Anak Laki-Laki Bermain Boneka, Yay or Nay


Boneka


Jika kita membicarakan boneka, pasti akan mengacu pada permainan milik perempuan. Banyak orang tua yang tidak rela anaknya dekat dengan boneka. Karena boneka cenderung feminin. Sementara anak laki-laki membutuhkan permainan yang penuh tantangan.

Namun dunia anak-anak jelas berbeda dengan orang tua. Anak-anak menyukai sesuatu yang terlihat lucu dan menggemaskan. Boneka dengan berbagai modelnya adalah permainan yang asyik untuk mengasah imajinasi, belajar kosakata bahkan melatih kepekaan anak.

Anak-anak saya memiliki banyak boneka. Sekitar 10 an. Lebih dari satu berarti banyak, ya! Boneka tersebut merupakan hadiah dan membeli sendiri. Ada juga yang dikasih tetangga. Karena sudah tidak suka lagi, maka bonekanya diberikan kepada anak saya yang waktu itu masih imut bin lucu.

Saya sendiri bingung ketika ada orang yang menolak boneka karena anaknya laki-laki. Apakah boneka memiliki jenis kelamin? Bisa demikian jika boneka itu berwujud cewek cantik atau cowok cakep.

Lalu, jika boneka tersebut berbentuk binatang, apakah juga memiliki jenis kelamin. Tidak tahu!

Anak-anak saya (laki-laki semua) tidak mengenal boneka cewek atau cowok. Koleksi boneka di rumah adalah binatang dan tokoh kartun. Contohnya shaun the sheep, nemo, Patrick, lumba-lumba, jerapah, kelinci, kucing, bola, dsb.

Sewaktu anak-anak masih berusia dibawah lima tahun, boneka-boneka itu kerap menemani hari-hari mereka. Sambil bermain lego sambi menaruh boneka di dekatnya. Sambil tidur ada boneka di dekatnya. Bahkan dipeluk-peluk.

Saya bukan penggemar boneka. Entah seperti apa rasanya memiliki boneka... Tapi melihat anak-anak senang saya juga ikut senang. Jadi, biarkan saja mereka memiliki boneka. Pasti ada masanya mereka memilih bermain dengan boneka. Mungkin seperti memiliki teman. Bisa diajak ngomong dan mengikuti kemanapun pergi. Ya, dengan digendong sih.

Dari ketiga anak saya, anak kedua yang terlihat dekat sekali dengan boneka. Saat sakit, saat bepergian, harus ada boneka. Bahkan saat bermain di halaman, boneka itu dibawa. Seolah dia adalah saudara kembar yang tak bisa berpisah dengannya.

Sebelum tidur, dia akan memandangi bonekanya. Satu boneka kesayangannya yaitu boneka kucing berwarna coklat. Sampai kucel tetap dicium-cium.

Awalnya saya gemes juga. Anak laki-laki kenapa main boneka terus. Kenapa tidak mainan lego, sepedaan, mobil-mobilan dan lainnya.

Saya masih ingat wajah lucunya ketika membawa boneka itu. Dia pasti sedih ketika saya lupa tidak membawa boneka saat mudik. Waktu itu saya masih hidup nomaden. Membawa boneka tidak termasuk dalam daftar barang yang harus dibawa.

Tapi kalau anaknya ingat, langsung saja dibawa bonekanya. Didekap erat. Boneka itu tidak boleh jauh darinya. Biarpun kucel dan jelek, tetaplah barang kesayangannya.

Kebersamaan dengan boneka ini ternyata tidak selamanya. Ketika si anak sudah mulai masuk sekolah, sudah banyak yang berubah. Boneka adalah satu mainan yang ditinggalkannya. Mungkin sudah puas. Sudah bosan bermain dengan boneka. Mungkin juga pengaruh dari teman-temannya.

Dia mulai menikmati permainan-permainan lain. Seperti ketika bermain bola, bersepeda dan kejar-kejaran dengan teman-temannya. Dalam banyak hal bermain dengan teman sangatlah mengasyikan. Ada komunikasi dua arah. Tidak seperti boneka. Dia hanyalah benda. Tidak bisa memberikan apapun kecuali kesenangan.

Kemudian si bungsu. Sampai sekarang masih menyimpan bonekanya. Kalau untuk bermain dengan bonekanya sudah jarang sekali. Paling Cuma dilihat, dielus, lalu dipakai bantal.

Kadang juga menjadi sasaran jahilnya. Jadi ada beberapa boneka yang berlubang, ekornya copot dan busanya diambil buat mainan. Aduh, kalau sudah begini boneka tidak menarik lagi.

