Sakit saat Traveling? Bagaimana Mengatasinya?





Siapapun pasti tidak akan mau sakit saat sedang traveling. Tidak! Masalahnya sakit itu tidak pernah kita undang. Sakit bisa terjadi  tiba-tiba saja. Padahal persiapan sudah maksimal. Upaya pencegahan sudah dilakukan.


Beberapa kali saya, suami dan anak-anak pernah mengalami sakit saat sedang traveling. Jujur, kami tak ingin itu terjadi. Tapi apa daya, tubuh seolah menyerah ketika sakit datang.

Kalau anak-anak seringnya tiba-tiba demam. Nah, obat itu sepertinya sudah kewajiban. Jangan sampai lupa, deh! Atau kalau sedang batuk, tapi tidak parah, saya tetap membawa obat batuk. Tetap dengan catatan bahwa larangan makan tertentu yang memicu batuk harus dipatuhi.

Seperti kasus saya berikut. Saya dan keluarga sedang mengantarkan si sulung ke Malang. Bersama bapak saya juga. Malam harinya kami mencari makan malam. Karena bapak suka makanan berkuah, maka kami mencari warung soto yang katanya terkenal.

Semuanya makan dengan lahap. Eh, begitu tiba di hotel saya merasa perut kok tidak nyaman. Benar saja. Beberapa saat kemudian saya muntah. Semua makan malam keluar tak bersisa. Badan lemas. Saya yang tak berdaya dan memilih untuk tiduran saja.



Saya cukup memakai minyak kayu putih yang dioles di perut dan punggung. Kemudian istirahat. Alhamdulillah bisa tidur nyenyak. Pagi hari, seperti sudah lupa, saya sudah sembuh. Perut juga sudah bisa diajak makan pagi dengan damai. Kalau kata orang sih masuk angin. Apapun itu tetap waspada dan segera diobati.

Untuk kasus ringan, insyaAllah bisa diatasi dengan obat-obatan yang dibawa dari rumah. Namun, pernah juga suami saya sakit hingga harus ke dokter. Sejujurnya saya galau waktu itu. Bagaimana mungkin kami sedang ke Yogyakarta dan tiba-tiba suami sakit. Berangkat dalam keadaan sehat wal afiat. Segar bugar. Makanya kami berangkat dengan gembira.

Sesuai rencana yang sudah dibuat beberapa bulan sebelumnya, kami ingin ke Solo kemudian Yogyakarta. Namun rencana manis tinggallah rencana ketika ada salah satu keluarga yang sedang sakit. Fokus dengan destinasi wisata mendadak harus diubah. Tentu saja harus sesegera mungkin mencari pertolongan. Obat-obatan yang saya bawa sudah lengkap. Mulai obat untuk anak-anak (obat demam), obat batuk, obat maag, vitamin, susu.

Sayangnya obat-obatan tersebut bawa tidak mempan. Saat sedang bingung saya berusaha menghubungi teman-teman di daerah. Sayangnya tidak ada jawaban. Mungkin karena waktu yang tidak tepat, sudah malam dan musim liburan. Tahu dirilah saya!

Saya tak mau menyerah begitu saja. Rencananya saya mau mencari rumah sakit terdekat. Saya sudah googling lokasi. Tapi mendadak saya ingat. Sekilas saya melihat ada apotik di dekat hotel. Mungkin juga ada klinik.

Saya keluar dari hotel dan mencari lokasi apotik. Beruntung hotel yang saya tempati ketika di Yogyakarta ini dekat dengan klinik (Kimia Farma). Segera saja saya mampir ke klinik dan bertanya apakah ada dokter jaga. Ternyata ada, dan saya disuruh langsung membawa pasien ke klinik. Alhamdulillah.

Dokternya masih muda dan bercerita bahwa hari ini juga menangani pasien (bule) yang tiba-tiba sakit perut. Ternyata banyak juga kasus seperti suami sayasaat musim liburan seperti ini. Penasaran dengan penyebabnya, saya segera bertanya. Benar saja, makanan menjadi salah satu penyebab sakit perut. Suami saya merasa baik-baik saja saat makan sebelumnya. Bahkan beberapa jam setelahnya. Baru keesokan harinya perut terasa sangat mual. Makan tak lagi selera. Tubuh menjadi lemas dan dan kepala pusing.

Sebenarnya makan apa sih yang membuat tubuh mendadak sakit? Nasi pecel.
Ketika sedang traveling saya berusaha untuk tidak makan yang aneh-aneh. Dalam arti ingin wisata kuliner kemudian mencoba menu-menu baru. But, masalahnya tubuh mungkin sedang lelah, kemudian perut tidak bisa diajak kompromi.  Bahan makanan tertentu menjadi semakin memicu penyakit kita.

Dalam kasus seperti ini tidak bisa disamaratakan. Seperti makanan tadi (misalnya nasi pecel atau soto ayam) bakal bikin orang sakit. Tidak! Tidak juga. Karena orang lain yang sama-sama makan, baik-baik saja. 

Ketika traveling saya biasa membawa snack. Nah, snack ini berguna untuk mengganjal perut ketika tiba waktu makan tapi belum ketemu tempat makan yang cocok. Ya, setidaknya kita masih bisa ngemil dulu.

Tips mengatasi sakit saat sedang traveling:


  1. Membawa obat-obatan dari rumah. Pertolongan pertama dengan minum obat, jika memang ada obat untuk penyakit yang kita derita.
  2. Istirahat. Lupakan itinerary yang sudah kita susun. Fokus pada kesehatan adalah yang utama.
  3. Usahakan tetap makan. Meski tak ada selera, cobalah untuk makan sedikit tapi sering (ngemil).
  4. Jika sakit tak kunjung sembuh segera periksa ke dokter terdekat. Jangan ditunda lagi. Karena kita sedang di perjalanan tentu tidak mudah untuk survive.




Anggap saja ketika sedang sakit saat traveling sebagai sebuah ujian. Bukankah tidak semua keinginan kita terpenuhi. Ada kalanya kita harus siap-siap kecewa. Tapi percayalah, dengan adanya kasus seperti ini saya semakin memahami prioritas dalam keluarga.

Well, buat yang ingin traveling bareng keluarga maupun sendirian, obat-obatan pribadi itu penting. Selain itu ada baiknya kalau kita mengenal lokasi. Misalnya dekat dengan..... Biasanya ada keterangan saat memesan hotel. Tapi masalah lokasi ini bisa diatasi dengan googling. Sekarang ini apa sih yang tidak bisa ditemukan di internet. Atau bertanya kepada warga setempat.

Dengan kasus-kasus sakit yang pernah kami alami semoga saja tidak kapok traveling. Karena sesungguhnya traveling bisa jadi sebuah kebutuhan, menjalin silaturahim dan dalam rangka tadabbur alam.  

^_^
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

17 Komentar untuk "Sakit saat Traveling? Bagaimana Mengatasinya?"

  1. Iya, biasanya saya juga bawa obat-obatan dari rumah. Trus, diusahakan paling lambat pukul 8 udah sampai penginapan buat istirahat. Disiplin makan juga harus apalagi anak saya yang sulung memang wajib disiplin makan. Dia mudah sakit kalau makannya gak disiplin.

    BalasHapus
  2. yang sering itu maag kambuh
    aduh ampun jadi bener mbak harus siap2 obat dari rumah.

    BalasHapus
  3. wah selama ini kalau bepergian jarang banget euy bawa obat-obatan. paling-paling minyak angin. makasih sharingnya, mbak

    BalasHapus
  4. Bawa obat obatan dari rumah itu yang penting, apalagi tujuan traveling nya ke medan yang berat atau extream perlu perlengkapan p3k yang memadai

    BalasHapus
  5. wah mba ini saya bangetttt, saya gampang banget sakit kalo lagi liburan, jadi selain sedia P3K saya rutin masukin tempat pijet refleksi atau spa di itinerary, jadi ada waktu buat unwind dan istirahat. lumayan lho membantu banget hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah makasih sharingnya mba Agi. Aku nggak sampai pijat refleksi sih. Sampai rumah pijatnya. Hihi... kelamaan ya.

      Hapus
  6. Klo aku, klo jarak pendek minyak kayu putih mb. Klo pke nginep..obat demam juga bawa.

    Blm sampe sih, yang pke ke dokter mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Minyak kayu putih itu wajib.

      Kalau ke dokter karena kondisi tak kunjung membaik. Sehat-sehat selalu ya.

      Hapus
  7. sakit ketika bepergian / saat perjalanan itu hal yang menyedihkan, tapi gimana sakit tidak ada yang tahu. tips mbak nur rohmah sangat bagus.

    BalasHapus
  8. Sedih banget ya mba lagi traveling pengennya puas puasin jalan2 makan yang enak2 kalau sakit kayanya berkurang yaa waktu mainnya.. hiks sedih deh ... iaa nih mba kadang aku seringnya gatau napa kalau jalan jauh malah suka demam atau sakit.. bener nih mba harus siap2 makanan atau snack kalau kelaperan sama bawa obat2an yang memungkinkan untuk dibawa... nice sharing mba aku share yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak tahu juga kenapa. Padahal berangkat dalam keadaan sehat namun tiba-tiba sakit. Ya mau gimana lagi mesti istirahat dan periksa dokter karena nggak kunjung sembuh.

      Makasih ya mba.

      Hapus
  9. Kalau saya biasanya sering migren saat traveling. Juga tangan yang kena sinar matahari terik langsung gatal2 sepertinya alergi matahari huhuhu

    Kalau traveling direncanakan saya pasti bawa perlengkapan segambreng.

    Jadi ingat waktu kami traveling via darat di Bali, bukan hanya kotak obat yang lengkap, kami juga bawa makanan dan minuman segambreng.
    Jadi.. Selain irit juga mengantisipasi sakit yang diakibatkan telat makan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener deh. Kadang nggak ketemu tempat makan yang pas atau alasan lain, jadinya telat makan.

      Hapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel