Anak Laki-Laki Bermain Boneka, Yay or Nay
Selasa, 12 Desember 2017
13 Komentar
Jika
kita membicarakan boneka, pasti akan mengacu pada permainan milik perempuan. Banyak
orang tua yang tidak rela anaknya dekat dengan boneka. Karena boneka cenderung
feminin. Sementara anak laki-laki membutuhkan permainan yang penuh tantangan.
Namun
dunia anak-anak jelas berbeda dengan orang tua. Anak-anak menyukai sesuatu yang
terlihat lucu dan menggemaskan. Boneka dengan berbagai modelnya adalah
permainan yang asyik untuk mengasah imajinasi, belajar kosakata bahkan melatih
kepekaan anak.
Anak-anak
saya memiliki banyak boneka. Sekitar 10 an. Lebih dari satu berarti banyak, ya!
Boneka tersebut merupakan hadiah dan membeli sendiri. Ada juga yang dikasih
tetangga. Karena sudah tidak suka lagi, maka bonekanya diberikan kepada anak
saya yang waktu itu masih imut bin lucu.
Saya
sendiri bingung ketika ada orang yang menolak boneka karena anaknya laki-laki.
Apakah boneka memiliki jenis kelamin? Bisa demikian jika boneka itu berwujud
cewek cantik atau cowok cakep.
Lalu,
jika boneka tersebut berbentuk binatang, apakah juga memiliki jenis kelamin.
Tidak tahu!
Anak-anak
saya (laki-laki semua) tidak mengenal boneka cewek atau cowok. Koleksi boneka
di rumah adalah binatang dan tokoh kartun. Contohnya shaun the sheep, nemo, Patrick, lumba-lumba, jerapah,
kelinci, kucing, bola, dsb.
Sewaktu
anak-anak masih berusia dibawah lima tahun, boneka-boneka itu kerap menemani
hari-hari mereka. Sambil bermain lego sambi menaruh boneka di dekatnya. Sambil
tidur ada boneka di dekatnya. Bahkan dipeluk-peluk.
Saya
bukan penggemar boneka. Entah seperti apa rasanya memiliki boneka... Tapi melihat
anak-anak senang saya juga ikut senang. Jadi, biarkan saja mereka memiliki
boneka. Pasti ada masanya mereka memilih bermain dengan boneka. Mungkin seperti
memiliki teman. Bisa diajak ngomong dan mengikuti kemanapun pergi. Ya, dengan
digendong sih.
Dari
ketiga anak saya, anak kedua yang terlihat dekat sekali dengan boneka. Saat
sakit, saat bepergian, harus ada boneka. Bahkan saat bermain di halaman, boneka
itu dibawa. Seolah dia adalah saudara kembar yang tak bisa berpisah dengannya.
Sebelum
tidur, dia akan memandangi bonekanya. Satu boneka kesayangannya yaitu boneka
kucing berwarna coklat. Sampai kucel tetap dicium-cium.
Awalnya
saya gemes juga. Anak laki-laki kenapa main boneka terus. Kenapa tidak mainan
lego, sepedaan, mobil-mobilan dan lainnya.
Saya
masih ingat wajah lucunya ketika membawa boneka itu. Dia pasti sedih ketika saya
lupa tidak membawa boneka saat mudik. Waktu itu saya masih hidup nomaden.
Membawa boneka tidak termasuk dalam daftar barang yang harus dibawa.
Tapi
kalau anaknya ingat, langsung saja dibawa bonekanya. Didekap erat. Boneka itu
tidak boleh jauh darinya. Biarpun kucel dan jelek, tetaplah barang
kesayangannya.
Kebersamaan
dengan boneka ini ternyata tidak selamanya. Ketika si anak sudah mulai masuk
sekolah, sudah banyak yang berubah. Boneka adalah satu mainan yang
ditinggalkannya. Mungkin sudah puas. Sudah bosan bermain dengan boneka. Mungkin
juga pengaruh dari teman-temannya.
Dia
mulai menikmati permainan-permainan lain. Seperti ketika bermain bola,
bersepeda dan kejar-kejaran dengan teman-temannya. Dalam banyak hal bermain
dengan teman sangatlah mengasyikan. Ada komunikasi dua arah. Tidak seperti
boneka. Dia hanyalah benda. Tidak bisa memberikan apapun kecuali kesenangan.
Kemudian
si bungsu. Sampai sekarang masih menyimpan bonekanya. Kalau untuk bermain
dengan bonekanya sudah jarang sekali. Paling Cuma dilihat, dielus, lalu dipakai
bantal.
Kadang
juga menjadi sasaran jahilnya. Jadi ada beberapa boneka yang berlubang, ekornya
copot dan busanya diambil buat mainan. Aduh, kalau sudah begini boneka tidak
menarik lagi.
Bagi
saya, bermain boneka buat anak laki-laki boleh-boleh saja. Asal bukan boneka
perempuan. Apalagi boneka barbie perempuan dengan baju yang bisa dibongkar
pasang. Asal masih usia dini.
Kalau
sudah masuk sekolah, misalnya TK, biasanya anak-anak sudah memiliki teman yang
cocok untuk bermain bersama. Bermain boneka hanya di waktu-waktu tertentu.
Apalagi kalau sudah SD, sudah semakin banyak yang berubah. Seperti anak-anak
saya yang mulai say goodbye dengan
bonekanya.
Boneka
bukan lagi sebagai barang yang sangat diinginkan untuk bermain bersama
melainkan hanya pajangan. Waktu bersama boneka sudah selesai. Sebagai gantinya
ada banyak mainan yang siap menanti.
^_^
Anakku cowok..pas kecil mainannya boneka mba...guling boneka..masing2 punya nama. Biasanya dipake mainan peran..jadi dilakonkan..
BalasHapusSetelah besar..ganti ke mobil2an.
Punya adik cewek..adiknya ga suka babar blas sama boneka. Sukanya mobil2an..di toko mainan ya yang dituju bagian mobil2an..karena role modelnya si kakak
Gak papa. Kakak dulu boneka kesayangannya, Ernie Sesame Street. Bonekanya cowok kan. Main mobil-mobilan mah tetep dan wajib. Udah makin gede,kadang tetep mau juga main boneka sama adiknya. Game yang ada princessnya. Atau nemenin adiknya mewarnai buku princess Begitu main game online ama kawan kelasnya, ya udah beda lagi
BalasHapusAdiknya juga suka main mobil sama lego Kakaknya ( tapi bukan Lego asli, mahal... Hahaha). Di hape, mereka paling sering main Mine Craft malah
Haha, saya yang besar saja koleksi boneka karakter mini mbak nur. Sanrio the friend..
BalasHapusWajar aja sih mba kalo anak laki-laki main boneka, toh dia sukanya boneka karakter kartun atau hewan-hewan kan ^_^ mungkin dia anak yang penyayang mba ^_^
BalasHapusSi ken jg main boneka mbk. Boneka sayur2an sm tokoh kartun. Kdg suka nyeritain emaknya pakek boneka yg tokoh kartun.
BalasHapusWaktu kecil, shidqi main boneka, dia sayang bgt, tapi begitu mulai SD, semua dia tinggalkan, dan gak sangka ternyata memang jiwanya penyayang, bisa ngurusin adik kecilnya hehe.. So, gak masalah anak cowok main boneka, cuma buat stimulasi aja nanti dah gedenya bisa sayang keluarga #eaa
BalasHapusaku belom punya anak, tapi ponakanku yang cowo pun main boneka gapapa. malah bagus karena empatinya dan tanggung jawabnya kelatih misal abis main boneka harus dirapiin dll, kadang dia suka curhat sama bonekanya kalo lagi berantem sama kakaknya dll, lucu juga liatnya sih
BalasHapusWah bener bun. Segala sesuatu ada masa dan fasenya ya ��. Walau masih ada juga laki-laki suka boneka. Kalau bonekanya boneka super hero atau hewan itu sah-sah aja ya bun. Kayak laki2 juga suka masak. Sah2 juga ya ��
BalasHapusiya mbak gak apa2, anakku egitu bahkan sampai sdh kerja dia punya boneka binatang , dan punay lagi yang diasuh abreng adiknya, bahkan saat bikin skripsi nama boneka teddynya ada di ucapan terimakasihnya
BalasHapusAnakku laki2 semua tapi gak ada yang mau main boneka padahal sering dikasih hadiah boneka nih hahaha
BalasHapusaku dulu pas sebelum TK malah ngempeng (apasih bahasa Indonesianya -_-_ boneka ulil (boneka ulat)
BalasHapustapi iya sih lama2 juga lupa apalagi klo mulai menggemari mobil2an
soalnya buat pelampiasan aja kayak sebelum bobo gitu
Ah yaa, semua selalu ada masa-nya, yang terpenting jangan sampai kita merebut masa-masa tersebut karena akan mempengaruhi tumbang anak. Nice sharing mbak, dan salam kenal ^-^
BalasHapusboneka anakku (laki2) hadiah semua dari saudara dan teman, iya karakter hewan semua hehe
BalasHapuscuma bocil g suka mainin, xixixi