Mendongeng: Memperkenalkan Ragam Cerita dan Nilai Moral
Selasa, 03 Oktober 2017
16 Komentar
Seperti
biasa, saya menghabiskan waktu menjelang tidur dengan membacakan buku bersama
si bungsu. Bisa bergantian tapi yang paling sering adalah saya. Sementara si
anak perlahan mengantuk lalu tidur dengan damai.
Sejak
anak pertama lahir, saya sering memanfaatkan waktu di rumah dengan membaca
buku. Berdua menikmati sore hingga ayahnya pulang. Kemudian dia mulai bisa
membaca sendiri dan bercerita isi buku yang menarik kepada saya.
Kebiasaan
membaca bersama ini berulang hingga anak ketiga. Sayang, yang namanya kebiasaan
baik tetap ada unsur tak baik. Seperti ketika saya lebih suka dengan posisi tubuh
suka-suka. Mau selonjoran hingga tengkurap. Pegal ya kalau membaca dengan satu
posisi terus menerus. Oke, pasti ada jeda. Tapi seringkali ketika asyik membaca
tidak lagi memperhatikan postur tubuh.
Tak
masalah kalau saya sedang sendirian. Namun bagaimana ketika anak-anak
memperhatikan saya. “Ibu juga membaca sambil tidur!”
Nah,
saya salah. Saya tidak berkutik ketika kesalahan itu langsung ditancapkan tepat
di wajah saya.
Bukan
itu saja. Mata saya yang sudah lelah akhirnya bertambah lelahnya. Seringkali membaca
tanpa kacamata. Padahal jelas-jelas mata saya minus.
Saya
ingin mengubah sedikit kebiasaan buruk ini. Sebenarnya belum bisa total. Niatnya
belum kuat. Kalau sedang sendirian saya masih seenaknya saja. Namun, membuka
kesadaran dengan penuh kerelaan itu lebih penting. Tidak ingin berlarut-larut
dalam keadaan seperti ini, seolah tidak memberikan hak untuk kedua mata.
Siapapun
kita, pasti ingin tetap sehat. Seperti mata yang tetap ingin bekerja dengan
baik, melihat yang baik dan optimal.
Beberapa
waktu ini saya mulai berusaha mengurangi kegiatan membaca sambil tiduran.
Apalagi membaca menjelang tidur. Memang asyik sih. Kalau merasa sulit tidur,
lalu membacakan buku rasanya seperti sedang mendengarkan nyanyian pengantar
tidur.
Agar
kegiatan semacam ini tidak berubah, saya memilih mendongeng. Tidak ada buku.
Tidak ada membaca sambil tiduran, sambil miring ke kanan, kiri ataupun
tengkurap. Tidak ada komunikasi satu arah. Saya yang membaca dan si anak yang
mendengarkan hingga tertidur. Tapi sebelumnya saya mengajak membaca doa sebelum
tidur. Suka lupa kalau tidak diingatkan.
Awalnya
saya seperti sedang memanggil memori yang entah berada di dunia mana. Ya, kalau
menulis satu cerita, kurang cocok ganti tema, ganti alur, dsb. Tapi kalau
mendongeng, rasanya berbeda. Saya mesti menyiapkan sejak awal mulai dari tema
apa hingga nilai-nilai apa yang ingin ditanamkan kepada anak.
Saya
memiliki beberapa koleksi buku cerita anak. Bisa saja saya membuat cerita yang
sama dengan buku-buku tersebut. Tapi rasanya tidak kreatif. Khawatir jika
membosankan.
Akhirnya
saya memutuskan mengarang cerita. Meski yang namanya cerita itu tidak ada yang
benar-benar orisinal. Sedikit atau banyak pasti dipengaruhi oleh bacaan,
pengetahuan, pengalaman serta tujuan cerita itu sendiri.
Mengapa
saya mendongeng? Apa tujuannya? Tidak ada yang sia-sia jika kita memiliki tujuan.
Cerita itu akan dikenang anak. Bukan saja karena ceritanya lucu, asyik, dsb,
namun karena kebersamaan kita. Seperti ketika saya memilih cerita fabel. Beberapa
adegan dibuat bersama. Jadi saya diskusi, “Sebaiknya bagaimana ini?”
Kemudian
si anak menyahut. Dia ikut berpikir dan menyelesaikan konflik tokoh-tokohnya. Saya
melanjutkan dan membuat kesimpulan. Bagi kami, menyenangkan sekali. Bukan saja
karena saya bisa berbagi cerita, namun saya bisa mendengar ide-ide segarnya. Saya
juga bisa berdiskusi seperti apa kemauan kita dalam menyelesaikan setiap
konflik tokohnya.
Atau
ketika saya mengajak si anak untuk memilih cerita. Misalnya cerita klasik zaman
kerajaan, atau robot, bahkan cerita sehari-hari. Saya juga mengajak anak untuk
memilih latar. Entah itu di hutan, di kota, dimanapun, saya ingin dia menangkap
suasana itu.
Kesimpulan
Kalau
kita googling manfaat mendongeng
pasti banyak. Namun dengan melakukannya bersama anak, kita ikut merasakan
manfaatnya. Kita merasakan seolah larut dalam emosi yang terbentuk. Ketika si
tokoh sedih, bahagia, kesal, dsb, timbul simpati.
Inilah
manfaat mendongeng sebelum tidur:
- Melatih dan meningkatkan keterampilan berbahasa
- Melatih kreatifitas dan imajinasi orang tua dan anak
- Meningkatkan bonding orang tua dan anak
- Mengembangkan keterampilan berpikir dalam menyelesaikan masalah
- Memperkenalkan nilai-nilai moral
Demi
memperkaya kosa kata, rasanya saya butuh setumpuk buku bacaan. Padahal masih ada beberapa buku yang belum selesai dibaca. Oh...
^_^
Aku gak pinter ngarang cerita mba. Jd klo ngedongeng ya harus dr buku. Tp kadang suka cape sendiri krn krucils slalu minta ulang ketika sampai di akhir cerita. Hahaha
BalasHapusKetika anak masih kecil, satu buku sayabaca sampai bosen, tapi si anak masih suka minta dibacakan lagi.
Hapusjadi inget waktu kecil .. dongeng sebelum tidur hehe
BalasHapusIya.
HapusSelain seru, dongeng punya bnyak pesan di dalmnya . . .
BalasHapusBener deh.
HapusLakukanlah segala aktivitas yang bermanfaat termasuk mendongeng atau membacakan dongeng selagi anak-anak Emak masih kecil. Kelak ketika mereka sudah beranjak dewasa hingga dewasa para Emak akan merindukan momen itu, seperti bunda saat ini. Selalu ingin mengulang momen indah itu tetapi waktu tak mungkin kembali. Semangat yah adik-adik para Emak muda.
BalasHapusTerima kasih. Pasti rindu momen seperti ini ya.
Hapuswaktu masih kecil seneng banget kalau pas mau tidur didongengi sama abah.. tiap hari pengen diceritain cerita yg baru, alhasil abah bikin cerita sendiri dadakan hihi..
BalasHapusPasti menyenangkan ya.
HapusAku biasa bercerita tentang masa kecilku pada anakku dan ini sering mengundang pertanyaan gadis kecilku meski sdh dijawab dan jawaban sama tetap saja ia ingin mendengar kembali cerita itu
BalasHapusaku minus jg mbak mungkin kebiasaan membaca sambil tidur itu penyebabnya
Dan ini jd senjataku utk mengingatkan gadis kecilku agar tdk membaca sambil tidur
Sama ya mba. Kudu perhatian sama mata nih, biar nggak bertambah minusnya.
HapusSaya udah jarang banget bacain cerita untuk anak. Karena selesai tidurin si kecil udah ketiduran juga hiks
BalasHapusPadahal dlu, si kakak paling suka dibacain cerita. Dia mudah menangkapnya.
Aku masih baru-baru ini setelah sebelumnya membaca sambil tiduran. Lalu ikut tidur juga.
Hapusaku sering beginiiiii :D.. kadang kalo udah bosen baca semua buku dongeng di rumah, ya akhirnya ngarang2 sendiri mba ;p.. apa yg terpikir saat itu, itulah yang diucapin ke anak :D.. jd seringnya ceritanya melantur kemana2 ;p.. tapi buat anak2 mah ttp aja seru dan bikin mereka penasaran kan :D.. mungkin krn dr kecil aku suka membaca dan menghayalkan cerita, buatku ngarang dongeng anak2 tanpa buku gini gampang2 aja ;p.. tinggal tergantung mood nya.. krn kalo sdg capek banget, biasanya aku jg males ;p
BalasHapusSeru sih. Kadang si anak yang bikin nama tokohnya, latar, tema. Tapi tak pancing-pancing supaya mau melanjutkan cerita nggak mau. Ngantuk. Lalu tidur.
Hapus