Menyusuri Lorong-Lorong Padat di PGS (Pusat Grosir Surabaya)
Jumat, 22 Februari 2019
21 Komentar
Hai,
teman-teman!
Kita
bertemu lagi di #jumattraveling. Kalau biasanya saya menulis tentang tempat
wisata, kali ini justru tempat belanja. Bukan karena perempuan identik dengan
belanja. Bukan! Di PGS (Pusat Grosir Surabaya) banyak laki-laki yang
berbelanja. Tapi karena saya pernah kesini dan ingin berbagi pengalaman kepada
para pembaca.
Mengapa PGS?
PGS
merupakan tempat kulakan, tempat belanja yang populer para pedagang dari berbagai daerah. Ini pengertian pemilihan tempat belanja versi saya. Memang
banyak tempat jujugan untuk belanja/kulakan di Surabaya, tapi PGS tetap favorit. Coba deh
yang pernah mampir kesini, pengunjung (orang yang belanja) biasanya ramai
seperti pasar. Orang-orang dari daerah saya banyak yang kulakan disini dan
sudah memiliki langganan sehingga dapat belanja dengan harga murah.
PGS
ini lokasinya strategis, dan dekat dengan pintu keluar tol, jadi gampang banget
menuju lokasi. Tempat parkir luas tapi tetap saja kurang. Kenapa kurang? Karena
penjual dan pembeli crowded. Menjelang hari raya (saat puasa) adalah puncak keramaian
karena banyak pengunjung dari berbagai daerah kulakan disini.
Lokasi:
Jl. Dupak Raya no. 1 Gundih, Bubutan, Surabaya.
Lokasi:
Jl. Dupak Raya no. 1 Gundih, Bubutan, Surabaya.
Kita bisa memilih parkir di gedungnya atau di Dupak. Pernah, sekalinya saya parkir tepat paling atas. Duh panasnya, lagi pula pusing saya jalan-jalannya. Dulu sebelum Dupak Grosir dibangun seperti ini saya suka parkir di sana. Tapi sekarang saya memilih parkir di dekat rumah kontainer di depan Dupak. Parkir di pinggir jalan juga pernah sekali dan bayarnya lebih murah daripada di dalam. Tapi sebaiknya jangan, deh. Kok, saya jadi deg-degan kalau diusir karena bukan tempat parkir umum.
Kalau
saya kesini buat apa coba? Buat belanja juga dengan harga grosir. Kalau untuk
belanja barang per biji dan kita tak pandai menawar lebih baik belanja di mall,
lebih nyaman tempatnya dan tidak berdesakan, bersenggolan, berhimpitan. Sama saja
ya!
Jadi,
tetap ke PGS dengan kondisi seperti itu? Iya. Beberapa orang merasa pusing
melihat lalu lalang orang. Crowded, parah. Hahah... pernah saya mengajak
orang-orang Tuban kesini dan tidak tepat untuk tempat belanja. Harusnya diajak
ke mall tapi mereka takut kalau harga semua barang mahal. Ya, sudah...lupakan
belanja saja.
Sampai
saat ini saya masih belanja di PGS karena memang ada urusan dengan kerjaan. Itupun
belanja sesuai dengan kebutuhan. Saya kesini selalu bersama suami. Kadang
bersama dengan bapak. Kalau tergoda, ada suami yang mengingatkan.
Cuma
karena tidak begitu hafal semua tempat, saya hanya menuju beberapa kios
langganan saja. Itu lebih efektif daripada jalan-jalan tak jelas menyusuri
lorong-lorong penuh godaan nafsu belanja.
Eits,
kalau takut tersesat jangan khawatir, tanya saja sama pak satpam. Misalnya, mau
mencari kios yang menjual seragam sekolah. Nanti pak satpam akan menunjukkan
jalannya. Harap bersabar kalau kesini, karena berjalan di lorong-lorong sempit
disini sering berpotensi berpapasan hingga bertabrakan dengan orang dan
dagangan.
Pernah
mengalami? Pernah, kesenggol orang, kesandung dagangan. Kadang orang-orang yang mengangkut
barang tidak waspada dengan pengunjung. Sementara mata saya sedang terpana
dengan baju yang cakep. Diskon pula! Tiba-tiba, saya terhuyung. Untung cepat
sadar. Tapi orangnya sudah keburu pergi. Bayangkan!
Oh
ya, foto-foto saya disini kurang banget. Sempat bikin video, tapi isinya orang
lewat melulu. Akhirnya saya hapus. Beberapa foto juga seperti itu. Banyak orang tak
diharapkan masuk ke frame. Kemudian suami protes, Kamu kok sempat-sempatnya sih
foto-foto di tempat ini!”
Sempat-sempatnya???
Sebagai
blogger, saya bisa membuat review tempat wisata, tempat kuliner, tempat
menginap dan tempat belanja seperti PGS ini. Lumayanlah buat mengisi blog.
Ada apa di PGS?
Hampir
semua barang keperluan rumah tangga ada disini. Buat yang memiliki toko entah
toko offline atau online, bisa main ke PGS untuk mencari stok barang seperti
baju, kain, perlengkapan haji, aksesoris, kosmestik, ATK, tas, sepatu, karpet, peralatan rumah
tangga, mainan anak-anak, dsb. Terutama baju, banyak. Mulai yang bermerek
hingga yang tidak ada. Mulai model klasik hingga modern. Mulai harga murah sampai yang mahal
Atau
buat teman-teman yang ingin membeli souvenir dalam jumlah besar, bisa
pilih-pilih barang disini. Termasuk kotak-kotak kado yang imut dan lucu ada. Barang
elektronik seperti peralatan memasak juga ada.
Bahkan
ada kios yang menjual logam mulia. Ckckc....
Dengan
bermacam-macam barang yang dijual di PGS, tak heran membuat calon pembeli mudah
tergoda. Pernah kesini tidak bersama suami, dan saya cepat tergoda untuk membeli dua
jilbab elzatta. Maklum mata saya lebih tajam ketika ada kata “diskon”.
Apakah barang-barang di PGS murah?
Bisa
iya dan tidak. Bohong kalau belanja di PGS pasti dapat harga grosir. Kalau ingin
harga grosir harus usaha. Pertama karena kita pandai menawar. Kedua karena
diskon. Ketiga karena sudah langganan. Keempat membeli dalam jumlah besar
sesuai dengan kesepakatan bersama.
Beberapa kios bahkan menerapkan pembelian secara grosir, misal lusinan dan kodian. Tidak melayani eceran. Ada yang melayani pembelian minimal 3 biji harga sekian. Contohnya daster. Kalau harga satuan jatuhnya lebih mahal. Jadi, kalau membeli barang di kios seperti ini cocoknya untuk dijual kembali.
Beberapa kios bahkan menerapkan pembelian secara grosir, misal lusinan dan kodian. Tidak melayani eceran. Ada yang melayani pembelian minimal 3 biji harga sekian. Contohnya daster. Kalau harga satuan jatuhnya lebih mahal. Jadi, kalau membeli barang di kios seperti ini cocoknya untuk dijual kembali.
Bapak saya yang sudah puluhan tahun akrab dengan PGS selalu mewanti-wanti agar
hati-hati kalau belanja disini. Kalau beruntung, bisa langsung dapat harga
miring. Tapi seringnya tidak.
Dengan
pengalaman orang tua, saya tidak mau jatuh ke lubang berkali-kali. Lebih baik
berhati-hati walaupun hati ini kepincut dengan barang yang dijual.
Murah
atau mahal itu tergantung kita sendiri dan bagaimana kita mengusahakan barang
tersebut berada di tangan kita. Prinsip saya, betapapun membutuhkan barang, tetap harus memperhatikan kualitas dan harga.
Yang perlu
diperhatikan ketika sedang belanja di PGS:
1. Cari
tahu harga pasaran
Percayalah
tidak ada barang baru yang didiskon. Tidak ada kios yang tiba-tiba akan
memberikan harga murah kepada pembeli, yang bahkan baru pertama kalinya datang.
Kalau
tahu harga pasaran sebuah barang, kita tidak akan dengan mudah dipermainkan
oleh penjualnya. Sekarang ini mudah bagi siapa saja untuk mencari tahu
harga-harga barang melalui internet. Nah, sebelum belanja disini pastikan kita
tahu harga pasarannya. Kalau ada selisih sedikit ya anggap wajar. Atau tidak
membeli sama sekali.
Beberapa
kali saya kecewa dengan penjual disini karena harga barang yang ditawarkan
lebih mahal daripada di daerah saya. Seharusnya lebih murah. Karena barang-barang
di daerah belinya di kota besar, plus ada ongkos kendaraan untuk sampai di daerah. Ternyata tidak
juga!
Ketika
saya menawar sebuah payung, dan kemahalan, ya sudah saya tinggalkan saja. Begitu
pula ketika suami menawar celana panjang dengan merek dan model yang sama dibeli di Tuban.
Ternyata lebih mahal disini. Ya, sudah tidak jadi beli.
Pernah saya membeli barang tanpa menawar. Lha bagaimana lagi, terpaksa. Ini karena sandal anak saya tiba-tiba copot di jalan. Masak tidak pakai sandal. Atau dipaksa saja jalan di lorong-lorong PGS sambil menyeret sandalnya yang rusak? Tidak mungkin. Terpaksa saya keliling mencari kios sandal. Beberapa kali ditolak karena tidak menjual eceran. Sampai akhirnya ketemu kios yang menjual secara grosir dan eceran.
Pernah saya membeli barang tanpa menawar. Lha bagaimana lagi, terpaksa. Ini karena sandal anak saya tiba-tiba copot di jalan. Masak tidak pakai sandal. Atau dipaksa saja jalan di lorong-lorong PGS sambil menyeret sandalnya yang rusak? Tidak mungkin. Terpaksa saya keliling mencari kios sandal. Beberapa kali ditolak karena tidak menjual eceran. Sampai akhirnya ketemu kios yang menjual secara grosir dan eceran.
2. Teliti
sebelum membeli
Pastikan
dilihat dulu barangnya baru kalau cocok dibayar sesuai dengan kesepakatan. Kalau
membeli baju tidak ada kamar pas, pastikan ukurannya sesuai dengan tubuh kita. Atau
kalau membeli alat masak, dilihat dulu barangnya. Kalau barangnya seperi mixer,
kipas angin, dan teman-temannya minta tolong penjualnya untuk uji coba.
Kalau
saya menempuh perjalanan 2,5 jam untuk sampai di PGS jangan sampai salah
barang. Sayang mau kembali lagi. Iya, kalau orangnya ingat dan masih ada nota
pembeliannya, kalau tidak bagaimana? Bisa bahaya. Kecuali kalau itu sudah
langganan jadi sewaktu-waktu ingin tukar, bisa saja.
Meskipun
saya bolak-balik kesini penuh drama, tapi saya senang ketika bisa menemukan
barang yang saya inginkan dengan harga murah. Susahnya kalau lupa jalan. Sudah
bertanya kepada pak satpam tapi tidak kunjung tiba di tujuan. Pelayan-pelayan
atau orang-orang disini kurang welcome entah malas menunjukkan jalan atau
karena saya tidak beli di tempatnya atau memang tidak tahu. Kemudian menyusuri
lorong-lorong yang ramai sampai yang sepi. Yang ramai itu dekat tangga. Sedangkan
yang sepi letaknya kurang strategis dan banyak kios yang tutup. Rasanya seperti
berputar-putar tak jelas.
Tapi
kalau sudah ketemu kios yang cocok itu saya bisa kembali lagi. Kalau ingin
mencari langganan baru ya harus siap jatuh bangun mencari kios dengan harga
yang cocok.
3. Awas
khilaf
Bukan
tak mungkin kalau saya mudah tergoda dengan berbagai barang yang dijual disini.
Ketika sedang berjalan menyusuri lorong saja saya bisa menyentuh kain, baju dan
apapun yang dipajang secara sembarangan. Untuk menyiasati ini, bisa dengan
membuat daftar barang yang hendak dibeli, lengkap dengan budget.
Dengan membawa uang seperlunya, godaan untuk belanja bisa diminimalkan. Apalagi kalau teringat daftar kebutuhan rumah tangga yang tak ada habisnya. Huhu...
Dengan membawa uang seperlunya, godaan untuk belanja bisa diminimalkan. Apalagi kalau teringat daftar kebutuhan rumah tangga yang tak ada habisnya. Huhu...
Sepanjang
yang saya tahu, transaksi pembayaran dengan uang cash. Tapi kalau tidak membawa
sejumlah uang, bisa mampir ke ATM yang terletak di dekat pintu utara.
Saya
seringnya masuk PGS lewat pintu barat, karena parkir di samping Dupak, dekat rel kereta
api. Ya, gedung PGS ini dilewati kereta api. Sepanjang jalur kereta api disini
padat orang. Mungkin karena sudah terbiasa jadi tak mempermasalahkan betapa
ramainya lalu lintas disini.
Sebelum pulang, saya sempat melihat ada seorang laki-laki yang melayani keluhan seorang ibu untuk memperbaiki panci presto. Mungkin sudah langganan ya, jadi tahu juga ada yang terima service panci presto. Lokasinya dekat pintu keluar bagian barat. Tapi maaf gambarnya agak blur, karena sambil jalan dan takut ditinggal suami.
Happy
shopping!
^_^
Wow lengkap bgt ya mba belanja di sini... Sayangnya grosir semua ya kebanyakan... Soalnya buat dijual lg sih ya... Aku jg sering bgt belanja sambil nyusup2 hi hi demi cari brg idaman.. Maklum mak2. Apalg suka silep mata liat diskon... Emg hrs pandai2 cr brg yg mmg di butuhkan yah
BalasHapusDiskon memang menggoda.
Hapuswaini favorit emakku
BalasHapushari ini aja meakku dan ibu2 PKK masih di sana hehe
lengka banget emang dan murah
apalagi baju2nya
Memang banyak baju2nya. favorit.
HapusWahhh seperti pernah mampir kesini waktu itu wuehehe, jadi dejavu :D
BalasHapusBelanja dong....
Hapusada alat rumah tangganya juga ya
BalasHapusIya, lengkap.
HapusAduh, belanja di tempat gini memang harus punya 2 skill. Skill nawar sm skill cari jalan keluar. Aku ga punya keduanya. Hiks :(
BalasHapusItu perlengkapan rumah segala pancinya kok unik sih motifnya. Sukaaak
BalasHapusini mungkin kayak tanah abang yaaa. aku jujurnya menghindari tmpat yg terlalu crowded krn lgs berasa sesak napas mba. dr dulu sih aku memang ga terlalu kuat di tempat keramaian. kecuali dtg ama suami, itupun aku bakal pegangin kuat2. cm kalo ada pilihan tempat lain, aku lbh milih tempat lain aja :D.
BalasHapustapi mungkin kalo tujuanku utk jualan, ya mau ga mau yaaa cari brgnya di sana :D. biar bisa dpt murah jg. teteeeup sih, yg nawar harga bakal suami, krn dia lbh jago hahahaha.
Saya paling nggak berani foto-foto di tempat kayak gini. Takut hapenya disamber orang. Apalagi ngerekam video, semakin gak berani lagi.
BalasHapusWah gede banget tempatnya. Kalo say ke sini tanpa temen, bisa kesasar mau cari pintu keluarnya. Hahaha.. gede banget
BalasHapusMbakkk,, aku sempat keliru pas baca judulnya, namanya sama kaya yang di Solo, eh ternyata di Surabaya.
BalasHapusAsik banget di satu tempat barangnya komplit. Beneran bikin kalap ya. Sebelum ke PGS mesti baca ulang tips dari mbak nih.
Iya bener mbaa klo nggak bisa nawar agak percuma ke pusat belanja kayak gini.. klo ibu aku suka ke PGC.. pusat grosir cililitan hehe..
BalasHapusAsyik belanja sekalian liputan di blog yaa mbaa
Salam kenal, mbak. Tulisannya bagus nih, terutama buat yang lagi jalan-jalan ke Surabaya dan pengen sekalian belanja barang grosir. Pas ke Surabaya, aku pernah nyaris masuk ke PGS. Cuma urung gara-gara ingat isi dompet. Takut kalap :D
BalasHapusJadi kangen belaja di tempat seperti PGS. Sekarang seringnya belanja online. Padahal asik nih kalau belanja di sini
BalasHapusKalau di Jakarta, mungkin PGS ini mirip Tanah Abang ya.
BalasHapusDuh, sayang banget ya masih harus pakai cash. Padahal sekarang sudah eranya cashless
Waaa, sampe ada yang jual mangkok ayam jago, yaa.. haha.. Aku suka juga belanja di tempat gini, kayak di Tanah Abang.. Seru, yaa.. �� Tapi bener mba, kadang emang ada juga barangnya yang malah lebih mahal perasaan.. Mesti diliat-liat lagi kualitas dan harganya..
BalasHapusKukira di Solo, singkatannya sama hehe. Sebenarnya aku ngga betah belanja di pusat grosir gini, suka puyeng hihi kalau di Jakarta suka temani Mama ke Thamrin City..
BalasHapusbener mba pasar pun harus bisa melihat pedagangnya. kadang kita pikir murah eh malah keblusuk lebih mahal
BalasHapus