Goa Pote Bukit Jaddih
Jumat, 18 Mei 2018
14 Komentar
Sudah
lama saya memendam keinginan untuk jalan-jalan ke Madura. Sayang suami kurang
merespon. Mungkin karena belum pernah berkendara kesana, ada kesan jarak tempuh
bakal jauh. Beda pulau membuat keinginan jalan-jalan tersebut dipendam saja.
Baca
juga Gunung Kapur Tuban
Menjelang
Ramadhan, anak-anak nyeletuk, “Mbok ya kita jalan-jalan ke tempat yang tak
biasa.
Saya
usul ke Madura saja. Tidak jauh dan tidak bikin isi dompet jebol. Eaa...
Suami
setuju. Tanpa persiapan yang memadai, kami segera mengepak baju secukupnya,
perbekalan (makan dan minum), mainan si bungsu dan kamera.
Dari
Tuban kami berangkat setelah sholat dhuhur. Ini karena menunggu si tengah
pulang sekolah hari Sabtu. Yeah... akhirnya bisa jalan-jalan lagi. Mengenalkan
pulau Madura beserta keunikannya kepada anak-anak.
Alhamdulillah
perjalanan lancar. Kalaupun ada macet di Surabaya, di jalan menuju jembatan
Suramadu. Kendaraan (truck) yang melimpah di jalan membuat arus lalu lintas
tersendat-sendat. Namun ketika sudah memasuki gerbang Suramadu, lancar jaya.
Note:
Biaya
masuk tol Suramadu Rp 15.000
Eh,
ternyata perjalanan ke Madura tak jauh beda dengan perjalanan Tuban – Malang. Bahkan
lebih lama ke Malang karena kami seringkali terjebak macet hingga parah.
Tiba
di Madura, kami mampir di rest area POM bensin. Mampir buat sholat Ashar di
mushola. Cukup prihatin ketika menginjakkan kaki di musholla. Sampah berceceran.
Masuk ke musholla yang dari luar tampak putih persih, ternyata banyak lalatnya.
Mukena dan sajadah ditaruh sembarang.
Perjalanan
ke Bukit Jaddih mengambil arah ke kiri jalan dengan mengandalkan GPS hingga
tiba di lokasi kira-kira setengah jam lebih. Kalau dari GPS 45 menit.
Goa Pote Bukit Jaddih
Bukit
Jaddih merupakan wisata alam yang mengandalkan pegunungan kapur yang sampai
saat ini masih ditambang. Beberapa tempat yang saat ini bisa dikunjungi adalah
kolam renang, danau dan Goa Pote.
Karena
hari sudah sore saya skip kolam renang. Kalau mau mampir ada di sebelah kiri
jalan masuk. Saya memilih ke danau yang tampak hijau dan Goa Pote yaitu goa
batu kapur. Goa Pote artinya goa putih (warna batu kapur). Jadi goa ini adalah
goa buatan, bekas tambang batu kapur yang berlubang-lubang.
Awalnya
ketika saya tiba di Bukit Jaddih saya melihat genangan air di dekat jalan masuk
(tidak ada pintu masuk) yang saya pikir adalah danaunya. Saya bertanya kepada
si mas yang jaga jalan masuk, katanya masih naik terus. Oh ya, masuk lewat
perkampungan warga. Tapi karena daerah ini sudah dipakai sebagai tempat wisata
dan banyak pengunjung, jangan ragu. Biar yakin bisa bertanya kepada penduduk
lokal.
Note:
Bayar
Rp 5.000 per orang, ya, baru masuk!
Air
danau ini berasal dari sumber mata air. Warga memanfaatkan untuk memancing (ada
yang dapat ikan mujaher) dan mencuci kendaraan mereka. Contohnya si mas yang sejak
kedatangan saya sibuk membersihkan sepeda motornya.
Pemandangan
disini full bukit kapur yang berwarna putih hingga kehitaman. Sementara di
bagian atas bukit, saya melihat truk-truk pengangkut hasil batuan kapur. Jadi jalanan
berdebu banget ya.
Setelah
tiba di atas, ada dua pilihan: ke kolam renang atau ke Goa Pote. Saya pilih ke
Goa Pote. Di pintu masuk, ada penjaganya. Kita bayar dulu ya. Lanjut mencari
tempat parkir. Jangan khawatir, tempatnya luas banget.
Note:
Tiket
masuk: Rp 5.000 per orang
Nah,
disinilah tempatnya! Lokasi inilah yang sering saya lihat di media. Ada danau
dengan air kehijauan. Padahal airnya tetap bening. Di dalamnya ada banyak
ikan-ikan kecil yang berenang dengan damai. Air danau ini berasal dari sumber
mata air. Jadi danaunya seperti di dalam cekungan bukit kapur.
Di
danau ini kita bisa naik perahu. Cukup dengan membayar Rp 5.000 sudah bisa
keliling danau. Airnya tenang. Lokasi tidak luas, jadi naik perahunya tidak
lama. Kadang perahu-perahu ini tidak disewa namun haya dinaiki dan dipakai
foto-foto pengunjung. Eaa... si mas cuma bisa melongo.
Di
sekitar lokasi ada banyak penjual makanan dan minuman. Semuanya dari penduduk
setempat. Saya sempat menikmati es degan. Per gelas harganya Rp 5.000. Kadang
saya suka ragu kalau mau mampir minum di warung di tempat wisata. Jangan-jangan
nanti harganya mahal. Mumpung ada pengunjung atau mumpung tidak kenal orangnya.
Tapi disini tidak. Harga masih wajar.
Untuk fasilitas umum seperti toilet ada di sekitar lokasi. Dengan memanfaatkan bukit kapur dibuatlah cekungan berbentu persegi, kemudian dibangun toilet umum.
Danau
dengan background bukit kapur yang
kokoh menjulang ini cocok buat foto-foto selfie. Di tebingnya ditulis Goa Pote.
Warna merah tulisan itu cukup menonjol. Bagian
bukit yang berwarna putih bersih artinya baru saja digali. Sedangkan yang
berwarna kehitaman artinya sudah lama, sudah menerima perlakukan alam dalam
segala cuaca. Sudah menyesuaikan diri dengan berbagai tempaan hingga masih
berdiri dengan kokoh.
Goa-goa
kecil yang dimaksud dengan Goa Pote adalah bekas galian manusia. Beberapa
tempat memang seperti sudah lama berlubang mirip goa. Sementara lainnya sengaja
dibuat berlubang-lubang sehingga menimbulkan kesan banyak goa.
Sementara
itu saya ingat di daerah saya juga ada banyak bukit kapur dengan banyak
penambangan ilegal. Beberapa bulan lalu saya membaca berita longsornya bukit
kapur hingga jatuh korban yaitu penambang.
Saya
berharap meskipun di bukit kapur digunakan sebagai tempat wisata tetap ya
mengutamakan keselamatan. Bukan saja mengambil keuntungan dengan banyaknya
pengunjung, namun keamanan menjadi faktor terpenting.
Setelah
puas bermain di danau, saatnya saya naik ke bukit. Kalau melihat betapa kokoh
dan megahnya bukit Jaddih saya merasa begitu kecil. Kecil sekali hingga tampak seperti
semut. Lalu apa yang bisa saya sombongkan dihadapan orang-orang, dihadapanMu. Ah,...
jadi mellow begini ya.
Ternyata
Bukit Jaddih ini bertingkat-tingkat. Kalau bisa saya katakan demikian. Tadi dibawah.
Kemudian naik. Sementara diatas ada sepeda motor. Anak-anak bertanya, “Orangnya
naik dari mana ya?”
Mungkin
di sekitar sini ada jalan. Tapi saya lihat hanya bongkahan batu dan jalan
terjal disini. Atau mungkin dari arah lain hingga masuk ke atas bukit. Ya,
mereka lebih tahu daerah sini daripada saya yang baru pertama kali datang.
Pembangunan Penginapan/Hotel
Pembangunan Penginapan/Hotel
Disini
saya takjub melihat pembangunan bukit kapur. Menurut warga akan dibangun
penginapan. Daripada penasaran seperti apa, saya mendekati bukit yang
berlubang-lubang. Di setiap lubang itu dibuatlah bangunan dengan pintu dan
jendela yang belum jadi. Sementara bagian bukit kapur yang berlubang dan belum
dibuat bangungan dipakai untuk memarkir mobil pick up. Beberapa pekerja
bangunan sibuk merakit besi-besi.
Bukit
setengah lingkaran ini sudah jadi beberapa bagian bangunan yang mirip
kamar-kamar. Mungkin di bagian tengahnya ada semacam taman. Atau bentuk
lainnya. Ah, saya masih penasaran. Tapi saya ataupun pengunjung lainnya bisa
memperkirakan dari gambar-gambar berikut.
Dari
kanan jalan, saya melihat matahari mulai tenggelam. Sementara orang-orang masih
sibuk mengabadikan moment di Bukit Kapur.
Happy
traveling!
^_^
Wah, keren ya mbak tempatnya. Saya asli Malang, tapi saya jarang banget sih traveling apalagi sampai ke sana..hiks. Sekarang malah udah menetap di Jakarta :D
BalasHapusMba Muyas malah travelingnya lebih jauh lagi. Saya masih dekat-dekat dengan Tuban.
HapusCakep bgd pemandangannya mbk. Kayak di film2. Cucok...
BalasHapusAkupun takjub melihatnya mba.
HapusKeren ...
BalasHapusSelintas mengingatkan lokasi Tebing Breksi yang sama-sama bekas penambangan.
Bedanya .. di bukit Jeddih ini bisa naik sampan dan celahnya ada yang digunain buat warung.
Nice trip,kak Rochma.
Iya, mas. Aku malah belum ke Tebing Breksi.
HapusWah, belum pernah ke Madura.. Dan baru tau di Madura ada destinasi sekeren ini, plus murah meriah lagi buat dikunjungi sekeluarga..
BalasHapusKeren itu konsepnya yang memanfaatkan kondisi alami bukit kapur bekas tambangnya untuk wisata..
Bukit kapurnya masih dipakai untuk penambangan, tapi bukan di lokasi wisatanya.
HapusSekarang jadi banyak tempat wisata bukit-bukit kapur atau bekas pertambangan gitu ya. Kalau dikelola dengan baik, bagus juga.
BalasHapusBanyak mba.
HapusBuat poto prewed keren kayaknya ya mbak... Asik baget pemandangannya.
BalasHapusBuat background foto memang cakep.
HapusSaia blm pernah ke Madura euy. Keren nih bukitnya, Instagramable bangets!
BalasHapusIya, mba. Bukitnya luas dan gedhe. Banyak angle yang bisa dieksplor.
Hapus