Bagi saya, bermain boneka buat anak laki-laki boleh-boleh saja. Asal bukan boneka perempuan. Apalagi boneka barbie perempuan dengan baju yang bisa dibongkar pasang. Asal masih usia dini.

Kalau sudah masuk sekolah, misalnya TK, biasanya anak-anak sudah memiliki teman yang cocok untuk bermain bersama. Bermain boneka hanya di waktu-waktu tertentu. Apalagi kalau sudah SD, sudah semakin banyak yang berubah. Seperti anak-anak saya yang mulai say goodbye dengan bonekanya.

Boneka bukan lagi sebagai barang yang sangat diinginkan untuk bermain bersama melainkan hanya pajangan. Waktu bersama boneka sudah selesai. Sebagai gantinya ada banyak mainan yang siap menanti.

^_^

Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

13 Komentar untuk "Anak Laki-Laki Bermain Boneka, Yay or Nay"

  1. Anakku cowok..pas kecil mainannya boneka mba...guling boneka..masing2 punya nama. Biasanya dipake mainan peran..jadi dilakonkan..

    Setelah besar..ganti ke mobil2an.

    Punya adik cewek..adiknya ga suka babar blas sama boneka. Sukanya mobil2an..di toko mainan ya yang dituju bagian mobil2an..karena role modelnya si kakak

    BalasHapus
  2. Gak papa. Kakak dulu boneka kesayangannya, Ernie Sesame Street. Bonekanya cowok kan. Main mobil-mobilan mah tetep dan wajib. Udah makin gede,kadang tetep mau juga main boneka sama adiknya. Game yang ada princessnya. Atau nemenin adiknya mewarnai buku princess Begitu main game online ama kawan kelasnya, ya udah beda lagi

    Adiknya juga suka main mobil sama lego Kakaknya ( tapi bukan Lego asli, mahal... Hahaha). Di hape, mereka paling sering main Mine Craft malah

    BalasHapus
  3. Haha, saya yang besar saja koleksi boneka karakter mini mbak nur. Sanrio the friend..

    BalasHapus
  4. Wajar aja sih mba kalo anak laki-laki main boneka, toh dia sukanya boneka karakter kartun atau hewan-hewan kan ^_^ mungkin dia anak yang penyayang mba ^_^

    BalasHapus
  5. Si ken jg main boneka mbk. Boneka sayur2an sm tokoh kartun. Kdg suka nyeritain emaknya pakek boneka yg tokoh kartun.

    BalasHapus
  6. Waktu kecil, shidqi main boneka, dia sayang bgt, tapi begitu mulai SD, semua dia tinggalkan, dan gak sangka ternyata memang jiwanya penyayang, bisa ngurusin adik kecilnya hehe.. So, gak masalah anak cowok main boneka, cuma buat stimulasi aja nanti dah gedenya bisa sayang keluarga #eaa

    BalasHapus
  7. aku belom punya anak, tapi ponakanku yang cowo pun main boneka gapapa. malah bagus karena empatinya dan tanggung jawabnya kelatih misal abis main boneka harus dirapiin dll, kadang dia suka curhat sama bonekanya kalo lagi berantem sama kakaknya dll, lucu juga liatnya sih

    BalasHapus
  8. Wah bener bun. Segala sesuatu ada masa dan fasenya ya ��. Walau masih ada juga laki-laki suka boneka. Kalau bonekanya boneka super hero atau hewan itu sah-sah aja ya bun. Kayak laki2 juga suka masak. Sah2 juga ya ��

    BalasHapus
  9. iya mbak gak apa2, anakku egitu bahkan sampai sdh kerja dia punya boneka binatang , dan punay lagi yang diasuh abreng adiknya, bahkan saat bikin skripsi nama boneka teddynya ada di ucapan terimakasihnya

    BalasHapus
  10. Anakku laki2 semua tapi gak ada yang mau main boneka padahal sering dikasih hadiah boneka nih hahaha

    BalasHapus
  11. aku dulu pas sebelum TK malah ngempeng (apasih bahasa Indonesianya -_-_ boneka ulil (boneka ulat)
    tapi iya sih lama2 juga lupa apalagi klo mulai menggemari mobil2an
    soalnya buat pelampiasan aja kayak sebelum bobo gitu

    BalasHapus
  12. Ah yaa, semua selalu ada masa-nya, yang terpenting jangan sampai kita merebut masa-masa tersebut karena akan mempengaruhi tumbang anak. Nice sharing mbak, dan salam kenal ^-^

    BalasHapus
  13. boneka anakku (laki2) hadiah semua dari saudara dan teman, iya karakter hewan semua hehe
    cuma bocil g suka mainin, xixixi

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel