Properti Foto untuk Food Photography
Rabu, 22 November 2017
13 Komentar
Halo!
Membuat
label baru itu sesuatu banget. Saya hanya ingin berbagi hal-hal yang saya
ketahui dalam fotografi. Pengalaman saya masih minim dalam hal memotret.
Tapi tidak apa ya kalau berbagi sedikit pengalaman.
Akhir-akhir
ini saya senang dengan food photography
karena melihat foto-foto makanan yang biasa saja jadi begitu menggugah selera.
Tanpa bertanya, saya akan menyimpulkan bahwa makanan tersebut enak.
Kalau
teman-teman apakah suka tidak melihat foto-foto makanan yang cakep?
Foto-foto
tersebut bukan saja memanjakan mata tapi membuat ngiler... Aduh, ingin makan
saja. Sayang cuma foto.
Properti Foto
Saya
mulai dengan tema properti foto.
Sebelum
memotret makanan apa saja yang perlu disiapkan? Obyek foto. Tapi masak satu
obyek. Misalnya jeruk ya jeruk saja. Apakah tidak ada benda-benda pendamping
sebagai pemanis foto.
Sebenarnya
boleh saja cuma satu obyek. Tapi kalau ingin terlihat agak ramai bisa
menambahkan beberapa obyek. Meski tidak ada rumus yang pasti, tapi jangan sampai
kebanyakan, nanti obyek utama jadi tidak fokus. Kecuali memang mau seperti itu.
Masalahnya, benda-benda tersebut harus membeli atau...
Kalau
sudah memiliki banyak properti foto tidak akan menjadi masalah besar. Namun
bagaimana kalau di rumah tidak memiliki koleksi piring, gelas, cangkir, tempat
sambal, mangkuk, dsb. Semua koleksi yang instagrammable, yang unik, lucu dan bikin
gemes.
Kalau
disebutkan kok jadi banyak....
Hemat Membeli Properti Foto
Nah,
membeli properti foto artinya mengeluarkan modal untuk hobi foto. Modal lagi
modal lagi.... Hidup tidak semanis foto-foto makanan. Kadang garing kadang
pahit.
Kita
bisa menyiasati untuk tidak membeli properti foto. Kalau untuk sekedar
menyalurkan hobi, mulai saja dengan barang-barang yang kita miliki. Mulai dengan
perabot yang sudah ada. Maksimalkan barang-barang tersebut dahulu.
Saya
sering menggunakan perabot milik nenek. Ternyata barang-barang klasik saat ini
sering dijadikan obyek foto. Contohnya saja piring, gelas, dan teko enamel.
Saya
memiliki piring enamel meski kondisi tidak seutuhnya bagus. Piring jadul dan
sudah dimakan usia. Ada beberapa bagian yang sudah mengelupas dan menghitam. Tapi
bolehlah piring itu dipakai untuk wadah makanan yang akan difoto. Cukup sembunyikan
saja bagian yang jelek itu.
Lainnya,
ada mangkuk keramik untuk lauk. Bentuknya bermacam-macam. Teko keramik juga
bermacam-macam. Barang yang bagus-bagus masih anteng di lemari.
Dulu
saya berpikir koleksi perabot makan sebanyak ini buat apa. Nenek sudah lama
meninggal, barang-barang tersebut ada di rumah orang tua saya. Saudara-saudara
alm ibu tidak ada yang tinggal satu kota.
Jadi
mau tak mau saya yang ketiban
perabot. Beberapa barang sudah saya hibahkan kepada orang lain. Lebih bisa
dimanfaatkan daripada digeletakkan saja di rumah.
Orang-orang
zaman dahulu suka sekali menyimpan perabot makan. Bukan menyimpan saja tapi memanfaatkan untuk
dipakai sehari-hari dan kalau ada hajatan. Nenek suka memasak. Untuk piring saja
ada berlusin-lusin. Bentuknya mulai dari yang biasa hingga unik.
Bagaimana
jika ingin membeli? Seseai dengan tema, hemat belanja perabot. Kalau bisa
tidak, hihi...
Minggu
lalu ada pemeran dalam rangka hari jadi kota Tuban. Agak terlambat saya datang
ke pameran tersebut. Bersama si bungsu yang tidak bisa diajak kompromi akhirnya
saya cuma jalan-jalan menyusuri lorong-lorong stan pameran.
Beruntung,
ketika mata saya melihat ada pameran produk gerabah dari Blora. Mampirlah
sebentar. Tak perlu ditawar karena harganya sudah murah. Barangnya juga
lumayan. Saya tidak membeli produk dengan kualitas bagus. Yang biasa saja
karena masih pemula...
Atau
bisa juga memanfaatkan promo dari supermarket hingga mini market. Lumayan juga
kalau bisa berhemat. Dapat barang yang unik dengan harga miring.
Selain
memanfaatkan perabot yang ada, kita juga bisa membuat sendiri. Contohnya adalah
serbet. Kalau mau membeli serbet, motifnya hampir semuanya sama. Garis-garis
longgar. Warna putih kadang ada yang ngejreng. Saya ingat pernah memiliki
serbet warna biru. Tapi entah dimana sekarang...
Bagaimana
kalau kita membuat serbet sendiri tanpa membeli kain?
Bisa!
Kita bisa memanfaatkan sisa kain. Teman-teman yang suka menjahit biasanya ada
sisa kain ya? Tidak perlu panjang. Secukupnya saja.
Saya
memanfaatkan sisa kain. Untuk ukuran suka-suka. Artinya tidak ada ukuran pasti.
Selama kain bisa dipotong 4 segi sama sisi, selama itu pula kita bisa
memakainya. Selanjutnya tinggal mengeluarkan modal sedikit untuk merapikan
pinggir kain. Kalau bisa menjahit, dijahit saja. Kalau tidak dibawa ke tukang
neci. Murah kok.
Jadi,
deh. Motif serbet kita jadi tidak pasaran. Bisa dipakai sebagai pemanis foto.
Nah,
kesimpulannya adalah memotret makanan itu asyik. Sampai sekarang saya masih
penasaran. Masih ingin banyak belajar. Karena begitu satu hal saya “tahu”, di
saat itu pula saya penasaran dengan hal-hal lain yang masih berkaitan.
Memotret makanan memang harusnya dibikin asyik saja. Meski kadang saya merasa ada yang tidak pas. Kok,
fotonya jadi begini. Mengapa properti foto jadi terlihat miring, tidak cocok,
dsb. Seperti ada tantangannya.
Tantangannya
adalah bagaimana agar foto saya dan teman-teman terlihat menggoda. Asal tidak
menggoda iman saja!
Berikut
ini beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk menghemat pembelian properti
foto adalah:
- Menggunakan barang yang kita miliki.
- Menggunakan barang warisan.
- Membeli perabot saat ada promo dan pameran.
- Membuat sendiri.
Jadi,
buat yang ingin memotret makanan, tidak perlu ragu kalau tidak memiliki koleksi
perabot yang lengkap. Jeprat-jepret saja dengan damai.
^_^
Meski amatiran, kadang aku suka juga jepret-jepret. Properti belum pernah beli. Manfaatin aja yang ada di rumah. Kadang bunga-bunga yang lagi bermekaran di halaman #halah, jadi pemanis juga, hehe.
BalasHapusMaksimalkan kemampuan fotografi dulu.
HapusAku follow bbrp penjual yg menyediakan property foto. Kalo udh liat barang2nya kdg sampe kalap mba :p. Untungnya aku msh bisa nahan diri krn mikirnya, mw belajar motret aja aku msh angin2an. Ga usah buang2 duit beli propertynya deh :p. Bener katamu, pake yg udh ada di rumah aja yaa
BalasHapusAku nggak kuat mba, kalau follow penjual prop foto. Takut tergoda pengen beli. Barangnya lucu-lucu sih.
Hapushalo kak klo bole tau beli properti fotonya di mana ya ?
HapusMbaca ini aku jadi ingat...kayaknya kamu juga punya cangkir2 peninggalan nenek..tapi di rumah ortu. Aduh, tapi rusak pas gempa nggak yaa? Coba besok klo pas pulang, mau tak minta ah..
BalasHapusCoba deh ditengok dulu. Kali aja ada yang masih layak buat foto-foto.
HapusMembuat sendiri gimana y carany hhe
BalasHapusMisalnya alas foto bisa bikin dari kayu. Atau serbetnya bikin sendiri.
HapusSaya sering kepikiran hal-hal yang disebutkan di atas saat memposting tentang masakan, sampai sekarang blm begitu maksimal pakai yg ada aja
BalasHapusAyo, mba Maya, resep masakannya banyak. Yuk difoto-foto.
HapusMbaaa... Aku trmasuk yg dulu jarang beli props. Tapi lama2 ku butuh, jadi beli sdikit2 aja krna utk job foto kala itu. Biasanya aku nyari barang yg drmh mama. ����
BalasHapusItu lucu mbaa, bunga2
Aku jadi pengen bongkar lagi lemari tua yang isinya peralatan makan. Beberapa sudah kubawa ke rumah.
Hapus