Ibu Jangan Marah, Ya!




Pernahkah teman-teman mendengar judul diatas?

Kalau pernah, berarti kita senasib. Lalu yang ngomong siapa? Ya, anak-anak, dong.

Melihat gerak-gerik si anak dengan ucapan bernada memohon untuk tidak marah, saya jadi curiga. Pasti telah terjadi sesuatu yang tidak saya kehendaki. Contohnya, ketika si anak habis jatuh di sekolah, bertengkar atau kehilangan barangnya.

Jika suatu obrolan dimulai dengan permintaan tersebut, mau tak mau saya mesti mengatakan iya. Demi kelancaran cerita selanjutnya. Demi keberhasilan saya mengorek apa yang dilakukan si anak.

Ketika saya sudah mengatakan “iya”, barulah si anak bercerita. Awalnya sepotong-sepotong karena masih ada perasaan takut dimarahi. Kok, saya mirip monster yang menakutkan ya.

Begitulah anak saya yang bungsu. perasaannya lebih halus dibandingkan kakak-kakaknya. Hal-hal yang dirasakan akan membuat saya tak suka saja- membuat gerak-geriknya berubah.

Sebagai ibu, wajar kalau saya melihat gelagat aneh seperti ini. Namun saya tak perlu gegabah untuk membuat pengakuan. Ini hanya akan membuat dia menarik diri, menghindar dari kejujuran. Bisa saja dia mengatakan baik-baik saja, padahal sedang takut dan sedih.

“Ibu jangan marah, ya!” pinta si anak.

Oke, ibu tidak marah asal adik mau bercerita ada apa. Si anak masih diam, mencoba memahami situasi. Saya memberikan kesempatan untuk curhat. Hal-hal sepele tapi bagi anak ini sesuatu sekali.

Siapapun tentu tak ingin dimarahi. Apalagi oleh orang tua yang sehari-hari bersamanya. Maka, saya senang kalau si anak mau cerita apa saja. Dengan begini saya jadi tahu  apa sedang terjadi dalam dunia anak-anak.

Namanya anak-anak, bermain sebentar kemudian bersenggolan lalu bertengkar. Besok diulangi lagi. Kadang rukun kadang juga tidak. Asalkan orang tua sama-sama paham bahwa dunia anak seperti ini, insyaAllah anak-anak akan baik-baik saja.

Yang baru-baru ini ternyata si anak mau membelikan rautan untuk temannya. Saya agak terkejut dengan keinginan tersebut. Masalahnya apa sampai ingin membelikan rautan. Kakaknya mengajak ke toko ATK terdekat dan tidak berhasil membawa pulang rautan seperti keinginannya.

Saya bilang besok aja. Tapi si anak memaksa. “Ibu, aku sudah janji sama temanku. Nanti kalau tidak ditepati, dosa loh.”

Setelah saya tanya lagi, ternyata rautan miliknya rusak. Entah rusak karena apa, rasanya hari itu saya dipaksa untuk mengantarkan ke toko ATK lain. Karena di toko ini banyak pilihan, jelas si anak galau. Rencana membelikan rautan untuk temannya tidak jadi.

Geli juga dengan keinginan anak yang tiba-tiba berubah. Tapi saya berbaik sangka saja. Rautannya memang rusak dan si anak merasa bersalah tidak menjaga barang miliknya. Sementara kalau meminjam milik teman bisa jadi mengganggu. Ini kalau terjadi di jam pelajaran sekolah.

Jadi, ibu memang tidak perlu marah. Cari tahu dulu masalah si anak. Barangkali si anak cuma butuh curhat atau memang butuh dukungan dari kita. Apapun masalahnya, dibicarakan dengan tenang dan dicari solusinya.

Aih, nulis seperti ini seperti mengingatkan akan banyak kejadian bersama anak-anak. Bisa jadi semacam #selfreminder. Kalau teman-teman yang pernah mengalami seperti ini, sharing dong!

^_^



Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

4 Komentar untuk "Ibu Jangan Marah, Ya!"

  1. Betul sekali, dengan cara seperti itu, anak butuh curhat, anak butuh dukungan dari orangtua tercinta.

    BalasHapus
  2. melihat orang tua marah, terutama Ibu, rasanya ada seseuatu yang menganjal dihati, ujung2nya nasib anaknya jadi sering sial, smoga2 ibu didunia ini cepat memaafkan anaknya agar anaknya selamat dan nyaman.:)

    BalasHapus
  3. Kalo anakku udh ngucapin gini, yg ada aku malah ga tega :p. Dan ujug2 memang pasti ga marah. Yg pasti aku mau kyk ortuku dulu. Kita kaka beradik selalu takut trus trang, ya karena tiap kali jujur pasti dimarahin. Anak2ku ga boleh ngerasain itu. Lbh baik mereka jujur drpd sembunyi diam2

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel