Ring Road Tuban, Jalan Alternatif Baru di Tuban

Assalamualaikum,

Beberapa waktu lalu saya melewati Jalan Lingkar Selatan atau Ring Road Tuban. Awalnya cuma iseng saja karena orang-orang banyak yang membicarakan jalan ini. Saya pikir karena ini masih jalan baru, jadi wajar jika euforia warga luar biasa. Pasti menyenangkan warga Tuban memiliki jalan baru. Banyak yang penasaran seperti saya lalu mampir melintasi jalan ini. 

Jalan Lingkar Selatan ini terletak di desa Tunah dan Kowang kecamatan Semanding hingga desa Bogorejo kecamatan Merakurak. Jalan sepanjang 19 km. Ini sebagai jalur alternatif menuju arah Surabaya dan sebaliknya. Diharapkan jalan baru ini bisa mengurai kemacetan di jalur kota. 

Ring Road Tuban, Jalan Alternatif yang Multifungsi

Seperti jalan-jalan lainnya kalau masih mulus dan lurus, beberapa pengemudi itu suka ngegas ketika melintas jalan seperti ini. Berlarian kencang tanpa memperhatikan pengendara lainnya. Ya, mumpung pengguna jalan belum ramai seperti jalur satunya. Ehm...yang seperti ini bikin saya deg-degan saja. Untung kesini tidak sendirian. Saya memang tidak punya cukup nyaali untuk berhadapan dengan hilir mudik kendaraan.

Manfaat Ring Road memang luar biasa. Bukan saja sebagai jalur alternatif yang sudah pasti menunjang lalu lintas kendaraan antar desa, kota dan provinsi, namun masih memiliki berberapa fungsi yang menarik lainnya. Ring Road digunakan warga tempat olah raga sekaligus tempat nongkrong. Aduh ini jalan baru loh, kok ya multi fungsi.

Sebagai jalan baru, tentu saja kondisi jalan halus mulus meski di beberapa tempat ada halangan. Biasanya karena di depannya ada jalan kecil yang sering digunakan warga untuk melintas. Dengan adanya penghalang semisal tong dan batang pohon, pengendara diharapkan akan lebih berhati-hati ketika melintas. Jadi lebih mirip perempatan, hanya saja jalan desa lebih kecil. Sementara yang perempatan lebih besar (jalan raya) seperti di kecamatan Semanding sudah dipasang lampu merah.

Sementara sebagai tempat olah raga karena banyak warga yang bersepeda melewati jalan ini terutama di akhir pekan. Yang jalan kaki juga ada meski tak banyak. Mungkin juga di sekitar jalan raya.  Berbeda jika bersepeda, rutenya bisa lebih panjang.

Kalau tempat nongkrong itu karena banyak orang yang ingin menikmati udara segar. Di jalan ini belum banyak bangunan, justru melintasi ladang dan sawah. Jadi terlihat hijau giru dan asri. Oh ya, beberapa warung bermunculan, baik yang semi permanen maupun tidak. Pagi atau sore di tempat yang ramai seperti perempatan ada beberapa warung tenda bahkan mainan anak. Beberapa rombongan peseda menikmati pagi dengan mampir di warung-warung sini.   

Selain itu, banyak warga yang memanfaatkan jalan baru ini dengan berswafoto. Ada yang sengaja untuk mengabadikan moment ketika mereka sedang mengikuti rombongan sepeda. Ada juga yang sendiri-sendiri. Beberapa waktu lalu, seorang teman  mengatakan bahwa ada tempat di Ring Road ini yang banyak bunganya. Ya, bunga warna-warni memang menarik perhatian kaum hawa. 

Nah, saya lihat juga di beberapa titik, memang ada sekumpulan bunga. Warnanya terang, merah, pink, kuning, dan orange. Bunga-bunga ini sepertinya liar, dalam arti tidak sepenuhnya ditanam maupun dirawat. Bukan pula milik warga. Kalau di depan rumah warga bisa jadi memang miliknya. Namun kalau diantara semak-semak, saya kok percaya ini bisa tumbuh entah karena ada yang menyebar bibit atau karena terbawa angin. Kemudian makin subur di musim hujan.

Jenis bunga kenikir, kertas dan matahari cukup mudah untuk beradaptasi di daerah kami. Karena tidak perlu perawatan ekstra alias hidup sendiripun mereka mampu. Bunga-bunga ini tumbuh subur dan menarik. Saya sengaja turun di salah satu tempat yang banyak bunganya. Ring Road ini lebih berwarna dengan hadirnya bunga-bunga di tepi jalan.

^_^

Nur Rochma

Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

Bagikan Artikel ini