Selalu Ada Ruang Untuk Bermain, Ruang Untuk Bahagia

Traveling




Musim hujan bukan halangan bagi anak-anak untuk bermain. Beberapa anak bahkan merindukan suasana hujan karena mereka bisa leluasa bermain air. Menikmati tetes-tetes air yang turun dari langit dan membasahi tubuhnya. Merentangkan kedua tangan dan menyesap hawa dinginnya.


Siang itu di sekolah si bungsu, anak-anak sudah dilarang bermain di luar ruangan. Ujian sekolah sudah selesai. Waktunya pulang. Sementara orang tua belum sempat menjemput. Anak-anak inipun kemudian mengabaikan larangan dari guru. Berlarian keluar kelas dan ya seperti yang kita duga...basah seluruh tubuhnya. Tapi mereka gembira.

Ketika saya datang ke kelas, si bungsu masih anteng di dalam kelas. Kemudian melihat kedatangan saya, dia langsung menghambur keluar. Saya segera memberikan jas hujan. Dengan terburu-buru dia memakai jas hujan lalu berjalan keliling halaman sekolah sambli merentangkan kedua tangannya.

Bakal sia-sia jika saya berteriak melarangnya berhujan-hujan. Maka, sepersekian menit biarlah dia merasakan air hujan yang menetes di jas hujannya. Lalu di tangannya.

Bermain hujan


Kadang-kadang saya berpikir, apa sebaiknya anak-anak di dalam ruangan saja ketika hujan. Bisa jadi begitu ketika hujan sangat deras disertai petir yang menyambar-nyambar. Anak takut membayangkan suasana hujan yang mencekam.

Saya yakin anak-anak pasti bisa membedakan suasana hujan yang aman dan tidak. Insting mereka akan memahami situasi dan kondisi di musim hujan seperti ini. Maka, ketika hanya gerimis, anak-anak dengan senyum yang sangat manis meminta ijin untuk berhujan-hujan.

Saya akan mengijinkan bermain hujan dengan beberapa syarat:


1. Anak harus dalam kondisi sehat.
2. Sudah kenyang.
3. Mudah diawasi.
4. Tidak berlama-lama.
5. Setelah bermain kotor harus segera membersihkan diri.


Dengan syarat diatas, si anak akan belajar untuk memegang komitmen. Tidak sembarang bermain hujan. Tapi mengenal resiko dan bahaya. Memang mereka mengetahui situasi yang aman. Tapi dasarnya anak, mereka sering tak tahu keadaan bahaya seperti apa. Contohnya kalau bermain di genangan air dan terpeleset. Atau berendam di genangan air.

Mengapa mereka ingin sekali merasakan hujan? Tidakkah keadaan seperti ini membuat mereka malas bermain, malas keluar rumah, malas bertemu teman. Mengapa tidak di rumah saja sambil bermain lego, membaca buku  atau menonton film kartun.

bermain


Mungkin pertanyaan-pertanyaan seperti itu hanya akan mengekang kebebasan anak-anak. Ya, masa kecil hanya sekali. Tak akan terulang untuk kedua, ketiga atau kesekian kalinya. Lalu mengapa saya membatasi ruang gerak mereka. Asal semua syarat diatas terpenuhi, bolehlah mereka bermain, menikmati masa kecilnya dengan bahagia.

Keadaan akan berbeda ketika suasana hujan deras dengan mendung hitamnya. Anak-anak bermain di dalam rumah saja. Berlindung dari hawa dingin dan gelegar petir. Kadang kalau tidak ada ide, lebih baik digunakan untuk tidur siang. Sambil berdoa semoga hujan membawa manfaat buat semua makhlukNya.

Saya tidak mau menakut-nakuti anak dengan cerita khayalan yang mencekam ketika hujan. Mungkin anak akan patuh dengan larangan saya. Tapi efeknya bukan saja patuh. Lebih dari itu, bisa takut hujan.

Bagaimana mungkin si anak bisa beradaptasi dengan musim hujan jika dia takut. Bukankah kita tinggal di negara tropis dengan dua musim. Mau musim hujan atau musim kemarau, ayolah dinikmati. Ada banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan. Kegiatan yang akan membuka mata kita dan mengucap syukur.

membaca buku


Setiap ibu pasti ingin anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan sehat dan bahagia. Ini adalah cara sederhana yang saya lakukan untuk anak-anak:

1. Memberikan asupan gizi makanan dan minuman.
2. Memberikan teladan dan pendidikan yang baik.
3. Memberikan ruang untuk beraktivitas.

Bicara tentang ruang untuk beraktivitas, bukan saja ruangan atau tempat secara harfiah, namun ruang di hati yang bisa membuat anak-anak bergembira dan mempererat bonding dengan orang tua. Ruang bisa di rumah, di sekolah bahkan di halaman. Kegiatan outdoor sangat menarik untuk mengenalkan alam dan segala yang menyertainya.

Dunia anak-anak memang tidak pernah lepas dari permainan. Ada kalanya kondisi tubuh anak-anak kurang sehat. Tapi tetap memaksakan diri untuk bermain. Maka, saya ajak untuk memilih permainan yang santai dan tidak menguras tenaga seperti bermain lego, tebak-tebakan, dan membaca buku. Menemaninya disaat seperti ini membuatnya lebih baik dan segera memberikan pertolongan pertama dan tetap berdoa.

Ketika si anak sedang deman, mendekam di kamar. Mengeluh sakit. Tapi begitu tubuhnya terasa agak enak, sudah bangun lagi. Mencari mainan dan melupakan rasa sakitnya. Begitu berulang kali. Hingga kadang saya merasa sebenarnya mereka itu sakit apa!

Mewarnai


Saya tak perlu ragu untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anak. Termasuk untuk menyediakan obat penurun panas di rumah. Tempra Syrup dengan rasa buah merupakan syrup pereda panas, sakit dan nyeri ringan, sakit kepala dan sakit gigi, demam setelah imunisasi. 

Ada 3 macam produk Tempra penurun panas untuk anak-anak:

1. Tempra drops rasa anggur untuk anak usia 0-1 tahun. Setiap 0.8 ml Tempra Drops mengandung paracetamol.
2. Tempra Syrup rasa anggur untuk anak usia 1-6 tahun. Setiap 5 ml Tempra Syrup mengandung 160 mg paracetamol.
3. Tempra Forte rasa jeruk untuk anak usia 6 tahun ke atas. Setiap 5 ml Tempra Forte mengandung 250 gr paracetamol.

Bagi saya, Tempra dengan rasa buah ini menarik karena merupakan kesukaan anak. Biasanya anak kecil susah diajak kompromi dalam hal minum obat. Yang ada di benak mereka adalah obat itu pahit! Sekali pahit tetap pahit. Susah banget ya mengubah mindset seperti ini.

Nah, dengan rasa buah ini, saya lebih mudah merayu anak. Buah pasti manis, enak, segar dan baik. Di temani dengan segelas air putih dan kue, syrup obat penurun panas inipun berhasil diminum.

Tempra sangat baik untuk dibawa saat traveling. Untuk pemakaiannya gampang, tidak perlu dikocok karena akan larut 100%.  Dengan menggunakan dosis yang tepat (tidak kurang ataupun over dosis), Tempra aman di lambung.

Saya tidak pernah tahu apa yang kan terjadi saat traveling. Tapi... setidaknya saya sudah mempersiapkan situasi yang tidak diinginkan. Selalu sedia Tempra Syrup! Situasi yang sejujurnya tidak pernah ada dalam itinerary. Menyediakan obat meskipun tidak sakit bukan berarti menginginkan sakit.

Siapapun pasti tidak ingin sakit ketika traveling. Siapapun pasti tidak ingin dipusingkan dengan kerewelan anak. Lalu mencari apotik jaga yang entah dimana. Aduh, terbayang betapa susahnya orang tua mencari obat. Ditambah si anak yang makin rewel.



Mencegah itu lebih baik. Demikian pula dengan menyiapkan segala sesuatu untuk keadaan tak terduga. Menyiapkan obat-obatnya untuk keluarga merupakan salah satu cara saya untuk mencegah keadaan tak terduga dan menjaga kesehatan anak.

Jika sedang mempersiapkan liburan keluar kota, saya bisa membawa Tempra. Tidak akan memakan banyak tempat untuk menyimpannya. Tempra ringan dan aman untuk dibawa. Cukup diselipkan diantara perbekalan. Atau ditaruh saja di kendaraan agar mudah mencarinya.

Kemasan Tempra sangat aman buat anak-anak. Botol plastiknya tidak mudah pecah saat jatuh. Demikian juga dengan tutup botolnya, menggunakan CRC (Child Resistant Cap). Tutup botol ini sangat rapat sehingga jika terjatuh tidak tumpah isinya. Cara membukanya dengan menekan tutup lalu memutarnya. Di dalamnya masih ada segel untuk menutup botol.

Saya selalu bersyukur melihat perkembangan anak-anak. Saya masih diberikan kesempatan untuk menikmati kebersamaan dengan mereka. Saya memiliki waktu untuk belajar banyak hal. Dari yang tidak pernah tahu cara mengurus bayi hingga kini sudah ada si sulung yang meniti masa remaja. Meskipun tahun berganti, saya ingin selalu dekat dengan mereka. Sampai kapanpun.

Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra.

^_^

Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

6 Komentar untuk "Selalu Ada Ruang Untuk Bermain, Ruang Untuk Bahagia "

  1. Aku termasuk anak yang suka dilarang orangtuaku main hujan. Sebel banget rasanya. Sakit nanti, gitu alasannya

    Begitu dapat kesempatan nginep di saudara, bebas main hujan. Pelampiasan... Hihihi

    BalasHapus
  2. Maih ingat dulu saat kecil
    kalo hujan tiba rasanya ada bahagia menyelimuti
    ada perasaan sesal jika tidak ikut berlarian di bawah hujang bareng para sahabat
    masa kecil memang jgn terlalu di kekang, biarkan mereka untuk berkembang sendiri. Dengan begitu pikiran bebas dan kreatifitas mereka tak terbatas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak-anak mesti diberikan kepercayaan untuk berkembang sesuai usianya.

      Hapus
  3. Aku klo obat turun panas juga wajib ada mb di kotak p3k. Soalnya namanya anak..kadang panas ga terduga. Siang ceria, eh bisa tiba2 malam panas...

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel