Pantai Boom, Banyuwangi


 pantai boom banyuwangi

Nama pantai ini mengingatkan saya akan pantai di kampung halaman. Namanya sama, Pantai Boom. Lokasinya sama-sama di Laut Jawa. Jam bukanya juga sama paginya. Loket masih tutup karena belum juga pukul 06.00, namun pengunjung masih bisa masuk ke pantai. Ada petugas yang stand by di pintu masuk.


Pantai Boom ini merupakan destinasi wisata pertama yang saya kunjungi di Banyuwangi. Saya hanya ingin memanfaatkan waktu sebelum check in di hotel. Kebetulan dapat menyewa kendaraan hingga pukul 06.00. Sopir menyarankan untuk main ke Pantai Boom saja yang lokasinya dekat.

Demi tidak menunggu di stasiun, kami setuju saja. Bayangan saya terhadap destinasi ini belum ada. Pokoknya berangkat dan mencari tempat untuk berteduh.

pantai boom banyuwangi


Sambil membawa koper, ransel dan tas akhirnya kami menempuh perjalanan singkat ke pantai Boom. Pagi itu suasana agak mendung. Matahari enggan menampakkan diri. Angin yang berhembus membuat suasana semakin sendu saja.

Kami seperti sebuah keluarga yang terdampar saja. Kalau rencana untuk mengunjungi destinasi wisata di Banyuwangi sudah ada. Hanya saja untuk ke tempat tersebut saya memilih di hari kedua saja. jadi selama di Pantai Boom, kami mencari tempat yang nyaman untuk sekedar membuat tubuh rileks. Ah, dari tadi juga sudah banyak duduk di bangku warung stasiun.

Di pantai Boom ini ada semacam panggung. Saya dan anak-anak memilih untuk duduk di tepi panggung sambil melihat laut. Sementara suami saya keliling melihat suasana. Oh ...laut masih jauh. Ombak terlihat kecil. Maka, sayapun meminta anak-anak menjaga tas selama saya jalan-jalan.

pantai boom banyuwangi


Ada deretan bangku yang biasa dipakai untuk bersantai di pantai. diatasnya ada payung berwarna merah. Sementara di sampingnya banyak sampah kelapa muda. Mungkin sambli menikmati pantai dengan mimun kelapa muda utuh.

Saya baru menyadari kalau pasir disini berwarna hitam. Kadang saya merasa aneh saja. Di tempat lain pasir berwarna putih sementara disini hanya ada pasir hitam.

Kembali menyusuri pantai sambil melihat matahari yang malu-malu. Sebentar keluar kemudian tertutup awan abu-abu. Ya sudah, mungkin cuaca disini sedang kelabu saja.

pantai boom banyuwangi


Kalau saya perhatikan, suasana di pantai ini tidak berbeda jauh dengan pantai-pantai di kota saya. Bukan mau membandingkan. Tapi yang namanya sampah tetap bisa ditemukan disini. Sampah-sampah itu tersebar di area pantai. Kalau yang di bibir pantai masih agak bersih. Tapi setelah itu ampuh deh.

Padahal di lokasi disediakan tempat sampah. Asal mau jalan sebentar, sampah akan terkumpul di tempat semestinya. Sayang banget ketika sampah ini tercecer dimana-mana. Bahkan sejak saya masuk ke dalam area pantai, saya melihat banyak sampah di sudut-sudut pantai.

Cukup miris ketika melihat suasana pantai yang harusnya terjaga justru dikotori oleh tangan-tangan kita, para pengunjung. Entah kalau para pedagang makanan disini. Apakah urusan sampah ini ditertibkan atau sesukanya.

pedagang


Setelah puas di pantai saya mengajak anak-anak makan. Melihat suasana Pantai Boom yang banyak pedagang saya kok jadi ingat dengan pasar malam. Ada yang menjual baju, makanan, mainan hingga permainan anak-anak seperti seda goyang, kereta api, dsb. Mungkin kalau hari sudah siang makin ramai.

Ada beberapa pedagang yang sudah membuka lapaknya. Saya memilih pergi ke kantin. Tujuan saya ingin sarapan, bukan ngemil. Sejak dalam perjalanan sudah banyak ngemil dari bekal yang saya bawa tapi masih ada yang kurang.

Hanya ada dua warung yang buka. Pengunjung masih sepi. Hanya ada satu meja dengan anak-anak muda yang ngobrol di ujung kantin. Saya membaca menu makanan dan minuman yang ditempelkan di warung. Semua menu sudah saya kenal kecuali nasi tempong. Ini adalah makanan khas Banyuwangi yang terdiri dari nasi pindang dengan sambal yang sangat pedas.

nasi rawon


Sayangnya perut belum siap makan pedas. Saya mencari yang aman saja, pesan nasi pecel dan rawon. Minumnya degan. Ketika pesan degan ini terjadi salah paham. Saya pikir degannya ditaruh di gelas, jadi saya pesan lima. Eh ternyata degan utuh. Begitu ada tiga degan utuh diantar ke meja, saya langsung stop. Sudah, cukup 3 degan ini saja. Itupun sudah ngos-ngosan menghabiskannya.

Menjelang saya pulang, payung-payung di depan pantai dibuka. Warna merah payung tampak mencolok. Sementara pengunjung mulai menikmati suasana pantai sambil duduk santai. Beberapa anak naik kuda menyusuri pantai. Saya kurang tahu tiket naik kuda. 

naik kuda


Tiket masuk:

Rp 5.000

Happy traveling!

^_^




Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

19 Komentar untuk "Pantai Boom, Banyuwangi"

  1. Miris memang ya, sampah-sampah itu berserakan. Sebenarnya sampah itu tanggungjawab kita semua lho. Sebagai traveller kita juga mesti menjaga kebersihan, tapi ya gitu deh, enggak semuanya ya, Mbak, yang bisa membawa sampah sampai ke tong sampah. Untuk tiket masuk pantainya termasuk murah, Mbak. Di daerah kami ada loh, tiket masuknya sampai Rp 25.000 per orang. Kan ngenes :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mahal juga mba segitu. Baru tiketnya, belum kalau anaknya rewel, pengen makan,main. Duh...

      Hapus
  2. Duhhhhhh kok ya sedih lihat pantai eksotis gitu malah dikotorin pake sampah. Inilah budaya tidak buang sampah sembarangan yang perlu ditanamkan kepada warga kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Miris memang. Entah gimana lagi ya cara mengedukasi warga dan wisatawan.

      Hapus
  3. di BWi emang lagi naek daun pantai keren
    tapi iya sampahnya itu
    cuma duduk2 di bawah payung kok kayaknya asyik ya
    belum kesampean aku ke panta2i BWI

    BalasHapus
  4. banyuwangi memang banyak pantai menarik ya..
    dan duhh tuh sampahnyaa.. bikin kesal aja..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sampah bikin eneg yang lihat. Entah kalau yang sudah terbiasa.

      Hapus
  5. Sedih aku liat jejeran sampahnya :( . Kok susah banget ya utk orang2 itu membuang sampah di tempatnya. Kok ya ga merasa miris melihat pantai2 indah di indonesia, di kampungnya sendiri pula, kotor begitu :(

    Isssh, nasi tempong itu aku penasaaaaraaan banget pgn coba :). Udh bbrp kali baca ttg nasi tempong, dan semua review bilang rasanya enak

    BalasHapus
  6. Tetep ya.. Dimanamana, masyarakat kurang peduli dengan sampah yang seenaknya dibuang gitu aja. Merusak keindahan saja. Semoga dengan postingan ini bisa menggugah hati masyarakat untuk konsisten membuang sampah pada tempatnya.

    BalasHapus
  7. pantai itu indah sayang kalau dikotori sampah, sarana tempat sampah hrs memadai dan kesadaran masarakat juga hrs digalakan

    BalasHapus
  8. pantai adalah tempat yang nyaman dan enak sekali untuk dikunjungi..

    lebih lebih lagi bersama famili..

    BalasHapus
  9. Saya belum pernah mencoba nasi tempong. Semoga kalau suatu saat ke Banyuwangi bisa mencobanya.

    BalasHapus
  10. Sayangnya pantai dipenuhi sampah seperti itu.
    Pengunjung perlu diedukasi dan ditindak tegas jika ada yang berani melanggar membuang sampah sembarangan.

    Namaa pantainya unik.
    Jadi teringat nama merk sebuah deterjen.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di daerahku juga pakai nama Pantai Boom. ((merk deterjen))

      Hapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel