Yuk, Kenali Diri Sendiri! Bukan Sekedar Nama dan Alamat, Loh!
Selasa, 05 November 2019
4 Komentar
Assalamualaikum,
Minggu
lalu saya menghadiri pertemuan wali murid dan guru di sekolahnya si tengah. Temanya
sih mendampingi kesuksesan ananda. Tapi namanya kesuksesan anak itu berkaitan
erat dengan berbagai hal. Jadi temapun meluas hingga membahas tentang
pengenalan diri sendiri.
Bagi
saya mengenali diri sendiri itu menarik. Karena ada banyak hal yang belum saya
ketahui. Usia sudah banyak tapi belum kenal dengan diri sendiri kan aneh! Dari pertemuan ini saya belajar bersama wali murid dan guru untuk
mengenali diri sendiri kemudian anak-anak.
Cara mengenali diri sendiri dengan pertanyaan berikut!
Cara mengenali diri sendiri dengan pertanyaan berikut!
“Siapakah ibu/bapak?”
Jawabannya
apa?
Banyak
yang menjawab nama dan alamat saja. Misalnya, “Saya Ani, tinggal di Tuban”.
Atau seperti ini, “Saya mamanya Lina, kelas XI A.
Jawaban
diatas sebenarnya masih dangkal. Nama dan alamat itu masih umum. Belum bisa
menjelaskan siapa kita kepada lawan bicara. Iya kalau bicara dengan orang yang
sudah kita kenal. Tanpa basa-basi juga sudah kenal biodata singkat kita. Tapi
kalau baru bertemu tadi pagi lalu bertanya tentang diri kita....
Harap
berhati-hati untuk memberikan biodata kita kepada orang yang baru dikenal
memang perlu. Namun karena disini sedang membicarakan tentang pengenalan diri
sendiri maka penting juga kita memahami siapa kita.
Mengenali Diri Sendiri,
Mengenali Bakat Menuju Kesuksesan!
Banyak
diantara kita yang ragu-ragu ketika menjawab pertanyaan siapa kita. Ada yang
penasaran dengan penyebabnya?
Ya,
salah satu penyebabnya karena kita tidak memahami diri sendiri. Kita merasa
bahwa pengenalan terhadap diri sendiri itu tidak begitu penting. Ada kalanya
merasa ini tidak ada pengaruh terhadap kehidupan dan masa depan.
Mengenali
diri sendiri itu sebenarnya mudah. Kita bisa menggali apa saja yang menjadi
kemampuan dan keunikan diri. Sehingga kita bisa mengerti arah, langkah dan tujuan
dalam hidup. Memangnya hidup perlu ya memetakan tujuan itu? Bukan asal mengalir
seperti air. Kalau aliran airnya deras ikut menderas, begitu juga sebaliknya.
Tapi kalau aliran airnya penuh riak dan kotoran bagaimana?
Aduh,
kok jadi ruwet begitu ya?
Bagaimana
kalau jawabannya seperti di bawah ini.
Saya
Ani, 35 tahun, pendidikan terakhir Sarjana, suka membuat kue-kue yang legit maupun gurih. Setiap akhir pekan
saya menyediakan waktu untuk belajar memasak dengan mengeksekusi resep baru. Kadang berhasil kadang juga tidak. Tentu
saja resep baru ini yang sesuai dengan selera keluarga saya. Karena merekalah
yang menjadi tukang icip dan juri di setiap kue yang saya buat. Sehingga saya
bisa memperbaiki resep dan tampilan kue agar lebih menarik.
Dengan
memberikan jawaban yang lebih panjang dan lengkap, kita berharap orang yang baru kenal bisa memahami diri kita dengan lebih baik. Karena penjabaran tentang
diri menimbulkan efek positif. Kita lebih bisa menilai kelebihan diri yaitu
bakat.
Ini
kalau ditulis bisa jadi berlembar-lembar. Tapi hati terasa plong ketika bisa
menulisnya. Harapannya lawan bicara akan mengetahui bakat kita dari cerita
diatas. Dengan jawaban panjang, yang muncul di benak orang lain bisa seperti
ini:
Oh,
jadi bu Ani itu suka masak. Rajin belajar
memasak juga.
Menurut
kbbi, bakat adalah dasar (kepandaian, sifat dan pembawaan) yang dibawa sejak
lahir.
Jika
kita bisa mengenali bakat dengan baik, maka ketika melakukan suatu kegiatan yang
kita sukai akan terasa ringan, bahkan bahagia. Seperti sedang menyalurkan
energi positif kepada orang lain. Kita berdaya dan bermanfaat.
Ciri-ciri bakat:
- Enjoy
- Easy
- Excellent
- Earn
Dengan
mengembangkan bakat kita merasa bahagia, karena bisa menikmati kegiatan
tersebut. Selama berjam-jam di dapur, meski lelah, tetap saja senang. Kegiatan memasak
menjadi begitu ringan saja ketika dilakukan dengan suka cita. Tidak ada
paksaan, justru seperti terdorong untuk terus melakukannya.
Ketika
kita sudah melakukan berkali-kali, kita akan lebih pandai, lebih menguasai
suatu ilmu, misalnya tentang baking. Dengan ilmu tersebut, kita bisa menjawab
pertanyaan teman-teman seputar baking. Misalnya mengapa cake saya bantat. Kita bisa
berbagi ilmu. Dengan memberikan penjelasan tentang tips, maupun resep anti
gagal, rasanya sungguh menyenangkan.
Nah,
jika bakat tersebut terus diasah dan dikembangkan bukan tak mungkin bisa
menghasilkan pundi-pundi rupiah. Ngomong-ngomong masalah rupiah membuat kita
makin semangat. Ya, kan?
Meski
rasanya cukup aneh buat saya yang introvert, memberikan jawaban lengkap tentang
diri sendiri perlu untuk dicoba. Setidaknya kalau ada pertanyaan tertulis seperti
ini saya bisa menjawab dengan baik dan benar. Juga bisa memuaskan rasa
penasaran lawan bicara. Eh!
Terapkan Ini Kepada
Anak-Anak!
Mengenali
diri sendiri ini bisa diterapkan kepada anak-anak, loh! Si tengah sudah kelas
IX, sedang galau-galaunya mencari sekolah lanjutan. Kalau ada temannya ingin
sekolah di sekolah X ingin ikut juga. Tapi begitu ada teman lainnya
menceritakan dengan prestasi sekolah Y, ingin juga.
Sama
galaunya dengan ibu-ibu. Apalagi jika ibu dan anak memiliki keinginan yang
berbeda. Tiap bertemu mereka, seringkali pertanyaan yang muncul adalah “Anaknya
mau sekolah dimana?”
Saya
belum bisa memberikan jawaban pasti. Kalaupun menjawab ya secara garis besar
saja. Daripada bingung sendiri. Ini anaknya yang mau sekolah, orang tua tetap
saja ikut memikirkan, tetap ikut survey sekolah dan galau.
Kecuali
anak-anak yang sudah jelas diterima di pondok pesantren. Biasanya adem ayem
baik orang tua maupun anaknya. Mau ujian juga santai karena masa depan sudah
terbentang nyata di depannya. Masa depan sekolah!
Buat
anak yang masih galau, ini adalah PR. Kalau dikatakan PR berat, ehm...tidak
juga. Asal jujur pada diri sendiri, anak juga mampu mengenali dirinya. Harapannya,
setelah mendapat penjelasan ini, orang tua bisa membantu anaknya untuk
mengenali dirinya, menggali bakat dan bisa melangkah menuju sekolah sesuai
dengan yang diinginkan.
"Orang sukses tidak hanya berbakat. Mereka lebih memiliki tekad kuat, arah yang jelas, dan kombinasi antara hasrat/ghiroh dan kegigihan."
*Abu Syauqi
"Orang sukses tidak hanya berbakat. Mereka lebih memiliki tekad kuat, arah yang jelas, dan kombinasi antara hasrat/ghiroh dan kegigihan."
*Abu Syauqi
Orang
tua pasti senang jika anak bisa belajar di sekolah barunya tanpa paksaan. Menikmati
kegiatan-kegiatan sekolah. Juga berinteraksi baik dengan teman-teman maupun para
gurunya. Saya rasa itu adalah harapan yang wajar.
Buat
anak-anak yang berada di kelas akhir tiap jenjang sekolah, jangan lupa untuk
mengenali diri. Mengenali diri itu tidak hanya nama dan alamat rumah. Namun ceritakan juga bakat kalian. Harapan saya, saat ini anak lebih memahami kemampuan dan kekurangannya. Sehingga mampu memetakan dan memudahkan anak untuk masuk di
sekolah impian. Semoga diberikan kemudahan dalam menentukan pilihan sekolah. Aamiin!
^_^
sebenarnya postingan ini bermanfaat bagi blog saya di halaman about me, harus punya visi misi yang lebih jelas lagi sepertinya
BalasHapusTerima kasih jika bermanfaat.
HapusJadi juri alias tukang icip sangat membanggakan diri, apalgi jika saranya diterima sebagai bahan perbaikan resep resep selanjutnya.
BalasHapusIcip-icip makanan pasti menyenangkan.
Hapus