Semalam di Hotel Solaris Malang



Apa yang membuat kita memilih sebuah hotel? Fasilitas, budget, rating hotel, atau karena lokasi? Dari sekian alasan tersebut, saya memilih hotel Solaris Malang karena lokasi. Iya, lokasinya dekat dengan tempat yang dituju anak sulung saya.


Lokasi hotel Solaris ini memang strategis. Terletak di jalan Raya Karaglo yang mudah banget akses untuk ke Surabaya dan Malang. Tapi ramainya bukan main. Suara kendaraan menderu-deru.

Karena kami kesini di hari kerja tapi masih musim liburan, jadinya cuma bertiga, saya, si sulung dan si bungsu. Sementara si tengah masuk sekolah lebih awal. Suami hanya ngedrop lalu pulang. Ini merupakan pertama kalinya saya ke hotel tanpa suami. Meski agak ragu, nanti bagaimana-bagaimana... Maklumlah orang rumahan kalau pergi sebentar suka bete juga.



Masuk hotel kira-kira pukul 14.00. Di lobi saya menunjukkan pesanan hotel dan si mbaknya langsung mengecek. Saya disuruh menyerahkan KTP dan deposit sebesar Rp 100.000. Beberapa hotel memang memberlakukan deposit ini. Kemudian saya menandatangani selembar kertas berisi tentang deposit yang sudah saya serahkan.

Setelah urusan check in kelar, saya masuk ke kamar di lantai 2. Hotel ini sebenarnya tidak luas. Tidak ada view menarik meski kamar saya menghadap keluar. Iya, menghadap jalan raya itu membuat pemandangan jadi tak menarik. Ditambah suara bising kendaraan yang hilir mudik ketika jendela kamar dibuka.

Akhirnya jendela saya tutup kembali. Suasana mulai tenang. Si bungsu langsung mencari remote teve dan berganti-ganti channel teve hingga ketemu film kartun. Dia anteng tiduran.



Sejenak leyeh-leyeh kemudian sadar kalau di sekitar hotel tidak ada yang menjual makanan. Tidak masalah sih, karena di zaman yang serba mudah ini, semua keinginan tentang makanan bisa dipesan secara online. Saya buka applikasi go food. Mencari makanan yang lokasinya dekat agar ongkirnya murah tapi kok tidak ada yang cocok.

Suami bilang kalau disekitar hotel ada warung-warung. Lha dimana dia melihat ada warung. Saya berkali-kali mencari lewat internet tidak ketemu yang pas. Kemudian saya keluar hotel, melihat suasana di sekitar hotel, tetap yang kelihatan adalah Depo Bangunan yang megah dan jalan Karanglo yang ramai.
Beruntung saya memiliki teman blogger yang memiliki usaha katering sehat. Saya bisa memesan beberapa menu dan dikirim via go send. Urusan makan tinggal tunggu datang saja.





Fasilitas hotel sama seperti hotel lainnya. Ada dua air minum kemasan, kopi, teh, gula dan pemanasnya. Teh baru saya pakai keesokan harinya. Sementara kopi, selalu saya tinggalkan karena tidak mengkonsumsinya. Yang mesti ada ya air minum. Tadi sempat mengambil beberapa botol air mineral dari mobil.

Untuk toiletries standar. Kamar mandi kecil terbagi atas dua ruangan, untuk mandi dan wastafel dan toilet. 



Jadwal makan pagi sudah saya tanyakan pada mbak resepsionis. Katanya pukul 06.00 makan sudah siap. Faktanya tidak. Ini penting karena anak saya ada kegiatan di pagi hari (Ini adalah alasan saya ikut ke Malang. Ikut anak, hihihi..). Kalau bisa lebih baik makan pagi dari hotel. Kalau waktunya molor, tidak mungkin bisa diandalkan juga makan pagi di hotel.

Saya pikir, lebih baik menunggu saja, mungkin sebentar lagi makanan siap. Saya menunggu di lobi. Beberapa tamu bertanya tentang makan pagi. Jawaban petugasnya belum siap. Saya lihat sudah siap makanan meski ruangan gelap. Lampu belum dinyalakan.



Oh ya, untuk tempat makan ini ada dua tapi nyambung. Satu di dalam ruangan berAC dan satu lagi outdoor, biasanya untuk yang merokok. Karena saya lihat yang disini kebanyakan laki-laki yang merokok. Dari dua ruangan ini ada pembatas pintu kaca, tapi dibiarkan terbuka.

Menu yang disediakan pagi itu adalah nasi putih, nasi goreng, kentang, tumis sayuran, ayam dan bubur ayam. Ada roti tawar dengan macam-macam topping. Sedangkan buahnya ada pisang, melon dan semangka. Untuk minuman ada jus jeruk, infused water, teh dan kopi.



Menu di Solaris ini tidak banyak variasinya. Rasanya flat. Tapi saya tetap bersyukur karena masih bisa menikmati makan pagi. Pukul 06.20 makanan sudah siap. Tamu yang hendak makan wajib absen. Nanti ada si mas yang menuliskan nomor kamar. Karena tidak ada kupon. Kalau di tempat lain tinggal kasih kuponnya ya.

Untuk anak kecil, saya menambah Rp 35.000 yang dibayar ketika check out. Bayarnya dengan memotong deposit saya. Ketika check out, si mbak resepsionis tinggal menghitung uang kembalian saya. Kemudian saya tanda tangan. Beres.



Setelah makan pagi saya tinggal berdua dengan si bungsu. Mondar-mandir di hotel menyusuri lorong kamar-kamar. Tidak ada tempat buat duduk santai. Menurut saya karena hotel ini tidak luas. Halaman juga terbatas. Kemudian masuk kamar lagi.

Bermain di kolam renang

Setelah menonton film kartun lagi, saya mengajak si bungsu main di kolam renang. Lokasinya di lantai dasar. Akses masuknya bisa melewati pintu kedua (pintu ini sejajar dengan pintu di lobi hotel), letaknya di belakang dekat tempat parkir. Tapi karena saya dari kamar, saya sengaja naik turun tangga. Anggap saja sedang olah raga. Daripada diam naik lift.



Kami tiba di kolam yang sepi. Ada satu ayunan di area kolam. Mungkin maksudnya sekaligus playground ya. Tapi tetap tempatnya sempit. Hanya ada seorang bapak yang duduk di pojokan sambil memainkan gadget. Saya mengambil tempat duduk di depan kolam lalu menaruh baju ganti. Si bungsu masih ragu-ragu menceburkan diri ke kolam. Bukannya lebih asyik kalau sepi. Kolam seperti milik pribadi. Eh!

Lantai dasar kolam berwarna biru mengakibatkan warna air dari kejauhan tampak biru. Di sekitar kolam ditanami pohon-pohon dengan daun-daun yang bergugruan. Sayangnya ketika saya kesini, petugas baru membersihkan sampah daun.



Ada beberapa kursi malas yang cocok buat bersantai. Tapi saya memilih mengawasi anak. Lha, anaknya mogok tidak mau berenang. Padahal sebelum kesini ngebet banget pengen mencari yang ada kolamnya. Ini sudah dikolam katanya kedinginan. Padahal sudah makan pagi dan matahari mulai muncul. Ini penting sih, agar anak tidak mudah masuk angin. Dengan makan pagi, tubuh sudah siap untuk bermain air.

Setelah beberapa kali berenang di kolam kecil akhirnya dia berhenti. Ya sudah berakhir sudah acara berenang. Mandi sebentar kemudian naik tangga menuju hotel.



Matahari cerah hari itu. Sayangnya mood anak tidak secerah harapan ibu. Memang kalau dihotel cuma berdua, meski terlihat banyak orang lalu lalang, saya maupun anak merasa sepi. Demi menghabiskan waktu, saya ikut menonton film kartun sampai siang. Sekaligus menunggu suami menjemput dan si sulung pulang lalu check out.

Jadi, kalau ke Solaris, hotel bintang tiga ini, menurut saya cocoknya  untuk menginap saja. Kalau memang ingin menikmati suasana hotel sebaiknya mencari hotel dengan view yang segar dan tentu saja dengan halaman yang luas. Yang membawa anak-anak bisa puas mengajak bermain. Disini kalau mau bermain, lokasinya terbatas.

^_^

Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

8 Komentar untuk "Semalam di Hotel Solaris Malang"

  1. Wow jam 6 tapi makanan belum siap? Dan 6.20 barulah makanan ready. Padahal menu yang udah ada langsung aja gelar ya, karena kan ada juga orang yang mesti berangakat jam 7 untuk ke tempat wisata atau check out.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak saya mau ujian jam 7 pagi. Aduh...bikin galau.

      Hapus
  2. Buatku juga lokasi paling utama. Fasilitas penting tapi secar umum sih sama, ya. Walau mungkin kadang kita pernah dapet yang zok. Tapi itu jarang kejadian kayak tragedi sarapan ini :D

    BalasHapus
  3. wah cukup nyaman ya, aku sih yang penting nyaman dan bisa tidur nyenyak

    BalasHapus
  4. Waahhh anakku bisa ga mau kluar ini kalo ada kolam renangnya :p. Hotel kecil, makanan telat, ga masalah, asal ada pool hahahaha.. Kalo aku baru mencari yg buffet breakfastnya enak, kamar nyaman dll :D

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel