Kerajinan Perak Kotagede, Yogyakarta
Jumat, 09 Februari 2018
14 Komentar
Kotagede
dikenal sebagai sentra kerajinan perak. Salah satunya adalah Ansor’s Silver. Kalau biasanya saya menulis wisata alam, kali ini wisata belanja. Kalaupun tidak belanja, boleh kok melihat-lihat ada apa di Ansor's Silver ini. Lokasinya
sangat mudah dijangkau dan ramai pengunjung terutama di musim liburan. Ansor’s
Silver ini menempati bangunan klasik yang terawat dengan baik. Demikian juga perabot didalamnya, klasik.
Baca juga Jurang Tembelan, Yogyakarta...
Sepintas saya ragu. Saya mengatakan tujuan saya ke Kotagede. Mau mampir ke kerajinan perak. Tapi tak tahu tujuan pastinya (Ini mau jalan kok tidak niat banget ya!). Nah, taksi online yang saya pesan mengantarkan ke Ansor’s Silver karena tempat ini biasa digunakan sebagai jujugan wisatawan. “Biasanya orang-orang kesini, bu,” katanya. Saya percaya saja. Toh, dia lebih mengenal daerah Yogya daripada saya. Dan karena saya tidak memiliki banyak waktu untuk blusukan ke tempat-tempat lain, saya rasa di Ansor’s Silver ini cukup menjawab keingintahuan saya.
Sepintas saya ragu. Saya mengatakan tujuan saya ke Kotagede. Mau mampir ke kerajinan perak. Tapi tak tahu tujuan pastinya (Ini mau jalan kok tidak niat banget ya!). Nah, taksi online yang saya pesan mengantarkan ke Ansor’s Silver karena tempat ini biasa digunakan sebagai jujugan wisatawan. “Biasanya orang-orang kesini, bu,” katanya. Saya percaya saja. Toh, dia lebih mengenal daerah Yogya daripada saya. Dan karena saya tidak memiliki banyak waktu untuk blusukan ke tempat-tempat lain, saya rasa di Ansor’s Silver ini cukup menjawab keingintahuan saya.
Begitu
turun dari taksi online, area parkir penuh dengan kendaraan. Ya, bisa jadi
tempat ini memang sudah biasa dijadikan lokasi belanja wisatawan. Pandangan saya
langsung tertuju pada bangunan klasik yang besar, menghadap ke jalan raya. Sekar Kedhaton. Kok,
orang-orang ramai memasuki bangunan itu. Saya ikut saja dan ternyata resto.
Saya
tidak memiliki rencana buat makan-makan. Tujuan saya ke tempat kerajinan perak.
Ingin tahu seperti apakah proses pembuatannya hingga benda-benda yang diproduksi. Jadi
saya keluar dan clingak-clinguk sambil membaca tulisan yang tertera di dinding
pintu masuk setiap bangunan.
Oww...
ternyata lokasi kerajinan perak ada di depan. Dekat pintu masuk tadi. Memasuki
galeri silver saya langsung disambut oleh seorang guide yang ramah. Si mbak ini bertanya
apakah saya bersama rombongan. Saya jawab tidak.
Saya
pikir saya akan dibiarkan saja. Saya hanya berdua dengan si sulung (dia bagian
motret). Pengunjung lainnya? Ehm.... ada sih beberapa orang yang bergerombol
dibelakang dan masih menunggu teman-temannya lengkap. Saya clingukan lagi,
barangkali si mbak yang diam saja ini menunggu pengunjung lainnya.
Ternyata...
saya tak perlu menunggu lebih lama lagi. Si mbak guide langsung memandu saya,
menjelaskan banyak hal tentang proses pembuatan benda-benda kerajinan dari
perak. Mulai dari bahan yang digunakan hingga rumitnya proses pembuatan oleh
para pengrajin.
Produk Ansor’s Silver ini menggunakan biji perak murni (100%) yang dicampur dengan
biji tembaga (7,5%). Campuran perak dan tembaga ini dimaksudkan agar mudah
dibentuk. Karena perak murni sangat sulit untuk dibentuk, dan mudah pecah. Setelah
dicampur, kandungan perak sebesar 92,5% ini diolah, dibentuk berbagai
benda-benda menarik yang siap dijual.
Disini para pengunjung bisa melihat alat-alat yang digunakan untuk memproduksi benda-benda kerajinan perak. Peralatannya mulai dari yang kecil hingga besar. Ada juga semacam sisir yang digunakan untuk membuat serabut perak. Jadi perak bisa dibuat super kecil seperti rambut. Lalu dibentuk sesuai dengan pola. Aduh... tidak terbayang juga betapa kerajinan perak bisa cakep-cakep seperti ini.
Disini para pengunjung bisa melihat alat-alat yang digunakan untuk memproduksi benda-benda kerajinan perak. Peralatannya mulai dari yang kecil hingga besar. Ada juga semacam sisir yang digunakan untuk membuat serabut perak. Jadi perak bisa dibuat super kecil seperti rambut. Lalu dibentuk sesuai dengan pola. Aduh... tidak terbayang juga betapa kerajinan perak bisa cakep-cakep seperti ini.
Oh,
ya, kita boleh mengambil foto para pengrajinnya. Beberapa alat yang sepertinya
sudah tua banget diletakkan begitu saja. Saya berkesempatan melihat aktivitas para
pengrajin yang sedang membuat cincin. Begitu rumit. Satu lingkaran super kecil
dibentuk melingkar perlahan. Kemudian setelah terkumpul bulatan-bulatan kecil,
digabung hingga membentuk cincin yang complicated.
Jadi kalau biasanya saya melihat bentuk cincin yang untuh, kali ini tidak. Ada banyak
model cincin dengan kombinasi bentuk yang beragam. Semuanya unik dan rumit.
Sampai
disini saya merasa terharu. Hanya sebuah cincin yang ukurannya kecil
membutuhkan ketelatenan, ketrampilan dan kreativitas yang luar biasa. Harus pelan-pelan
agar produk tidak rusak.
Kadang
kita sebagai konsumen merasa bahwa produk-produk kerajinan tangan itu harganya mahal. Ada
baiknya jika sedang ada waktu, kita melihat sendiri bagaimana para pengrajin
menghasilkan suatu produk. Saya kadang penasaran juga dengan penghasilan
pengrajinnya. Akankah harga mahal sebuah perhiasan berbanding lurus dengan
pendapatan mereka? Entahlah...
***
Mbak guide ini mengajari saya bagaimana cara membersihkan benda-benda dari perak. Dengan menggunakan
lerak – biji-bijian yang biasa dipakai untuk mencuci kain batik tulis – sebuah benda
dari perak (perhiasan) digosok dengan sikat kecil dan busa dari lerak tadi. Perlahan saja dan sebentar. Taraa... benda tersebut menjadi
kinclong lagi.
Baca juga Puncak Kebun Buah Mangunan, Yogyakarta...
Baca juga Puncak Kebun Buah Mangunan, Yogyakarta...
Cara
merawat perhiasan dari perak (bukan perhiasan saja, namun benda-benda lain yang
bahan bakunya adalah perak):
- Rendam perak dalam air panas (sekitar 15 menit)
- Basahi buah lerak dengan air
- Kupas sedikit kulit luar lerak dan sikat sampai berbusa
- Bersihkan perak dengan busa lerak
- Buah lerak ini bisa digunakan lebih dari sekali.
Barangkali
ada yang bingung, ingin membersihkan perhiasan perak dengan apa dan bagaimana, bisa menggunakan lerak ya. Cara
diatas semoga bisa membantu, ya. Membersihkan perak dengan bahan alami seperti
lerak ini tidak memiliki efek buruk apapun. Jadi tetap aman.
Produk perak seperti foto dibawah ini sangat indah. Gambar ikan arwana yang begitu detail. Ada banyak hiasan dinding seperti candi borobudur (ada juga miniaturnya), wayang, miniatur kapal, dsb yang rumit dan detail. Terlihat sekali bahwa proses pembuatannya tidak mudah. Dibutuhkan ketelitian untuk merangkai serabut-serabut perak hingga berbentuk seperti ini. Setiap melihatnya saya mengagumi kehebatan para perajin perak.
Karena tidak membeli hiasan tersebut, saya lebih suka mengamatinya pelan-pelan. Beberapa gambar berhasil difoto si sulung. Anggap saja sebagai kenang-kenangan ketika main ke Ansor's Silver.
Untuk harga? Sepandanlah dengan tingkat kerumitannya.
Produk perak seperti foto dibawah ini sangat indah. Gambar ikan arwana yang begitu detail. Ada banyak hiasan dinding seperti candi borobudur (ada juga miniaturnya), wayang, miniatur kapal, dsb yang rumit dan detail. Terlihat sekali bahwa proses pembuatannya tidak mudah. Dibutuhkan ketelitian untuk merangkai serabut-serabut perak hingga berbentuk seperti ini. Setiap melihatnya saya mengagumi kehebatan para perajin perak.
Karena tidak membeli hiasan tersebut, saya lebih suka mengamatinya pelan-pelan. Beberapa gambar berhasil difoto si sulung. Anggap saja sebagai kenang-kenangan ketika main ke Ansor's Silver.
Untuk harga? Sepandanlah dengan tingkat kerumitannya.
Lanjut
ya...
Setelah
melihat proses produksi, saatnya saya melangkah ke showroom perak. Ada banyak
benda-benda yang terbuat dari perak. Mulai dari hiasan dinding, cendera mata,
aksesoris, perhiasaan seperti cincin, gelang, anting-anting, kalung. Aduh,
cakep-cakep dan membuat lemah iman. Saya tak berdaya.
Sebelum
memasuki ruangan ini saya sempat bertanya kepada si mbak guide, “Bisa terima
debit?”
Ternyata
bisa. Jadi ceritanya, uang cash sedang minim, takutnya ingin belanja ditolak. Lebih
baik bertanya dulu. Karena pernah sih kejadian, saya sudah pilih-pilih barang
dengan girangnya kemudian kartu ATM ditolak. Ketika menuju meja kasir, “Hanya
menerima uang cash!” Gubrak! Mendadak jantung berdebar.
Di
showroom ini pengunjung bebas melihat, bahkan menyentuh, mencoba memakai (juga
tidak apa, kok) perhiasaan di etalase. Yang ingin bertanya kandungan peraknya
seberapa juga boleh. Yang mau mencari perhiasaan murah sampai mahal juga ada. Atau
barangkali mau memasan perhiasan juga bisa.
Si
mbak guide juga menjelaskan benda-benda yang pernah dipesan kaisar Jepang sewaktu
berkunjung ke Indonesia. Ada bros dengan bunga-bunga yang melambangkan persahabatan
Indonesia dan Jepang. Keren karena begitu melihat dari dekat rumit banget hiasannya!
Jadi
pilih yang mana? Saya melirik etalase cincin untuk wanita. Ada yang dihiasi
dengan batu permata. Ada yang seluruhnya perak dengan ornamen yang indah. Semuanya
menarik.
Seorang ibu di samping saya, galau sedemikian rupa dengan cincin pilihannnya berulang kali ganti cincin. Satu dicoba di jari manis, beberapa saat kemudian ganti lagi. Beberapa kali memanggil suaminya, meminta pendapat, apakah cincinnya sudah cocok. Satu wadah dengan berderet cincin membuatnya gundah.
Seorang ibu di samping saya, galau sedemikian rupa dengan cincin pilihannnya berulang kali ganti cincin. Satu dicoba di jari manis, beberapa saat kemudian ganti lagi. Beberapa kali memanggil suaminya, meminta pendapat, apakah cincinnya sudah cocok. Satu wadah dengan berderet cincin membuatnya gundah.
Si
mbak yang melayani ini sabar, mengeluarkan dan memasukkan setiap wadah cincin yang
selesai dicoba. Entah sudah berapa kali mencoba, namun hati belum kunjung sreg.
Ya, begitulah, masalah memilih bagi wanita memang butuh waktu lebih lama daripada sesi
mendengarkan penjelasan si mbak guide.
Kalau
membeli perhiasan perak disini, kita mendapatkan dua buah lerak, surat
pembelian dan kotak perhiasan. Anggap saja lerak itu sebagai bonusnya. Semuanya dimasukkan ke dalam tas kecil. Kotaknya
biasa saja, terbuat dari kertas karton, kecil. Entah kalau perhiasaannya mahal, mungkin kotak perhiasannya lebih bagus lagi. Eaa...
Nah,
kalau ada surat pembelian itu bisa dipakai untuk menjual perhiasan kita. Ini kalau ada rencana buat dijual lagi. Tapi tetap
di tempat jual beli perhiasan perak ya.
Setelah
ruangan ini, saya lanjutkan saja ke ruang berikutnya. Disini ada banyak
souvenir cakep yang begitu khas. Cocok juga kalau belanja oleh-oleh. Mulai dari sabun mandi, aromaterapi, tas, dompet, gantungan
kunci, hiasan dinding, post card, dsb. Beberapa diantaranya dibuat dengan gambar yang khas Yogya.
Saya tergoda dengan sabun mandi warna-warni sesuai dengan bahan pembuatnya dan message oil (aromatherapy). Untuk harga lumayan mahal (menurut saya sih). Sayangnya pada bagian ini, si mbak guide tidak bisa menjelaskan dengan detail. Jawabnya karena dia belum pernah mencoba sabun-sabun yang dijual. Tentu akan sulit menjelaskan aroma, rasa dan tekstur sabun. Kalau tentang khasiat, pasti semua pengunjung bisa membaca pada label sabun.
Saya tergoda dengan sabun mandi warna-warni sesuai dengan bahan pembuatnya dan message oil (aromatherapy). Untuk harga lumayan mahal (menurut saya sih). Sayangnya pada bagian ini, si mbak guide tidak bisa menjelaskan dengan detail. Jawabnya karena dia belum pernah mencoba sabun-sabun yang dijual. Tentu akan sulit menjelaskan aroma, rasa dan tekstur sabun. Kalau tentang khasiat, pasti semua pengunjung bisa membaca pada label sabun.
Untuk
satu bungkus sabun mandi yang berisi 3 potong sabun dengan kandungan minyak
kelapa dan aroma (lemon, stowberi, dsb) saya harus membayar Rp 84.000. Satunya
lagi yang lebih murah seharga Rp 60.000. Tapi memang keduanya berbeda dengan
sabun kebanyakan. Lebih enak saja, kulit lebih harum alami dan kenyal. (bukan beauty blogger) Sedangkan message oil aroma jasmin ukuran 100 ml seharga
Rp 75.000. Aromanya terasa banget. Lembut dan alami. Saya suka memakai untuk pijat.
Nah,
ketika tiba di meja kasir, ada beberapa produk cokelat merk Tugu. Jadi di Ansor’s
Silver ini lengkap banget. Tidak perlu ke tempat lain. Cukup satu tempat untuk memenuhi keinginan belanja pengunjung. Selain memang memanjakan pengunjung dengan produk
silver, ada cafe, resto (Sekar Kedaton), souvenir. Produk cokelatnya dengan
merk Tugu (Tugu Chocolate) memiliki beberapa varian rasa (untuk cokelat
batangan). Ada juga cokelat bubuk. Saya membeli satu bungkus cokelat bubuk. Sudah saya pakai
untuk membuat brownies. Lebih hitam dan pekat dengan aroma cokelat yang lebih khas
dari cokelat di pasaran. Ada lagi produk baju dengan merk Bajoe Djogdja. Saya mendapat
voucher tapi ya sudah tidak saya belanjakan. Rasanya kok saya didorong terus untuk
belanja dengan voucher-voucher ini. Setelah voucher cokelat tadi saya tutup acara belanja di Ansor's Silver.
Lokasi:
Jl.
Tegalgendu No. 28 Kotagede Yogyakarta, 55173
Note:
Selain
tempat-tempat besar yang menjual perhiasan perak, ada banyak pengrajin perak di
Kotagede. Kalau mau blusukan sebenarnya masih ada banyak pengrajin di
gang-gang. Biasanya di depan gang ada tulisannya. Tinggal kita masuk ke dalam
dan mencari tempatnya.
Happy
shopping!
^_^
Kadang saya enggak habis pikir, di Jogja itu, orang-orangnya super kreatif tanpa batas. Segala sesuatunya bisa diciptakan sebagai kerajinan yang mempunyai nilai jual dan tetap dengan keindahan yang tentunya nyentrik.. duh.. jadi pengen ke Jogja lagi
BalasHapusYogya identik dengan barang-barang kerajinan yang khas.
HapusJadi pengen jalan-jalan lagi ke jogja setelah membaca tulisan dari mba
BalasHapusMonggo...
HapusMbak..aduh bagus-bagusnya ..memang kreatifitas layak dihargai dengan pantas.
BalasHapusSaya pernah ke Kotagede jaman kuliah dulu, kunjungan tentang pengrajin perak ini..Tapi belum sebagus sekarang, ada one stop shopping dan layanan tour untuk wisatawan..Keren! Bisa jadi wisata edukasi sembari belanja belanji
Iya mba Dian, disini lengkap.
HapusIni salah satu perusahaan silver yang gede dan kuat bertahan di Kotagede mba. Berawal dari perak, kemudian diversifikasi ke usaha resto+coklat
BalasHapusDulu...sebelum krismon 97, buanyak banget sentra kerajinan perak di Kotagede, dari skala kecil mpe skala besar.
Ada sebuah jalan di kotagede, jl. Kemasan... Pas aku blm pindah domisili ngikut suami, kanan-kiri jalan rata2 gallery silver semua. Entah klo sekarang..
Mbaca postingan ini aku jadi kangen sama Kotagede.. lama ga lewat😀
Iya, besar mba. Setelah dari Ansor's Silver ini aku jalan kaki disekitarnya. Aku lihat masuk ke gang ada juga galeri silver rumahan.
Hapusbagus-bagus lao disini ini...
BalasHapusIya, mas. Bikin tergoda belanja.
HapusSaya jadi penasaran dengan dapur pembuatan perak, Mbak. Misalkan beli cincin gitu itungannya dari berat atau modelnya Mbak?
BalasHapusBaru tau perhiasan perak bisa dijual lagi hehe..
Seandainya gak pengen beli perhiasan tapi masuk ke dalam lihat-lihat cara pembuatannya boleh gak ya? Hihi.. Gak yakin juga sih bakalan gak beli, barang beginian bikin hati lemah :D
Boleh kok mba Yun, lihat proses pembuatannya. Nggak ada paksaan buat beli. Tapi kalau pabriknya, aku kurang tahu. Pengunjung biasanya hanya melihat beberapa pengrajin di galeri. Yang khusus untuk ditunjukkan kepada umum sih.
HapusKalau beli cincin (perhiasan perak lainnya) harga sesuai dengan kadar peraknya. Ada 3 macam sih (tapi maaf aku lupa). Yang paling bagus dan mahal seperti foto cincin diatas. Bisa juga dari tingkat kerumitan proses produksinya. Cincin paling murah sekitar 150,000 -200.000 ribu. Ini nggak ada permatanya.
Yaah sedih banget dlu ke yogya ga sempet main ke tempat ini hiks.. mbaaa seru banget ya liatin cara bikin cincin peraknya.. pengalaman luar biasa.. bener mba kadang kita ud dumel aja ya ko mahal bener.. padahal yang bkinnya bener2 telaten, susahnya minta ampun... makanya jangan banyak nawar nti kalau saya beli perak.. kasian yang bkinnya ya mba hehe
BalasHapusSetidaknya kita bisa menghargai pekerjaan pra pengrajin ya.
Hapus