sekolah terus setelah itu beresin rumah,, super sibuk deh pokoknya. Untuk itulah saya selalu menghormati perempuan.

    BalasHapus
  4. Jam super duber sibuk aku sebelom paksu ke kantor, itu pasti aku uda ubrug duluan mb...ya nyiapin sarapan klo pas lagi ga rempong masak, blom bikin aer teh manis panas, trus beberes tempat tidur ama nyuci..,tapi klo nyuci bisa agak longgar sih siang pun jadi..nah klo uda beres semua tinggal leyeh leyeh deh sambil ngeblog atau lainnya

    BalasHapus
  5. Belum jadi ibu apalagi istri sih.. Tapi kalau ngaca dari ibuku yang memang IRT, sama dengan apa yang mbak ceritakan. Kadang suka sebel sama orang yang mandang IRT, padahal kerjaannya g gampang, dan bisa dibilang 24 jam ready

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi... begitulah. Akhirnya kebal sama omongan orang.

      Hapus
  6. Jam sibuk di rumah???
    Hmmm... Pagi jelas, siang pas anak sekolah agak mending tapi kerjaan tetep ada. Siang setelah makan santai bisa tidur. Sore sampai malam ada lagi kerjaan.
    Bahkan sampai sebelum merem pun saya masih nyapu ( lagi, lagi, lagi) hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh... saya nggak sanggup mba, beberes rumah terus. Kecuali kalau ada yang tumpah dan keadaan rumah sudah gawat berantakannya.

      Btw...butuh kesabaran esktra ini.

      Hapus
  7. Tos mbk, aku jg lbh sering bikin rencana masakan yg gampil2 aja, biar cepet selese, trs bs ngambil kerjaan rumh tangga yg lain,
    :)

    BalasHapus
  8. Memang sih aku akui ibu itu sibuknya super, tapi aku salut sama ibu yang bisa membagi waktunya. Terutama Teh Nur Rochma nih, masih mengatur waktu antara kesibukan dan berbagi dan menginspirasi lewat blog ini.

    Apapun kesibukannya, tetap semangat ya, Teh..

    BalasHapus
  9. memang harus ada persiapa yang matang ya utk jd seorang ibu. terutama bagi wanita. semangat bu...

    salam kenal juga ya

    BalasHapus
  10. Ah senasib mba. Krn tiap pagi aku hrs ke ktr sementara anak2 blm bangun, jadi anak2 gak terlalu bikin huru hara sih. Justru huru hara krn aku hrs nyiapin makan selama satu hari itu plus bekal sekolah. Daaannn teriakan paksu "buuunn ayo nanti telat". Zzzzzz itu yg srg bikin aku emosi jiwa. Gak tau apa ya aku harus pontang panting di dapur dulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Percayalah, kita bakal mengenang masa-masa itu mba.

      Hapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel