Review Buku Empowered Me (Mother Empowered)
Assalamualaikum
Menjadi ibu
berdaya itu pilihan. Mau kita ambil atau sebaliknya, tidak! Apapun profesi dan
peran yang kita pilih, tidak menghalangi kita untuk menjadi ibu berdaya.
Sebagai ibu rumah tangga, pekerja, pengajar ataupun pengusaha, sosok ibu tidak
pernah letih belajar dan beradaptasi dalam lingkungannya dan situasi yang
melingkupinya. Ibu berdaya akan mengajarkan kebaikan melalui profesi dan peran
masing-masing.
Mengapa Harus Membaca Buku Empowered Me?
Judul:
Empowered Me (Mother Empowers) Ibu Berdaya Dimulai Dari Diri Sendiri
Penulis:
Puty Puar
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Tahun: 2022
Jumlah
halaman: 174
Genre: Non
fiksi, Motivasi
Buku
Empowered Me karya Puty Puar sangat bagus dibaca untuk para wanita (ibu-ibu)
yang ingin memberdayakan dirinya di tengah keluarga dan masyarakat. Disini kita
belajar bersama memotivasi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik. Bukankah
sebaik-baik manusia itu yang bisa bermanfaat? Nah, cocok bukan dengan motivasi
tersebut!
Empowed me
memiliki beberapa kelebihan yaitu:
Tulisannya
tidak banyak tapi bisa langsung ngena. Judul hingga tulisan yang penting
berwarna orange. Ini menarik karena mata tidak melihat warna hitam saja.
Demikian juga dengan ilustrasi yang menjadi nilai plus. Pesan-pesan yang ingin
disampaikan penulisnya menjadi mudah diterima pembaca dengan ilustrasi
tersebut. Jadi, buat kalian yang tidak memiliki banyak waktu luang, buku ini
cocok untuk mengisi me time.
Empowered Me, Ibu Berdaya Dimulai Dari Diri Sendiri
Jika lebih
banyak wanita memiliki rasa kepercayaan diri yang bagus dan bahagia, maka mudah
saja untuk berkembang bersama. Singkatnya, perempuan yang berdaya akan
memberdayakan. Bagaimana teman-teman, setuju, tidak?
Untuk
menjadi wanita yang percaya diri, Puty Puar membagi gagasannya menjadi 3 yaitu
(halaman 3):
Mengenali
diri sendiri
Berfokus
pada tujuan (purpose)
Proses
(process) diri sendiri
Ibu Berdaya
Dalam buku
ini kita akan mengenali pemikiran Puty Puar terhadap perempuan berdaya. Karena
sebagai wanita kita memiliki banyak pilihan yang secara sadar akan membawa
dampak baik terhadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Pada
halaman 5-7, penulis akan membawa pembaca untuk mengenali konsep ibu berdaya.
Kita
semakin akrab dengan istilah “perempuan berdaya” atau dalam bahasa Inggris
“empowered woman”. Sebenarnya apa sih perempuan “berdaya” itu?
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Berdaya/ber-da-ya/v
1 berkukuatan; berkemampuan; bertenaga; 2 mempunyai akal (cara dan sebagainya)
untuk mengatasi sesuatu dan sebagainya.
Saya
sendiri mengartikan perempuan berdaya sebagai perempuan yang memiliki kekuatan
atau kemampuan untuk memilih atau mengambil keputusan untuk hidupnya sendiri.
Hal ini
mungkin disalahartikan bahwa untuk bisa berdaya, perempuann berdaya harus
bekerja atau mampu menghasilkan uang, bahkan mungkin ada yang memeesepsikan
kalau perempuan berdaya itu”alpha female” yang tidak takut pada apapun.
Menurut
saya ini miskonsepsi. Ketika bicara soal “memilih”, ada begitu banyak pilihan
yang secara sadar dapat diambil oleh seorang perempuan, baik itu bekerja,
menjadi ibu rumah tangga, atau -dalam kasus saya-ibu bekerja dari rumah.
Pertanyaannya, apakah kita merasa memiliki kekuatan (power) dalam menjalani
peran kita tadi?
Saya
percaya bahwa perempuan berdaya adalah perempuan yang bisa mengambil keputusan
atas hidupnya dan menjalani kehidupan sesuai dengan keputusannya.
Memilih
“ibu berdaya” ini sebenarnya bukan asal saja. Mengapa bukan kaum pria? Ya,
karena secara umum ibu adalah pusat keluarga. Biasanya ibu adalah manajer rumah
tangga yang mengambil keputusan untuk banyak hal, mulai dari menu apa yang akan
terhidang di meja makan sampai dimana anakanak mau disekolahkan. Ibu adalah
tempat bercerita pertama tentang apa yang dialami anak sekaligus tempat
bertanya. Apa yang diajarkan oleh ibu akan melekat dan dibawa oleh anak untuk
waktu yang lama bahkan selamanya. Contohnya jika obrolan di meja makan diisi
oleh ibu yang mengeluh dan menjelek-jelekkan suatu pihak maka bisa jadi hal ini
tertanam juga di pikiran anak dan menjadi hal yang normal. Sebaliknya, apabila
obrolan di meja makan diisi dengan diskusi yang konstruktif dan kritis, ini
akan membentuk pola pikir anak di keluarga.
Dampak ke
Masyarakat
Perempuan,
pada konteks kemasyarakatan Indonesia punya kesempatan untuk terhubung satu
sama lain pada level yang lebih personal. Misalnya ibu-ibu memiliki kegiatan
arisan, olahraga, atau laktasi. Hubungan sesama perempuan atau ibu-ibu dalam
kelompok ini secara tidak langsung berdampak pada pola pikir anggotanya.
Terhubung dengan perempuan-perempuan berdaya, secara langsung dan tidak
langsung akan memberi inspirasi kepada seseorang. Inspirasi ini bisa jadi juga
akan terbawa ke lingkup keluarganya.
Contohnya,
ketika grup chat pertemanan sedang berdiskusi soal pengaturan atau olahraga
untuk menjaga kesehatan, seisi grup bisa bertukar informasi dan wawasan yang
berguna baik untuk anggota yang belum menikah, ibu bekerja ataupun ibu rumah
tangga. Percakapan bisa berkembang terus karena setiap orang dalam grup tentu
memiliki sudut pandang dan pengalaman berbeda. Apabila dibandingkan dengan
pembicaraan tentang keburukan orang lain atau ghibah, pembicaraan tentu akan
lebih terbatas. (halaman 10-11)
Saya rasa
ada benarnya juga. Dalam grup-grup pertemanan ini sedikit atau banyak kita
pasti terpengaruh dengan isi obrolan teman-teman. Atau bahkan kita sendiri yang
menjadi topik pembahasan?
Empowered Me, Mari Bertumbuh dan Berproses Menjadi Ibu Berdaya
Setelah
mengenali diri sendiri, kita bisa melakukan perencaraan agar produktif.
Produktif ini berbeda dengan sibuk, ya. Karena produktif itu menghasilkan
sesuatu sedangkan sibuk itu banyak yang dikerjakan dan belum tentu menghasilkan
sebuah karya. Maka, menjadi produktif itu perlu perencanaan yang matang
sehingga kita tidak menyia-nyiakan waktu.
Dalam buku
ini banyak tabel dan disertai contoh sehingga kita mudah menerapkan tujuan
ataupun target dalam jangka waktu tertentu. Kita harus mampu membuat prioritas
sehingga rencana jangka pendek maupun panjang lebih terjadwal. Sebisa mungkin
kita menerapkan life balance
Proses
mengenali , memahami sampai bisa menerima dan menyayangi diri sendiri bukanlah
proses yang linear. Kita bertumbuh dan berubah. Dalam beberapa hal ada
goal-goal kita yang mesti diubah. Contohnya adalah perubahan saat sebelum
menikah, menikah dan memiliki anak. Tentu kita harus menyesuaikan semuanya.
Nah,
siapkah kita menjadi ibu berdaya?
Percaya dan
mencintai diri sendiri adalah fondasi kuat untuk mencintai keluarga, berdaya
dan berkarya untuk sesama.
Happy
reading!
^_^
Belum ada Komentar untuk "Review Buku Empowered Me (Mother Empowered)"
Posting Komentar
Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!