Musim Liburan di Cimory, Prigen: Mengenal Peternakan Sapi hingga Hasil Olahan Susu
Minggu, 29 Desember 2019
6 Komentar
Assalamualaikum
Musim
liburan telah tiba. Alhamdulillah ketemu waktu libur bareng anak-anak. Saya itu
lebih suka merencanakan liburan daripada tidak atau liburan mendadak. Tapi
sebaik-baiknya saya merencanakan liburan ada saja beberapa rencana yang harus
direlakan.
Perjalanan
menjadi lebih singkat berkat jalan tol dari Gresik hingga Pandaan, Pasuruan.
Senang sekali karena pagi itu arus lalu lintas lancar. Hanya butuh waktu
sekitar 1 jam kami sudah tiba di Prigen. Itu sudah termasuk mampir makan di
Warung Santai, Pandaan.
Perjalanan
mulai melambat menjelang 500 m dari Cimory. Saya sudah curiga. Gara-gara ada
tempat wisata baru menjadi jujugan orang-orang yang butuh liburan seperti kami.
Benar saja, semua kendaraan roda empat berjalan lambat. Di sisi kanan dan kiri
jalan banyak orang yang menawarkan tempat parkir.
Kami
tiba di Cimory pukul 08.30, ternyata tempat parkir sudah penuh. Bahkan jalan
yang tinggal belok kanan saja ditutup. Duh, musim liburan, kalau tidak memiliki
cadangan kesabaran lebih baik pulang saja, deh.
Beberapa
kali suami mencari tempat parkir dan gagal. Lanjut dong. Dapat parkir di tepi
jalan, tanpa ada tukang parkir. Sudah ada dua mobil yang parkir di depan rumah
kosong. Sepertinya aman. Ssst...ketika pulang, tiba-tiba saja ada tukang parkir
dan kami disuruh membayar Rp 10.000. Good job, Pak!
Sebenarnya
tempat parkir di Cimory itu luas. Didepan bangunan utama dan di samping dengan
jalan menurun. Tapi saat itu penuh semua. Lupakan tempat parkir! Kami langsung
masuk ke tempat pembelian tiket. Masyaallah, ramai banget. Para pengunjung
berbaris rapi, maju perlahan. Saya merasa begitu lama menunggu tiket dari
suami. Sudah capek pepotoan, sambil melihat aneka cokelat yang menggoda iman di
tokonya Cimory, tapi kok belum selesai juga. Akhirnya saya menunggu di dekat
pintu masuk. Ada beberapa kursi dengan view Cimory di bawahnya.
Bangunan yang
Instagrammable
Gaya
bangunan Cimory ini mirip dengan Eropa. Banyak pengunjung yang mendadak
berhenti di depan gedung utama kemudian pepotoan. Sayapun tergoda untuk
memotret bangunan utama yang instagrammable, kemudian bagian samping dengan
jembatan yang menghubungan dengan gedung disampingnya.
Bangunan-bangunan
di dalam lokasi Cimory tak kalah menarik. Seperti ketika saya menukarkan tiket
dengan yogurt. Bangunan dengan ornamen kincir angin, cerobong asap, juga botol-botol
susu membuat Cimory ini begitu khas.
Begitu
juga dengan peternakan sapi. Dari kejauhan saya lihat seperti bangunan di film
kartun. Ah, sementara saya tak perlu sampai ke Eropa untuk melihat bangunan megah dan
instagrammable ini. Di Cimory saja, cukup puas dengan background bangunan-bangunannya.
Serasa di Farm Land
Setelah
tiket sudah ada di tangan, kami berjalan menuruni tangga dan masuk ke Cimory
Milk Museum. Di tempat ini kami melihat sejarah Cimory, bagian tubuh sapi, cara
pengolahan susu, manfaat susu, yogurt dan film pendek. Bahkan anak-anak bisa mencoba
memerah susu sapi. Tapi bukan sapi sungguhan ya. Cuma gambar saja.
Nah,
agar traveling tidak sekedar jalan, orang tua bisa mengajak anak-anak menyusuri
deretan tulisan yang ditempel di dinding dan membacanya. Kita bisa mengenal
banyak hal tentang hasil olahan susu. Musim liburan seperti ini ramai banget
pengunjung. Sampai sesak di ruang museum ini. Mungkin karena ini tujuan pertama
pengunjung pastinya banyak yang penasaran.
Setelah
dari museum kami melanjutkan ke pos-pos Cimory. Sudah tidak perlu naik tangga
lagi, cuma jalan saja, landai. Ada peta lokasi yang akan memudahkan pengunjung
menuju tempat-tempat yang diinginkan.
Jadi
disini kami melihat mini waterpark, peternakan sapi, domba, unta, kelinci. Jika
ingin memberi makan kelinci, kita harus membeli tiket dahulu. Menurut saya
tempat pembelian tiket ini ribet. Orang-orang yang mengantre banyak. Tidak lagi
berderet rapi, namun saling menyerobot. Dari samping kiri dan kanan, orang
mulai menyerbu outlet tiket. Saya mengantre untuk beberapa saat kemudian
menyerah. Suhu udara cukup menyengat. Rasanya seperti sedang berjemur di pantai
saja. Padahal ini di Prigen....
Setelah
diskusi panjang pendek dengan si bungsu dan berakhir damai, saya lanjutkan saja
melihat hewan ternak lainnya. Bye..bye... kelinci! Ada unta yang malu-malu tapi
ingin mendekati pengunjung. Sementara itu, ada pengunjung mencoba mengelus unta
dan baik-baik saja. Selain hewan-hewan tersebut ada kuda yang bisa dinaiki oleh
anak-anak. Lagi-lagi kita harus mengantre untuk mendapatkan tiketnya. Dan semua
loket selalu padat pengunjung. Ini membuat saya malas.
Maklum
musim liburan, waktu yang “katanya” tidak tepat untuk jalan-jalan karena
pengunjung membludak. luar biasa Tapi ya sudahlah, untuk mengobati rasa penasaran bagi
saya cukup berkeliling saja.
Karena
di tempat ini dilarang membawa makanan dan minuman, saya patuh, dong. Saya
pikir banyak yang jualan snack dan minuman, eh ternyata tidak juga. Saya masih
menyimpan yogurt dari penukaran tiket. Tapi rasanya aneh kalau tidak dingin. Jadi
saya biarkan saja mendekam di tas.
Ketika
hendak membeli tiket untuk masuk ke kandang kelinci tadi, saya melihat ada yang
jualan minuman (teh). Suami sempat bertanya ingin membeli teh saja. Tapi tidak
boleh. Karena teh tersebut termasuk dalam pembelian tiket.
Sepagi
ini rasanya seperti sudah siang. Jalan sebentar saja saya tidak kuasa
menahan haus. Saya cukup senang ketika melihat outlet yang menjual minuman lagi.
Masih belum banyak yang berdiri dalam antrean. Ada es lemon tea ada sosis
bakar. Satu gelas es lemon tea seharga Rp 10.000 sedangkan sosis bakar Rp
15.000. Jangan heran kalau di tempat wisata semua makanan dan minuman mendadak
mahal.
Es
lemon tea dengan komposisi separo es batu dan separo lagi lemon tea segera saya
teguk. Tidak butuh waktu lama untuk membasahi kerongkongan. Saya duduk di
bangku tapi panas karena tidak ada pohon rindang. Banyak pengunjung yang
memilih tempat-tempat teduh meski tidak di bangku atau kursi yang disediakan.
Ada yang rela duduk di jalanan atau di batu buatan.
Tempat
paling ramai disini adalah mini waterpark. Ini khusus anak-anak kecil buat
bermain air. Tempatnya menyenangkan karena airnya bersih, ada patung sapi yang
kucu, perosotan dan air tumpahnya. Sementara orang tua bisa menunggu mereka di
tepi kolam.
