Selalu Ada Ruang Untuk Bermain, Ruang Untuk Bahagia
Senin, 11 Desember 2017
6 Komentar
Musim
hujan bukan halangan bagi anak-anak untuk bermain. Beberapa anak bahkan
merindukan suasana hujan karena mereka bisa leluasa bermain air. Menikmati
tetes-tetes air yang turun dari langit dan membasahi tubuhnya. Merentangkan
kedua tangan dan menyesap hawa dinginnya.
Siang
itu di sekolah si bungsu, anak-anak sudah dilarang bermain di luar ruangan.
Ujian sekolah sudah selesai. Waktunya pulang. Sementara orang tua belum sempat
menjemput. Anak-anak inipun kemudian mengabaikan larangan dari guru. Berlarian keluar
kelas dan ya seperti yang kita duga...basah seluruh tubuhnya. Tapi mereka
gembira.
Ketika
saya datang ke kelas, si bungsu masih anteng di dalam kelas. Kemudian melihat
kedatangan saya, dia langsung menghambur keluar. Saya segera memberikan jas
hujan. Dengan terburu-buru dia memakai jas hujan lalu berjalan keliling halaman
sekolah sambli merentangkan kedua tangannya.
Bakal
sia-sia jika saya berteriak melarangnya berhujan-hujan. Maka, sepersekian menit
biarlah dia merasakan air hujan yang menetes di jas hujannya. Lalu di
tangannya.
Kadang-kadang
saya berpikir, apa sebaiknya anak-anak di dalam ruangan saja ketika hujan. Bisa
jadi begitu ketika hujan sangat deras disertai petir yang menyambar-nyambar. Anak
takut membayangkan suasana hujan yang mencekam.
Saya
yakin anak-anak pasti bisa membedakan suasana hujan yang aman dan tidak. Insting
mereka akan memahami situasi dan kondisi di musim hujan seperti ini. Maka, ketika
hanya gerimis, anak-anak dengan senyum yang sangat manis meminta ijin untuk
berhujan-hujan.
Saya
akan mengijinkan bermain hujan dengan beberapa syarat:
1. Anak harus dalam kondisi sehat.2. Sudah kenyang.3. Mudah diawasi.4. Tidak berlama-lama.5. Setelah bermain kotor harus segera membersihkan diri.
Dengan
syarat diatas, si anak akan belajar untuk memegang komitmen. Tidak sembarang
bermain hujan. Tapi mengenal resiko dan bahaya. Memang mereka mengetahui situasi yang aman. Tapi dasarnya anak,
mereka sering tak tahu keadaan bahaya seperti apa. Contohnya kalau bermain di
genangan air dan terpeleset. Atau berendam di genangan air.
Mengapa mereka ingin sekali merasakan hujan? Tidakkah keadaan seperti
ini membuat mereka malas bermain, malas keluar rumah, malas bertemu teman. Mengapa
tidak di rumah saja sambil bermain lego, membaca buku atau menonton film kartun.
Mungkin
pertanyaan-pertanyaan seperti itu hanya akan mengekang kebebasan anak-anak. Ya,
masa kecil hanya sekali. Tak akan terulang untuk kedua, ketiga atau kesekian
kalinya. Lalu mengapa saya membatasi ruang gerak mereka. Asal semua syarat
diatas terpenuhi, bolehlah mereka bermain, menikmati masa kecilnya dengan
bahagia.
Keadaan
akan berbeda ketika suasana hujan deras dengan mendung hitamnya. Anak-anak bermain
di dalam rumah saja. Berlindung dari hawa dingin dan gelegar petir. Kadang kalau
tidak ada ide, lebih baik digunakan untuk tidur siang. Sambil berdoa semoga
hujan membawa manfaat buat semua makhlukNya.
Saya tidak mau menakut-nakuti anak dengan cerita khayalan yang mencekam ketika
hujan. Mungkin anak akan patuh dengan larangan saya. Tapi efeknya bukan saja
patuh. Lebih dari itu, bisa takut hujan.
Bagaimana
mungkin si anak bisa beradaptasi dengan musim hujan jika dia takut. Bukankah kita
tinggal di negara tropis dengan dua musim. Mau musim hujan atau musim kemarau,
ayolah dinikmati. Ada banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan. Kegiatan yang
akan membuka mata kita dan mengucap syukur.
Setiap
ibu pasti ingin anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan sehat dan bahagia. Ini adalah cara sederhana yang saya lakukan untuk anak-anak:
Bicara tentang ruang untuk beraktivitas, bukan saja ruangan atau tempat secara harfiah, namun ruang di hati yang bisa membuat anak-anak bergembira dan mempererat bonding dengan orang tua. Ruang bisa di rumah, di sekolah bahkan di halaman. Kegiatan outdoor sangat menarik untuk mengenalkan alam dan segala yang menyertainya.
1. Memberikan asupan gizi makanan dan minuman.
2. Memberikan teladan dan pendidikan yang baik.
3. Memberikan ruang untuk beraktivitas.
Bicara tentang ruang untuk beraktivitas, bukan saja ruangan atau tempat secara harfiah, namun ruang di hati yang bisa membuat anak-anak bergembira dan mempererat bonding dengan orang tua. Ruang bisa di rumah, di sekolah bahkan di halaman. Kegiatan outdoor sangat menarik untuk mengenalkan alam dan segala yang menyertainya.
Dunia
anak-anak memang tidak pernah lepas dari permainan. Ada kalanya kondisi tubuh anak-anak
kurang sehat. Tapi tetap memaksakan diri untuk bermain. Maka, saya ajak untuk memilih permainan yang santai dan tidak menguras tenaga seperti bermain lego, tebak-tebakan, dan membaca buku. Menemaninya disaat seperti ini membuatnya lebih baik dan segera memberikan pertolongan pertama dan tetap berdoa.
Ketika si anak sedang deman, mendekam di kamar. Mengeluh sakit.
Tapi begitu tubuhnya terasa agak enak, sudah bangun lagi. Mencari mainan dan
melupakan rasa sakitnya. Begitu berulang kali. Hingga kadang saya merasa
sebenarnya mereka itu sakit apa!
Saya
tak perlu ragu untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anak. Termasuk untuk
menyediakan obat penurun panas di rumah. Tempra Syrup dengan rasa buah merupakan syrup
pereda panas, sakit dan nyeri ringan, sakit kepala dan sakit gigi, demam
setelah imunisasi.
Ada 3 macam produk Tempra penurun panas untuk anak-anak:
Ada 3 macam produk Tempra penurun panas untuk anak-anak:
1. Tempra drops rasa anggur untuk anak usia 0-1 tahun. Setiap 0.8 ml Tempra Drops mengandung paracetamol.
2. Tempra Syrup rasa anggur untuk anak usia 1-6 tahun. Setiap 5 ml Tempra Syrup mengandung 160 mg paracetamol.
3. Tempra Forte rasa jeruk untuk anak usia 6 tahun ke atas. Setiap 5 ml Tempra Forte mengandung 250 gr paracetamol.
Bagi
saya, Tempra dengan rasa buah ini menarik karena merupakan kesukaan anak. Biasanya anak kecil
susah diajak kompromi dalam hal minum obat. Yang ada di benak mereka adalah
obat itu pahit! Sekali pahit tetap pahit. Susah banget ya mengubah mindset seperti ini.
Nah,
dengan rasa buah ini, saya lebih mudah merayu anak. Buah pasti
manis, enak, segar dan baik. Di temani dengan segelas air putih dan kue, syrup
obat penurun panas inipun berhasil diminum.
Tempra
sangat baik untuk dibawa saat traveling. Untuk pemakaiannya gampang, tidak perlu dikocok karena akan larut 100%. Dengan menggunakan dosis yang tepat (tidak kurang ataupun over dosis), Tempra aman di lambung.
Saya tidak pernah tahu apa yang kan terjadi saat traveling. Tapi... setidaknya saya sudah mempersiapkan situasi yang tidak diinginkan. Selalu sedia Tempra Syrup! Situasi yang sejujurnya tidak pernah ada dalam itinerary. Menyediakan obat meskipun tidak sakit bukan berarti menginginkan sakit.
Saya tidak pernah tahu apa yang kan terjadi saat traveling. Tapi... setidaknya saya sudah mempersiapkan situasi yang tidak diinginkan. Selalu sedia Tempra Syrup! Situasi yang sejujurnya tidak pernah ada dalam itinerary. Menyediakan obat meskipun tidak sakit bukan berarti menginginkan sakit.
Siapapun
pasti tidak ingin sakit ketika traveling. Siapapun pasti tidak ingin
dipusingkan dengan kerewelan anak. Lalu mencari apotik jaga yang entah dimana. Aduh,
terbayang betapa susahnya orang tua mencari obat. Ditambah si anak yang makin
rewel.
Mencegah
itu lebih baik. Demikian pula dengan menyiapkan segala sesuatu untuk keadaan
tak terduga. Menyiapkan obat-obatnya untuk keluarga merupakan salah satu cara
saya untuk mencegah keadaan tak terduga dan menjaga kesehatan anak.
Jika sedang mempersiapkan liburan keluar kota, saya bisa membawa
Tempra. Tidak akan memakan banyak tempat untuk menyimpannya. Tempra ringan dan aman untuk dibawa. Cukup diselipkan
diantara perbekalan. Atau ditaruh saja di kendaraan agar mudah mencarinya.
Kemasan Tempra sangat aman buat anak-anak. Botol plastiknya tidak mudah pecah saat jatuh. Demikian juga dengan tutup botolnya, menggunakan CRC (Child Resistant Cap). Tutup botol ini sangat rapat sehingga jika terjatuh tidak tumpah isinya. Cara membukanya dengan menekan tutup lalu memutarnya. Di dalamnya masih ada segel untuk menutup botol.
Saya selalu bersyukur melihat perkembangan anak-anak. Saya masih diberikan kesempatan untuk menikmati kebersamaan dengan mereka. Saya memiliki waktu untuk belajar banyak hal. Dari yang tidak pernah tahu cara mengurus bayi hingga kini sudah ada si sulung yang meniti masa remaja. Meskipun tahun berganti, saya ingin selalu dekat dengan mereka. Sampai kapanpun.
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra.
Kemasan Tempra sangat aman buat anak-anak. Botol plastiknya tidak mudah pecah saat jatuh. Demikian juga dengan tutup botolnya, menggunakan CRC (Child Resistant Cap). Tutup botol ini sangat rapat sehingga jika terjatuh tidak tumpah isinya. Cara membukanya dengan menekan tutup lalu memutarnya. Di dalamnya masih ada segel untuk menutup botol.
Saya selalu bersyukur melihat perkembangan anak-anak. Saya masih diberikan kesempatan untuk menikmati kebersamaan dengan mereka. Saya memiliki waktu untuk belajar banyak hal. Dari yang tidak pernah tahu cara mengurus bayi hingga kini sudah ada si sulung yang meniti masa remaja. Meskipun tahun berganti, saya ingin selalu dekat dengan mereka. Sampai kapanpun.
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra.
^_^
Aku termasuk anak yang suka dilarang orangtuaku main hujan. Sebel banget rasanya. Sakit nanti, gitu alasannya
BalasHapusBegitu dapat kesempatan nginep di saudara, bebas main hujan. Pelampiasan... Hihihi
Orang tua khawatir jika kita sakit.
HapusMaih ingat dulu saat kecil
BalasHapuskalo hujan tiba rasanya ada bahagia menyelimuti
ada perasaan sesal jika tidak ikut berlarian di bawah hujang bareng para sahabat
masa kecil memang jgn terlalu di kekang, biarkan mereka untuk berkembang sendiri. Dengan begitu pikiran bebas dan kreatifitas mereka tak terbatas.
Anak-anak mesti diberikan kepercayaan untuk berkembang sesuai usianya.
HapusAku klo obat turun panas juga wajib ada mb di kotak p3k. Soalnya namanya anak..kadang panas ga terduga. Siang ceria, eh bisa tiba2 malam panas...
BalasHapusBuat jaga-jaga ya.
Hapus