Susah Membangunkan Anak Untuk Sholat Shubuh? Cobalah Tips Ini!
Selasa, 02 April 2019
5 Komentar
“Assalamualaikum
adek, selamat tidur. Besok anak sholihnya ibu bangun pagi, sholat shubuh di
masjid.” Kemudian saya kecup pipinya dan tidur malam.
Kalau
mood lagi baik bisa tidur dengan cepat dan nyenyak. Namun bila sebaliknya,
entah saya yang masih sibuk dengan pekerjaan rumah atau tulisan, jadi cuma ngomong
sambil lalu saja. “Adek, tidur ya. Ibu masih mau ini itu...”
Belum
lagi kalau si anak sedang sulit tidur. Kalau karena sakit, saya bisa maklum. Badan
tidak enak dan resah. Tapi kadang tak ada sebab apapun, si anak tidak kunjung
tidur ketika jarum jam sudah berada di angka 9 malam, bahkan lebih.
Untuk
jam tidur saya buat patokan, jika tidak kunjung mengantuk, maka pukul 21.30
harus sudah di kamar dan persiapan tidur. Kira-kira pukul 22.00 anak sudah
capek dan mengantuk. Biasanya setelah bercanda bahkan bertengkar dengan
saudaranya. Kadang karena sudah selesai nonton film.
Beberapa
kali urusan bangun tidur ini penuh drama. Alasannya sepele, capek, masih mengantuk, malas dan berat
banget. Tapi saya tidak mau mengasihani anak untuk urusan sholat shubuh. Iya,
anak laki-laki sebaiknya sholat lima waktu di masjid. Kalau bangun pagi saja
susah, bagaimana dia akan berangkat ke masjid/musholla menunaikan sholat
shubuh?
Kadang
saya bercanda, kalau anak sholih sholatnya di masjid. Tapi kalau dia tidak mau berangkat dengan berbagai alasan
yang dibuat-buat, dan sholat di rumah, tidak jadi sholih, dong. Jadinya sholihah,
huhu...
Pernah
juga anak sampai menangis karena tidak mau bangun. Mengamuk juga pernah. Aduh,
anak-anak dengan karakter berbeda bikin saya harus ekstra jeli melihat peluang.
Kalau dengan cara A tidak mempan, maka saya harus berusaha mencari cara
lainnya.
Contohnya
sharing dengan ibu-ibu. Tiap keluarga bisa jadi memiliki cara yang berbeda
untuk membangunkan anak-anaknya. Tentu saja orang tua sudah berkali-kali trial
and error mencari cara efektif membangunkan anak.
Urusan
membangunkan anak ini tak mudah, kadang saya merasa lelah dan bosan. Setiap hari
berulang-ulang seperti ini. Kok, rasanya tidak ada tanggung jawab untuk bangun
sendiri. Namun jika saya diam dan membiarkan saja, justru saya makin sedih. Karena
urusan sholat adalah utama.
Sebagian
besar waktu saya adalah bersama anak-anak. Kalau weekend, urusan bangun bagi
ditangani ayahnya. Di saat itulah saya memiliki jeda. Seolah terlepas dari
tanggung jawab membangunkan anak-anak.
Cara efektif
membangunkan anak:
Menjelang tidur malam
1. Sounding
Menjelang
anak tidur, saya mengulang-ulang perintah untuk bangun pagi dengan tempo pelan
dan lembut.
2. Doa
Agar
urusan bangun pagi dimudahkan, saya selipkan doa agar dimudahkan bangun pagi. Berdoa bisa dilakukan bersama anak.
3. Diskusi
Mengapa
kita perlu bangun pagi. Sholat shubuh tepat waktu, di masjid. Keutamaan bangun
pagi, sholat, dsb. Sehingga anak merasa senang bahwa apa yang dilakukan
memiliki manfaat untuk dirinya.
5. Memasang
alarm
Si
sulung dan tengah setiap hari menyalakan alarm di handphone. Ini semacam
peringatan jika sudah tiba waktunya bangun tidur. Namun karena saya tinggal di
daerah, suara adzan bisa terdengar nyaring.
6. Kesepakatan
Saya
suka bertanya kepada anak-anak seperti ini, “Kalau adek nggak bisa
bangun-bangun, ibu harus gimana?”
Merasa
memiliki tanggung jawab untuk sholat shubuh, anak akan meminta cara yang
menyenangkan untuk dibangunkan. Namun jika gagal, saya akan memberikan
konsekuensi. Contohnya, dengan menciprati air ke wajahnya. Jadi sudah ada
kesepakatan.
Pagi hari
1. Segera
mematikan AC, kipas angin begitu adzan berkumandang dan si anak tidak kunjung
bangun. Ketika dia merasa gerah, pasti bangun.
2. Membelai
punggung anak dan mengajak bangun. Dengan belaian anak tahu kalau ada orang
yang mengajaknya bicara.
3. Jika
masih sulit bangun, biasanya saya dudukkan. Walaupun mata anak masih merem,
tubuh lemas seolah mau jatuh tertidur, tidak masalah. Kadang kalau minta
dipijit dulu. Alasannya capek, pusing, mengantuk. Saya sudah hafal!
4. Badan
lelah karena banyak kegiatan sekolah membuat anak malas untuk bangun. Rasanya ingin
ada perpanjangan waktu tidur. Tapi sayang waktu tidak bisa diulur. Maka, saya
harus segera turun tangan dengan menciprati air ke wajah anak. Pasti terasa dan
bangun.
Saya
selalu berdoa penuh harap agar diberikan kemudahan mengajak anak-anak bangun
pagi. Kalau bukan kita, orang tuanya yang gencar mengajak dan memberi contoh,
lalu anak akan mencari teladan dimana? Contoh
nyata adalah kita, orang tua yang dekat dengan anak.
Nah,
teman-teman boleh dong, sharing cara efektif/tips membangunkan anak. Terima kasih.
^_^
Bermanfaat sekali bun untuk membiasakan anak bangun pagi. Aku yg udah gede aja masih kadang susah 🤣🤣🤣
BalasHapusmemang paling susah suruh solat subuh , bahkan sdh besarpun ,ibu2nya masih membangunkan
BalasHapusSubhanallah... Jadi inget adik-adik saya dulu. Susaaah banget kalau disuruh bangun sholat subuh. Memang harus dibiasakan sedini mungkin ya mbak, soalnya kalau sudah terlanjur akan makin susah. Enggak apa-apa deh perjuangan banget sekarang ini. Semangat ya mbak! :)
BalasHapusskr sih aku belum mulai utk bangunin anak subuh. tp si kaka kykny mau aku mulai thn ini krn udh 6 thn. utk solat mereka udh aku biasain, tp memang baru isya dan magrib. subuh belum mulai. palingan cara yg akh coba sounding dulu sih mba.
BalasHapusaku inget pas kecil, cara papa bangunin ya cm dgn ketuk intu kamar, panggilin kita 1-1, dan aku ama adekku lgs bangun. ga pake protes segala macam. bisa jd krn sbnrnya kita takut jg ama papa :p. jd ga brani ngelawan ato betingkah macem2 :p
Yang matiin AC agak sulit nih buat saya.
BalasHapusKarena masih tidur sekamar ama adiknya.
Kalau ac mati, adiknya ikutan bangun.
Dan mamak sutres gegara beberes sambil gendong hahaha.
Kalau saya tetep di angkat aja kadang diseret pelan2 keluar kamar biar adiknya ga bangun