Agrowisata Kebun Teh Wonosari
Jumat, 02 Maret 2018
21 Komentar
Untuk
kedua kalinya saya mengunjungi kebun teh Wonosari yang letaknya sekitar 6 km
dari Lawang. Lokasi kebun teh ini di lereng gunung Arjuno dengan ketinggian 1250 mdpl. Perkebunan milik
PTPN XII ini merupakan kebun teh pertama di Jawa Timur.
Pertama
kali ketika si tengah masih duduk di bangku TK. Saat itu saya ikut rombongan
sekolah anak yang sedang rekreasi. Ikut rekreasi sekolah merupakan salah satu
cara untuk traveling hemat. Kapan lagi? Ya, kan?
Meskipun
sudah bertahun-tahun lalu saya kesini, tidak banyak yang berubah. Petak-petak
kebun teh yang menghijau. Pabrik teh yang tampak dimakan usia. Cafe masih sama dengan yang
dulu pernah saya singgahi.
Sayangnya
traveling bersama rombongan tidak sebebas jika sendiri (bersama keluarga).
Ibu-ibu cukup mengikuti rombongan. Namun ketika saya kesini bersama keluarga
saya bebas jalan-jalan.
Memasuki
gerbang kebun teh, kita langsung disambut deretan kebun teh. Sepi. Tapi suasana yang serba hijau ini membuat mata segar. Saya
penasaran. Saya dan suami turun di lokasi ini. Kemudian mengajak anak, berjalan
diantara petak-petak kebun teh. Udara sejuk meski menjelang siang.
Kami
melangkah pelan-pelan. Menyusuri jalanan diantara petak-petak kebun. Kadang
kerudung menyangkut di cabang-cabang pohon teh yang rapat. Tampak ujung-ujung
pohon teh yang sudah dipotong rapi. Sudah dipanen bagian pucuknya.
Berjalan
di tengah kebun teh mesti waspada. Karena banyak serangga yang dengan gembira
menggigit kaki kita. Maklumlah suasana memang mendukung banget. Di semak-semak
yang agak gelap ini serangga paling suka. Karena rimbunnya dedaunan adalah
tempat yang paling nyaman untuk bersembunyi dan mencari mangsa.
Setelah puas
bermain-main di kebun teh, kami masuk ke gerbang selanjutnya. Sekaligus
membayar tiket masuk. Sst... di dalam masih ada kebun teh lagi. Yang mau foto-foto bersabarlah. Banyak pilihan tempatnya.
Tiket masuk:
Rp
10.000
Parkir
Rp
5.000
Area
parkir cukup luas. Bagi rombongan yang menggunakan bus, bisa di parkir di dekat
masjid. Sedang yang membawa kendaraan pribadi, bisa parkir disini maupun di tempat lain,
seperti dekat kantor dan cafe. Sehingga tidak terlalu jauh buat jalan kaki.
Fasilitas:
Penginapan
Aula
Tea
house
Rolas
mart
Toilet
Masjid
Area
parkir
Kalau
dulu tak banyak wahana, sekarang banyak pilihan. Jadi kalau kita membawa keluarga
kesini, lengkap banget. Mau menginap juga bisa. Ada penginapan/hotel yang siap menerima
kedatangan kita (seperti foto dibawah, ya). Lalu ada kolam renang. Sengaja saya tidak mengajak anak-anak
nyemplung ke kolam karena pasti akan memakan waktu lebih lama disini. Ya,
anak-anak suka banget bermain air.
Saya
banyak menghabiskan waktu di kebun teh. Jadi di agrowisata ini kita bisa
melihat secara langsung saat panen teh (bagaimana cara memilih daun teh yang
siap panen hingga memetiknya. Kemudian cara merawat kebun teh.
Saya
baru tahu kalau ada istilah menyulam. Kebun teh yang berlubang karena pohon
sudah mati akan diisi dengan bibit baru lengkap dengan pupuknya. Para pekerja
mengambil bibit teh kemudian ditanam di area yang kosong. Sehingga kebun teh
selalu tampak rimbun dan segar.
Yang
menarik ketika disini saya bisa ngobrol sebentar dengan para pekerja kebun teh.
Saya pikir yang mengurus kebun hanya wanita. Ternyata bapak-bapak juga merawat kebun. Mulai dari
mengambil bibit teh hingga menanam dan merawat pohon teh.
Sementara
saya terjebak dengan keinginan untuk berfoto dengan ibu yang memakai capil
(topi lebar). Saya amati satu-satunya ibu dengan capil. Ternyata orangnya sedang
sibuk. Akhirnya saya mendatangi temannya. Jadi deh foto.
Saat
itu mereka sedang istirahat dan bekerja. Mereka yang duduk-duduk sambil
menikmati jambu biji itu sedang istirahat. Saya ditawari jambu yang masih
berbunyi kres... kres... ketika mereka gigit. Lainnya ada yang membersihkan
kebun.
Para
pekerja kebun adalah warga sekitar perkebunan teh. Mereka sudah bertahun-tahun
merawat kebun teh dengan jam kerja dari pagi hingga siang.
Setelah
memanen daun teh, kita bisa melihat proses produksi teh. Kita bisa mampir di
pabriknya yang letaknya dekat dengan pintu masuk.
Puas
berkeliling kebun teh, saya dan keluarga mampir di Tea House. Meskipun namanya
mengandung unsur teh, namun kita bisa menikmati minuman lainnya seperti susu
dan kopi. Selain itu ada snack dan menu buat makan siang.
Atau
ingin sekalian belanja teh produksi sini. Ada dua macam teh yaitu black tea dan
jasmine tea. Keduanya tersedia dalam bentuk teh celup (isi 25) dan teh tubruk
dengan merk Rolas. Sedang kopi dengan merk Lanang (Rolas Kopi Lanang Malangsari).
Kopi ini tersedia dalam bentuk sachet. Jadi satu kotak hanya berisi 10 sachet.
Jadi
di Tea House ini selain memesan teh saya juga memesan susu jahe. Hmmm... aroma
susu yang berpadu dengan jahe membuat perut semakin ingin diisi. Tapi saya lupa
memotret menunya.
Sayangnya,
berada di Tea House di saat weekend
ini menjadi masalah tersendiri. Kursi-kursi di teras sudah terisi. Saya masuk ke
dalam ruangan yang tak luas. Beruntung ada yang kosong. Setelah itu memesan menu yang membutuhkan
kesabaran. Mungkin karena ramai pengunjung jadi antrean di dapur Tea House
cukup panjang. Ditambah pelayan yang bolak-balik salah membawa pesanan.
Selain
belanja teh di Tea House, kita bisa mampir di Rolas Mart yang juga menjual
produk-produknya. Harga dan kemasan sama saja. Teh celup per kotak Rp 6.500 (Febuari 2018), lainnya saya tidak hafal.
Note:
Belanja
teh di Rolas Mart dengan uang cash saja.
Wahana:
Berkuda
ATV
Fun
Trail
Flying
fox
Paint
ball
Sepeda
gunung
Playground
dan area jogging
Lapangan
tennis, volley, dsb.
Kolam renang
Buat
yang ingin menikmati sajian makanan dan minuman lainnya bisa ke Joglo Kuliner.
Bermacam-macam sajian makanan bisa kita dapatkan disini. Tentu dengan
background kebun teh yang hijau dan udara sejuknya.
Di
dekat area parkir ada masjid yang bisa menampung pengunjung. Saya mendekat
hendak mengambil air wudhu. Kemudian urung. Saya merasa kurang sreg saja dengan
tempat wudhu yang terbuka dan berdekatan dengan tempat wudhu laki-laki. Kamar mandi
juga demikian. Saya melihat wanita dan laki-laki antre di tempat yang sama.
Padahal disini banyak toilet.
Sedikit
membahas tentang toilet, ya. Begitu datang ke kebun teh saya langsung mencari
toilet. Karena agak bingung saya tidak kunjung menemukannya. Akhirnya saya
bertanya kepada pelayan di Tea House. Meluncurlah saya ke Aula yang katanya ada
toiletnya. Oke, memang ada dan kurang terawat. Tapi bagaimana lagi, saya sedang
butuh toilet. Mau jalan dan mencari toilet lainnya kok ya butuh waktu.
Jam
buka:
Pukul
07.00 – 17.00
Tips wisata di kebun teh:
- Jika musim hujan sebaiknya menyiapkan jas hujan atau payung.
- Jika tidak tahan dengan udara dingin sebaiknya membawa jaket.
- Jika ingin menjelajahi semua tempat disini butuh waktu lama. Sebaiknya berangkat pagi sehingga puas jalan-jalan di lokasi.
Jangan lupa membawa uang yang mencukupi. Siapa tahu tergoda untuk membeli teh Rolas buat kerabat, teman dan tetangga.
Happy
traveling!
^_^
Jadi itu pabrik teh, sekaligus kebunnya ya? Wah wah, pasti teh di situ alami banget kemurniannya.. Jadi pengen icip-icip tehnya..
BalasHapusIya mba. Sekalian beli oleh-oleh teh dan kopi.
HapusBagus banget ya Mba perpaduan warna langit dengan warna daun tehnya. AKu terakjir kali main ke kebun teh kayak gini,jaman sekolah dulu. Belum pernah bawa krucils.
BalasHapusPemandangannya seger dan adem.
Hapuswuaaaaaaaah.. paling suka agrowisata, wisata sambil belajar tuh seru banget ya mba...
BalasHapusBareng keluarga pasti seru ya.
HapusWah.. Keren nih. Berwisata banyak bonusnya.
BalasHapusBelum lagi fasilitasnya sangat lengkap. Keren deh!
Bikin kita betah.
HapusTeakhir ke sini kapan ya? udah lupa saking lamanya, kangen suasana minum teh sambil menikmati hijaunya hamparan teh
BalasHapusYuk, mampir lagi.
Hapusaku lama juga gak ke sini
BalasHapussuka banget sama suasananya
tapi yang bikin mupeng teh melatinya
juara
Makanya aku beli banyak teh, mas.
Hapusaduh asri dan hijau semua bikin mata adem, benar2 bisa bikin refreshing
BalasHapusYup. Senang lihatnya.
HapusAsik ya sudah ada fasilitas untuk menikmati dan berkeliling kebun teh. Di bengkulu juga ada kebun teh, tapi belum ada fasilitas seperti ini. Semoga kedepannya akan ada fasilitas seperti ini jadi pengunjung bisa lebih puas berkeliling dan menikmati hamparan hijaunya kebun teh :)
BalasHapusSemoga makin lengkap ya.
HapusWah saya belum pernah ke sana, padahal dekat. Murah meriah ya biaya masuknya, dibandingkan areal wisata di kota batu
BalasHapusItu harga weekend, mba.
HapusAku selalu suka main ke kebun teh mbak. Apalagi kebun teha sekaligus pabrik teh begini. Ada wahana rekreasinya juga. Lengkap.
BalasHapusAda wahana berkuda dan flying foxnya juga. Nanti kalo ke wonosari mesti mampir ke sini nih.
BalasHapusHai Mbak, saya ke Agro Wonosari ini beberapa minggu yang lalu. Sudah banyak perkembangan yang terjadi.
BalasHapusPenginapannya sudah bertambah. Agro Wonosari punya hotel bintang tiga di tempat itu, sebagai hotel untuk mendampingi cottage penginapan yang Mbak foto di atas. Saya tidur di hotelnya semalam, sangat nyaman.
Saya sekeluarga juga turun ke kebun tehnya pagi-pagi. Tidak ada serangga menggigit sih. Anak saya senang hilir mudik di antara tanamannya, sambil sesekali minta difoto di atas bukit menghadap ke lembah dan gunung. Memang lembah pemandangannya luas sekali.
Tea House-nya juga berubah. Sekarang dindingnya dipasangi mural-mural bertemakan teh. Cukup cantik untuk difoto-foto.
Kalau kita mau, kita bisa pesan satu jeep untuk pergi ke kebun teh sambil keliling-keliling trekking. Pemandangan di bukit lebih luas daripada pemandangan di kebun bawah yang cenderung lebih ramai.
Saya rasa, berada di tempat ini selama 2 hari 1 malam cukup menyenangkan juga, dan banyak pengalaman edukasi yang bisa diperoleh :)