Rekomendasi Komik Anak Tentang Kisah Perjuangan Rakyat Palestina
Assalamualaikum,
Apa yang terbersit dalam benak anak-anak tentang Palestina? Perang, syahid, Israel, bumi pada syuhada. Mungkin sesuatu yang jauh dari kata “senang” buat usia anak-anak. Tapi Palestina adalah sebuah negeri, saudara seiman kaum muslimin yang harus kita akui bahkan kita dukung.
Tiga komik berikut bercerita tentang perjuangan anak-anak untuk ikut andil dalam pembebasan Palestina dari cengkraman zionis. Fatharani, penulis 3 komik ini, merasakan pergulatan batin. Ingin berbuat sesuatu untuk rakyat Palestina tapi apa? Jadi inilah cara penulis untuk membantu mereka, menumbuhkan kesadaran orang-orang sekitar bahwa ada saudara sekitar kita disana yang membutuhkan bantuan.
Kalau anak saya mengatakan cerita-cerita disini sedih. Iya, begitulah adanya. Perjuangan rakyat Palestina penuh darah dan air mata, bahkan jauh dari nilai kemanusiaan yang digembar-gemborkan oleh pejuang HAM. Namun sebaiknya dampingi anak ketika membaca buku. Karena saya yakin kisah ini butuh penjelasan. Mengapa perang, bahkan anak-anak sejak kecil sudah merasakan aroma perang, ikut serta dan bercita-cita menjadi syuhada.
Mengenal Palestina, tanah yang diberkahi
Allah telah menetapkan keberkahan tanah Palestina yang bisa dirunut dari Syam menjadi tempat hijrah nabi Ibrahim as, tempat singgah nabi Muhammad saw ketika menjalankan Isra dan Mi’raj, tempat dakwah para nabi. Contohnya dalam Al Qur’an surat Al Isra ayat 1:
“Maha Suci Zat yang telah memperjalankan hambanya dari Masjid Al-haram menuju Masjid Al Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya untuk kami perlihatkan padanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami, sesungguhnya Dialah (Allah) yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Tiga komik tentang Palestina
Jadi mengenal Palestina bisa melalui komik anak, dengan berbagai kisah harunya. Yuk, intip 3 komik berikut ini!
1. Para Pencari Syahid oleh Fatharani Yasmin Shaffiyya Sani
Seperti anak-anak pada umumnya, cita-cita menjadi sesuatu yang mulia yang harus diperjuangkan. Bermula dari tiga anak (Nana, Lazuardi dan Khalida) menyebutkan cita-citanya, mengantarkan mereka menuju cita-cita mulia ke Palestina. Oh ya, pengen tahu kan cita-cita mereka apa saja? Ingin jadi ilmuwan yang baik dan penyayang, pendekar yang kuat dan tangguh, berjihad dengan seluruh kemampuan dan mati sebagai syahidah.
Ketiga cita-cita itulah yang menuntun mereka untuk menempuh perjalanan dan perjuangan Palestina. Saat itu mereka masih SMA. Nana dan Lazuardi yang berhasil berangkat sebagai relawan di Palestina. Sedangkan Khalida terlambat mendaftar. Lagipula untuk menjadi relawan ada banyak syaratnya.
Tak patah semangat, Khalida yang hobi menggambar tetap bisa berjihad melalui karyanya yang diunggah di media sosial. Namun dia masih memendam keinginan untuk bergabung dengan kedua teman dekatnya. berbagai cara dilakukan agar bisa berangkat ke Palestina. Khalida mengumpulkan uang dari penjualan komik, gambar lain dan mengambil tabungan. Akhirnya dia bisa menginjakkan kaki di Palestina. Melihat sendiri pengeboman, perlawanan rakyat, ya perang begitu nyata. Nyawa menjadi taruhannya. Dan cita-cita untuk menjadi syuhada ada di depan mata.
Satu kutipan dari buku ini yang saya sukai:
“Walau orang-orang tidak menyukainya, kenapa harus peduli? Kita berjuang untuk Allah, bukan untuk orang lain kan?” (hal.132).
2. Rafah Tempat Mereka Syahid oleh Fatharani Yasmin Shaffiyya Sani
Kisah ini bermula dari keinginan Farid untuk menjadi sahabat sejati Ahmad agar bisa menghapus luka di hatinya. Ayah Ahmad tewas ditangan zionis. Sejak itu Ahmad tidak bisa melupakan sosok tentara yang menggusur rumah dan menewaskan ayahnya.
Ahmad dan Farid biasa bermain bersama di sore hari. Suatu hari Ahmad bertemu dengan Ben, anak Yahudi yang menolongnya lolos dari pos penjagaan perbatasan dengan Israel. Setelah itu mereka masih diam-diam masih bertemu. Bahkan Ahmad mengajak Ben bertemu dengan kakeknya untuk menjelaskan tentang zionis dan Yahudi yang menjadi musuh. Tetapi si kakek justru dengan bijak mengatakan bahwa orang yang merampas hak orang lain adalah musuh mereka. Yang menjadi musuh bukan orangnya, tapi perbuatannya.
Sayangnya, itu adalah pertemuan mereka terakhir. Tentara zionis menyerang rumah kakek Ahmad. Ben berusaha menghalangi namun tak berhasil. Ahmad menjadi korban dalam pemukulan hingga tewas. Ben melihat sendiri bagaimana ayahnya berlaku kejam.
Sejak itu Farid berjanji untuk menulis kejadian-kejadian di Rafah.
3. Bilal dan Hilal oleh Fatharani Yasmin Shaffiyya Sani
Seorang jurnalis wanita berpenampilan backpacker bernama Nashita Al-Baihaqii bertualang ke Gaza. Dia berkenalan dengan sepasang anak kembar bernama Hilal dan Bilal. Kedua anak yang tangguh ini menjadi korban runtuhan sekolah akibat dibom zionis. Mereka sudah tak memiliki orang tua. Rumah mereka sudah hancur tak bersisa. Bilal selalu memeluk Hilal saat kesepian, Allah selalu menemani mereka.
Anak-anak Palestina ini sungguh bisa menghibur orang yang sedih bahkan ketika mereka juga sedih. Begitulah yang dirasakan Nashita saat kehilangan kakaknya. Bahkan Nashita merasa mereka lebih kuat darinya. Hilal dan Bilal saling menyayangi, saling melindungi. Mereka seolah tak mau kehilangan lagi. Kebersamaan merekapun direbut zionis. Bilal meninggal saat melindungi Hilal. Keadaan ini membuat Hilal sedih dan sakit. Namun Hilal berjanji jika dia pulih, dia ingin melemparkan batu ke zionis. Hilal tidak sempat memenuhi janjinya. Keadaannya kian memburuk dan meninggal di rumah sakit.
Nashita berjanji akan melempar batu Hilal. Tapi dia gagal melempar batu di Gaza. Sejatinya dia tidak gagal. Dalam sebuah wawancara dia menunjukkan batu itu kepada seluruh dunia.
^_^
Sumber bacaan:
www.almanhaj.or.id
Wah baru tahu ada komik yang temanya Palestina. Menarik juga nih. Beli di mana ya mba?
BalasHapusWah, ternyata ada komik-komiknya. Bagus sekali, apalagi buat anak-anak. Terima kasih informasinya ya :)
BalasHapusSaya coba rekomen ke istri buat anak deh : )
BalasHapusHuahh.. Fatharani Yasmin, saya juga penggemar beliau, suka sekali dengan ciri khas goresannya yang selalu membawa pesan kemanusiaan. Webtoon Nurul & Numair misalnya, juga komik-komik yang mba ulas ini :)
BalasHapus