Sejujurnya,
saya tidak banyak menghabiskan waktu di Cimory. Paling cuma jalan keliling
lokasi. Itupun tidak semuanya. Di tempat yang ramai sekali, saya lewati. Kecuali
di museum tadi. Ya, museum itu sangat bermanfaat untuk menambah wawasan kami, meski uyel-uyelan di dalamnya.
Cimory masih banyak kekurangannya karena pembangunan memang belum
selesai. Semoga
saja tempat berteduh untuk pengunjung ditambah. Sehingga kami merasa nyaman.
Untuk permainan anak-anak masih terbatas. Andai ada sepetak tanah untuk tempat
bermain seperti playground pastinya anak-anak lebih betah berkunjung kesini.
Satu
hal yang mengganggu adalah spanduk protes dari warga yang keberatan dengan
keberadaan Cimory. Lokasi Cimory memang berbatasan dengan rumah-rumah warga.
Sementara disini banyak hewan ternak. Yang dipermasalahkan adalah AMDAL. Semoga
bisa diselesaikan baik-baik ya.
Oleh-Oleh dari Cimory
Usai
keliling Cimory, saya mampir di toko oleh-oleh yang letaknya di bangunan utama.
Buru-buru saya mengambil minuman dingin. Sekilas saya hanya menemukan yogurt
aneka rasa. Saya ambil beberapa dan masuk ke keranjang. Harga per botol yogurt
sama seperti di mini market dan swalayan, Rp 8.000.
Selain
yogurt ada boneka-boneka binatang yang lucu, aneka snack. Kalau disini harus
ingat isi dompet. Di toko oleh-oleh ini saya tergoda dengan cokelat aneka rasa.
Ada cokelat batangan aneka rasa dengan berbagai ukuran dan harga. Kalau mau
irit ada satu bungkus cokelat yang berisi 5 varian rasa dengan harga Rp 50.000.
Kemudian snack rasa cokelat seperti wafer dengan lelehan cokelat, coco crunch
cokelat, bolu, dsb.
Buat
teman-teman penggemar cokelat, bisa mampir ke Cimory sekaligus menikmati wisata
edukasi mengenal peternakan sapi hingga pembuatan susu dan hasil olahan lainnya yang bermanfaat untuk kita.
Harga
tiket masuk:
Rp
20.000
Jam
operasional:
Untuk video di Cimory sudah tayang di channel youtube saya. Silakan mampir ya!
Happy
traveling!
^_^
Bangunannya luas banget yah. Klo yang daerah puncak kecil aja sih hanya sekedar tempat jualan hasil olahannya
BalasHapusSaya juga malasnya kalo liburan ke tempat wisata selalu macet karena banyak yang mengunjungi.
BalasHapusKirain Cimory itu daerah luar negeri, ternyata di Jawa timur ya.😂
Bangunan luas banget, bisa refreshing sambil beredukasi ataupun bermain. tapi lao baru gini biasanya ruame sekali dimusim liburan
BalasHapusYaaay, masuk lagi list tambahan kalau nanti ke area Jawa Barat :D hehehe. Dari dulu selalu mau mampir ke Cimory, karena saya kebetulan juga suka susunya.
BalasHapusJadi penasaran kalau datang langsung ke tempatnya bagaimana~ one of bucket list sih sebenarnya, so terima kasih banyak mba atas reviewnya. Semakin jelas ternyata di dalam sana ada banyak manfaat yang bisa didapatkan :D
Keep sharing and keep inspiring ya mbaaa :>
Iya ya, mba. Entah kenapa setiap mau antri beli tiket selalu aja pada serobot sana sini. Kalo dikasih tanda baru deh pada nurut
BalasHapusBener Mbak kalau lagi musim liburan tempat wisatanya jadi rame banget, bikin males
BalasHapusTapi kalau bukan hari libur gak ada waktu lain ya Mbak, jadi mau gak mau, harus lebih sabar