Yuk, Kenali Diri Sendiri! Bukan Sekedar Nama dan Alamat, Loh!


Keahlian

Assalamualaikum,

Minggu lalu saya menghadiri pertemuan wali murid dan guru di sekolahnya si tengah. Temanya sih mendampingi kesuksesan ananda. Tapi namanya kesuksesan anak itu berkaitan erat dengan berbagai hal. Jadi temapun meluas hingga membahas tentang pengenalan diri sendiri.


Bagi saya mengenali diri sendiri itu menarik. Karena ada banyak hal yang belum saya ketahui. Usia sudah banyak tapi belum kenal dengan diri sendiri kan aneh! Dari pertemuan ini saya belajar bersama wali murid dan guru untuk mengenali diri sendiri kemudian anak-anak.

Cara mengenali diri sendiri dengan pertanyaan berikut!

“Siapakah ibu/bapak?”

Jawabannya apa?

Banyak yang menjawab nama dan alamat saja. Misalnya, “Saya Ani, tinggal di Tuban”. Atau seperti ini, “Saya mamanya Lina, kelas XI A.

Jawaban diatas sebenarnya masih dangkal. Nama dan alamat itu masih umum. Belum bisa menjelaskan siapa kita kepada lawan bicara. Iya kalau bicara dengan orang yang sudah kita kenal. Tanpa basa-basi juga sudah kenal biodata singkat kita. Tapi kalau baru bertemu tadi pagi lalu bertanya tentang diri kita....

Harap berhati-hati untuk memberikan biodata kita kepada orang yang baru dikenal memang perlu. Namun karena disini sedang membicarakan tentang pengenalan diri sendiri maka penting juga kita memahami siapa kita.

Mengenali Diri Sendiri, Mengenali Bakat Menuju Kesuksesan!

Banyak diantara kita yang ragu-ragu ketika menjawab pertanyaan siapa kita. Ada yang penasaran dengan penyebabnya?

Ya, salah satu penyebabnya karena kita tidak memahami diri sendiri. Kita merasa bahwa pengenalan terhadap diri sendiri itu tidak begitu penting. Ada kalanya merasa ini tidak ada pengaruh terhadap kehidupan dan masa depan.

Mengenali diri sendiri itu sebenarnya mudah. Kita bisa menggali apa saja yang menjadi kemampuan dan keunikan diri. Sehingga kita bisa mengerti arah, langkah dan tujuan dalam hidup. Memangnya hidup perlu ya memetakan tujuan itu? Bukan asal mengalir seperti air. Kalau aliran airnya deras ikut menderas, begitu juga sebaliknya. Tapi kalau aliran airnya penuh riak dan kotoran bagaimana?

Aduh, kok jadi ruwet begitu ya?

Bagaimana kalau jawabannya seperti di bawah ini.

Saya Ani, 35 tahun, pendidikan terakhir Sarjana, suka membuat kue-kue  yang legit maupun gurih. Setiap akhir pekan saya menyediakan waktu untuk belajar memasak dengan mengeksekusi resep baru. Kadang berhasil kadang juga tidak. Tentu saja resep baru ini yang sesuai dengan selera keluarga saya. Karena merekalah yang menjadi tukang icip dan juri di setiap kue yang saya buat. Sehingga saya bisa memperbaiki resep dan tampilan kue agar lebih menarik.

Dengan memberikan jawaban yang lebih panjang dan lengkap, kita berharap orang yang baru kenal bisa memahami diri kita dengan lebih baik. Karena penjabaran tentang diri menimbulkan efek positif. Kita lebih bisa menilai kelebihan diri yaitu bakat.

Ini kalau ditulis bisa jadi berlembar-lembar. Tapi hati terasa plong ketika bisa menulisnya. Harapannya lawan bicara akan mengetahui bakat kita dari cerita diatas. Dengan jawaban panjang, yang muncul di benak orang lain bisa seperti ini:

Oh, jadi bu Ani itu suka masak. Rajin belajar memasak juga.

Menurut kbbi, bakat adalah dasar (kepandaian, sifat dan pembawaan) yang dibawa sejak lahir.

Jika kita bisa mengenali bakat dengan baik, maka ketika melakukan suatu kegiatan yang kita sukai akan terasa ringan, bahkan bahagia. Seperti sedang menyalurkan energi positif kepada orang lain. Kita berdaya dan bermanfaat.

Ciri-ciri bakat:

  1. Enjoy
  2. Easy
  3. Excellent
  4. Earn

Bakat

Dengan mengembangkan bakat kita merasa bahagia, karena bisa menikmati kegiatan tersebut. Selama berjam-jam di dapur, meski lelah, tetap saja senang. Kegiatan memasak menjadi begitu ringan saja ketika dilakukan dengan suka cita. Tidak ada paksaan, justru seperti terdorong untuk terus melakukannya.

Ketika kita sudah melakukan berkali-kali, kita akan lebih pandai, lebih menguasai suatu ilmu, misalnya tentang baking. Dengan ilmu tersebut, kita bisa menjawab pertanyaan teman-teman seputar baking. Misalnya mengapa cake saya bantat. Kita bisa berbagi ilmu. Dengan memberikan penjelasan tentang tips, maupun resep anti gagal, rasanya sungguh menyenangkan.

Nah, jika bakat tersebut terus diasah dan dikembangkan bukan tak mungkin bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Ngomong-ngomong masalah rupiah membuat kita makin semangat. Ya, kan?

Meski rasanya cukup aneh buat saya yang introvert, memberikan jawaban lengkap tentang diri sendiri perlu untuk dicoba. Setidaknya kalau ada pertanyaan tertulis seperti ini saya bisa menjawab dengan baik dan benar. Juga bisa memuaskan rasa penasaran lawan bicara. Eh!

Terapkan Ini Kepada Anak-Anak!

Mengenali diri sendiri ini bisa diterapkan kepada anak-anak, loh! Si tengah sudah kelas IX, sedang galau-galaunya mencari sekolah lanjutan. Kalau ada temannya ingin sekolah di sekolah X ingin ikut juga. Tapi begitu ada teman lainnya menceritakan dengan prestasi sekolah Y, ingin juga.

Sama galaunya dengan ibu-ibu. Apalagi jika ibu dan anak memiliki keinginan yang berbeda. Tiap bertemu mereka, seringkali pertanyaan yang muncul adalah “Anaknya mau sekolah dimana?”

Saya belum bisa memberikan jawaban pasti. Kalaupun menjawab ya secara garis besar saja. Daripada bingung sendiri. Ini anaknya yang mau sekolah, orang tua tetap saja ikut memikirkan, tetap ikut survey sekolah dan galau.

Kecuali anak-anak yang sudah jelas diterima di pondok pesantren. Biasanya adem ayem baik orang tua maupun anaknya. Mau ujian juga santai karena masa depan sudah terbentang nyata di depannya. Masa depan sekolah!

Buat anak yang masih galau, ini adalah PR. Kalau dikatakan PR berat, ehm...tidak juga. Asal jujur pada diri sendiri, anak juga mampu mengenali dirinya. Harapannya, setelah mendapat penjelasan ini, orang tua bisa membantu anaknya untuk mengenali dirinya, menggali bakat dan bisa melangkah menuju sekolah sesuai dengan yang diinginkan.

"Orang sukses tidak hanya berbakat. Mereka lebih memiliki tekad kuat, arah yang jelas, dan kombinasi antara hasrat/ghiroh dan kegigihan."
*Abu Syauqi

Orang tua pasti senang jika anak bisa belajar di sekolah barunya tanpa paksaan. Menikmati kegiatan-kegiatan sekolah. Juga berinteraksi baik dengan teman-teman maupun para gurunya. Saya rasa itu adalah harapan yang wajar.

Buat anak-anak yang berada di kelas akhir tiap jenjang sekolah, jangan lupa untuk mengenali diri. Mengenali diri itu tidak hanya nama dan alamat rumah. Namun ceritakan juga bakat kalian. Harapan saya, saat ini anak lebih memahami kemampuan dan kekurangannya. Sehingga mampu memetakan dan memudahkan anak untuk masuk di sekolah impian. Semoga diberikan kemudahan dalam menentukan pilihan sekolah. Aamiin!

^_^



Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

4 Komentar untuk "Yuk, Kenali Diri Sendiri! Bukan Sekedar Nama dan Alamat, Loh!"

  1. sebenarnya postingan ini bermanfaat bagi blog saya di halaman about me, harus punya visi misi yang lebih jelas lagi sepertinya

    BalasHapus
  2. Jadi juri alias tukang icip sangat membanggakan diri, apalgi jika saranya diterima sebagai bahan perbaikan resep resep selanjutnya.

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel