Properti Foto untuk Food Photography

pancake




Halo!

Membuat label baru itu sesuatu banget. Saya hanya ingin berbagi hal-hal yang saya ketahui dalam fotografi. Pengalaman saya masih minim dalam hal memotret. Tapi tidak apa ya kalau berbagi sedikit pengalaman.

Akhir-akhir ini saya senang dengan food photography karena melihat foto-foto makanan yang biasa saja jadi begitu menggugah selera. Tanpa bertanya, saya akan menyimpulkan bahwa makanan tersebut enak.

Kalau teman-teman apakah suka tidak melihat foto-foto makanan yang cakep?
Foto-foto tersebut bukan saja memanjakan mata tapi membuat ngiler... Aduh, ingin makan saja. Sayang cuma foto.


Properti Foto

Saya mulai dengan tema properti foto.

Sebelum memotret makanan apa saja yang perlu disiapkan? Obyek foto. Tapi masak satu obyek. Misalnya jeruk ya jeruk saja. Apakah tidak ada benda-benda pendamping sebagai pemanis foto.

Sebenarnya boleh saja cuma satu obyek. Tapi kalau ingin terlihat agak ramai bisa menambahkan beberapa obyek. Meski tidak ada rumus yang pasti, tapi jangan sampai kebanyakan, nanti obyek utama jadi tidak fokus. Kecuali memang mau seperti itu. Masalahnya, benda-benda tersebut harus membeli atau...

Kalau sudah memiliki banyak properti foto tidak akan menjadi masalah besar. Namun bagaimana kalau di rumah tidak memiliki koleksi piring, gelas, cangkir, tempat sambal, mangkuk, dsb. Semua koleksi yang instagrammable, yang unik, lucu dan bikin gemes.

Kalau disebutkan kok jadi banyak....


Hemat Membeli Properti Foto

Nah, membeli properti foto artinya mengeluarkan modal untuk hobi foto. Modal lagi modal lagi.... Hidup tidak semanis foto-foto makanan. Kadang garing kadang pahit.



Kita bisa menyiasati untuk tidak membeli properti foto. Kalau untuk sekedar menyalurkan hobi, mulai saja dengan barang-barang yang kita miliki. Mulai dengan perabot yang sudah ada. Maksimalkan barang-barang tersebut dahulu.

Saya sering menggunakan perabot milik nenek. Ternyata barang-barang klasik saat ini sering dijadikan obyek foto. Contohnya saja piring, gelas, dan teko enamel.

Saya memiliki piring enamel meski kondisi tidak seutuhnya bagus. Piring jadul dan sudah dimakan usia. Ada beberapa bagian yang sudah mengelupas dan menghitam. Tapi bolehlah piring itu dipakai untuk wadah makanan yang akan difoto. Cukup sembunyikan saja bagian yang jelek itu.

Lainnya, ada mangkuk keramik untuk lauk. Bentuknya bermacam-macam. Teko keramik juga bermacam-macam. Barang yang bagus-bagus masih anteng di lemari.

Dulu saya berpikir koleksi perabot makan sebanyak ini buat apa. Nenek sudah lama meninggal, barang-barang tersebut ada di rumah orang tua saya. Saudara-saudara alm ibu tidak ada yang tinggal satu kota.

Jadi mau tak mau saya yang ketiban perabot. Beberapa barang sudah saya hibahkan kepada orang lain. Lebih bisa dimanfaatkan daripada digeletakkan saja di rumah.




Orang-orang zaman dahulu suka sekali menyimpan perabot makan.  Bukan menyimpan saja tapi memanfaatkan untuk dipakai sehari-hari dan kalau ada hajatan. Nenek suka memasak. Untuk piring saja ada berlusin-lusin. Bentuknya mulai dari yang biasa hingga unik.

Bagaimana jika ingin membeli? Seseai dengan tema, hemat belanja perabot. Kalau bisa tidak, hihi...

Minggu lalu ada pemeran dalam rangka hari jadi kota Tuban. Agak terlambat saya datang ke pameran tersebut. Bersama si bungsu yang tidak bisa diajak kompromi akhirnya saya cuma jalan-jalan menyusuri lorong-lorong stan pameran.

Beruntung, ketika mata saya melihat ada pameran produk gerabah dari Blora. Mampirlah sebentar. Tak perlu ditawar karena harganya sudah murah. Barangnya juga lumayan. Saya tidak membeli produk dengan kualitas bagus. Yang biasa saja karena masih pemula...



Atau bisa juga memanfaatkan promo dari supermarket hingga mini market. Lumayan juga kalau bisa berhemat. Dapat barang yang unik dengan harga miring.

Selain memanfaatkan perabot yang ada, kita juga bisa membuat sendiri. Contohnya adalah serbet. Kalau mau membeli serbet, motifnya hampir semuanya sama. Garis-garis longgar. Warna putih kadang ada yang ngejreng. Saya ingat pernah memiliki serbet warna biru. Tapi entah dimana sekarang...

Bagaimana kalau kita membuat serbet sendiri tanpa membeli kain?

Bisa! Kita bisa memanfaatkan sisa kain. Teman-teman yang suka menjahit biasanya ada sisa kain ya? Tidak perlu panjang. Secukupnya saja.

Saya memanfaatkan sisa kain. Untuk ukuran suka-suka. Artinya tidak ada ukuran pasti. Selama kain bisa dipotong 4 segi sama sisi, selama itu pula kita bisa memakainya. Selanjutnya tinggal mengeluarkan modal sedikit untuk merapikan pinggir kain. Kalau bisa menjahit, dijahit saja. Kalau tidak dibawa ke tukang neci. Murah kok.

Jadi, deh. Motif serbet kita jadi tidak pasaran. Bisa dipakai sebagai pemanis foto.

Nah, kesimpulannya adalah memotret makanan itu asyik. Sampai sekarang saya masih penasaran. Masih ingin banyak belajar. Karena begitu satu hal saya “tahu”, di saat itu pula saya penasaran dengan hal-hal lain yang masih berkaitan.

Memotret makanan memang harusnya dibikin asyik saja. Meski kadang saya merasa ada yang tidak pas. Kok, fotonya jadi begini. Mengapa properti foto jadi terlihat miring, tidak cocok, dsb. Seperti ada tantangannya.

Tantangannya adalah bagaimana agar foto saya dan teman-teman terlihat menggoda. Asal tidak menggoda iman saja!

Berikut ini beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk menghemat pembelian properti foto adalah:


  1. Menggunakan barang yang kita miliki.
  2. Menggunakan barang warisan.
  3. Membeli perabot saat ada promo dan pameran.
  4. Membuat sendiri.


Jadi, buat yang ingin memotret makanan, tidak perlu ragu kalau tidak memiliki koleksi perabot yang lengkap. Jeprat-jepret saja dengan damai.

^_^
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

13 Komentar untuk "Properti Foto untuk Food Photography"

  1. Meski amatiran, kadang aku suka juga jepret-jepret. Properti belum pernah beli. Manfaatin aja yang ada di rumah. Kadang bunga-bunga yang lagi bermekaran di halaman #halah, jadi pemanis juga, hehe.

    BalasHapus
  2. Aku follow bbrp penjual yg menyediakan property foto. Kalo udh liat barang2nya kdg sampe kalap mba :p. Untungnya aku msh bisa nahan diri krn mikirnya, mw belajar motret aja aku msh angin2an. Ga usah buang2 duit beli propertynya deh :p. Bener katamu, pake yg udh ada di rumah aja yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku nggak kuat mba, kalau follow penjual prop foto. Takut tergoda pengen beli. Barangnya lucu-lucu sih.

      Hapus
    2. halo kak klo bole tau beli properti fotonya di mana ya ?

      Hapus
  3. Mbaca ini aku jadi ingat...kayaknya kamu juga punya cangkir2 peninggalan nenek..tapi di rumah ortu. Aduh, tapi rusak pas gempa nggak yaa? Coba besok klo pas pulang, mau tak minta ah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba deh ditengok dulu. Kali aja ada yang masih layak buat foto-foto.

      Hapus
  4. Balasan
    1. Misalnya alas foto bisa bikin dari kayu. Atau serbetnya bikin sendiri.

      Hapus
  5. Saya sering kepikiran hal-hal yang disebutkan di atas saat memposting tentang masakan, sampai sekarang blm begitu maksimal pakai yg ada aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo, mba Maya, resep masakannya banyak. Yuk difoto-foto.

      Hapus
  6. Mbaaa... Aku trmasuk yg dulu jarang beli props. Tapi lama2 ku butuh, jadi beli sdikit2 aja krna utk job foto kala itu. Biasanya aku nyari barang yg drmh mama. ����
    Itu lucu mbaa, bunga2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku jadi pengen bongkar lagi lemari tua yang isinya peralatan makan. Beberapa sudah kubawa ke rumah.

      Hapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel