Membaca Saat Traveling, Yay or Nay?


buku cetak


Halo teman-teman?

Kapan terakhir membaca? Semalam atau bulan lalu? Atau mungkin sudah lup? Semoga selalu diberi kemudahan untuk membaca buku-buku yang bermanfaat, ya!

Biasanya saya selalu menyelipkan satu buku ketika bepergian. Saya membaca ketika sedang santai. Seperti ketika sudah masuk hotel dan ingin beristirahat. Buka buku dan baca sebentar. Lumayanlah menyelesaikan bacaan. Kadang juga tidak selesai. Lanjut besok...

Berbeda dengan buku anak-anak. Buku yang tipis seperti ini mudah saja diselipkan ke koper atau tas. Membawa dua bahkan tiga juga tidak terasa berat sekali. Tapi kadang saya cuma membawa satu buku yang dibaca berulang-ulang. Namun kalau bukunya berat pastinya saya memikirkan cara yang efektif agar bisa masuk ke koper. Pilihan lainnya, tidak saya bawa.

Dalam perjalanan jarak dekat dan membawa kendaraan sendiri, mudah saja bagi saya untuk membawa buku. Kadang saya membacakan buku cerita di dalam mobil. Karena buku anak banyak gambarnya, saya bisa bertahan untuk membaca satu buku. Lumayan juga buat membiasakan anak membaca buku. Kalau buku yang berat, jujur saja saya tidak sanggup. Mata saya yang minus dan silinder tidak bisa dipaksa membaca banyak. Apalagi dalam keadaan kendaraan yang sedang melaju.

Ketika naik transportasi umum, saya mesti lebih selektif membawa buku. Saya mesti memikirkan barang-barang lainnya dan tingkat prioritas. Kalau prinsip saya kalau tidak penting tidak usah dibawa.

Bagaimana dengan buku?

Dengan prinsip saya, penting dan tidak, saya memilih tidak membawa buku. Aduh kalau membayangkan sebuah buku bisa saja membuat barang bawaan semakin berat, apalagi masih harus memikirkan anak-anak. Aduh, saya tidak sanggup.

buku digital


Dengan tidak membawa buku bukan berarti tidak bisa membaca. Saya masih bisa membaca buku. Asal ada waktu, membaca itu menyenangkan. Saya download aplikasi ipusnas. Oh ya, teman-teman bisa googling perpustakaan online, banyak pilihannya. Bahkan saat ini perguruan tinggi, toko buku, perpustakaan kota-kota kabupaten, dll sudah banyak yang membuat perpustakaan digital. Kita bisa memilih salah satu atau banyak perpustakaan digital.

Dengan meminjam buku digital ini saya merasa lebih mudah membaca. Tentang ebook dan buku konvensional ini kita bisa membaca tulisan mak Kania Ningsih. Lengkap dengan tips membaca buku dengan dana terbatas. Kalau membaca dengan mudah seperti ini, duh rasanya seperti candu ya. Ingin membaca terus.

Note:

Buku elektronik atau disingkat buku e atau ebook, buku digital adalah versi elektronik dari sebuah buku. Jika buku cetak berisi sejumlah kertas dengan teks dan gambar, maka buku digital berisi informasi digital berupa teks dan gambar. Selain itu, pada buku cetak bisa kita raba dan rasakan aroma kertas demi kertas, sementara buku digital tidak. Namun, pada dasarnya  isi buku sama saja.

Untuk buku digital sampai saat ini saya hanya memilih buku-buku yang ringan dibaca. Saya sangat terbantu dengan tidak perlu membeli buku. Cukup dengan meminjam saja. Nanti buku tersebut akan menghilang dengan sendirinya. Di iperpus, setelah tiga hari, buku secara otomatis akan kembali. Selama waktu tersebut saya bisa membaca perlahan. Dilanjutkan besok. Atau kadang saya catat saja, kalau ada resep yang menarik.

Dengan perpustakaan digital ini, saya mengajak di bungsu untuk meminjam buku. Wah, kalau anak yang mencari buku, jatah peminjaman buku saya langsung habis. Suatu hari ketika sedang mencari buku, eh ketemu buku yang seperti milik si anak. Dia bersorak. Saya tetap meminjam bukunya. Biarlah dibaca lagi. Anaknya tetap senang.

Kapanpun dan dimanapun, baca buku, yuk!

Membaca buku itu bisa dimana saja dan kapan saja, termasuk saat traveling. Kita bisa memilih waktu yang tepat untuk membaca buku. Lalu, kapan dan dimana kita bisa membaca buku? 

Dengan mencari waktu longgar, kalau ada, kita bisa membaca sebentar. Misalkan saja saya sedang menunggu pesanan makanan. Nah, buka buku digital, baca deh. Menunggu makanan datang tidak akan terasa lama. Sementara kalau jadwal padat merayap, kita membuat prioritas saja. 

Well, meski sedang traveling biasanya ada jedanya. Misalnya sedang menunggu kendaraan, menunggu anak-anak bermain atau sedang istirahat di hotel. Manfaatkan saja waktu tersebut untuk membaca buku, baik buku cetak maupun buku digital. 

Tulisan ini merupakan respon trigger dari #KEBloggingCollab dari kelompok Rini Soemarno yang ditulis oleh Mak Kania Ningsih.

Happy reading!
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

12 Komentar untuk "Membaca Saat Traveling, Yay or Nay?"

  1. Aku biasanya juga bawa buku, tidak perlu yang tebal halamannya, isinya ringan, terutama bertema motivasi. Meskipun terkadang tidak sampai selesai juga bacanya hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku nih yang sering nggak selesai. Keburu ngantuk, hihi..

      Hapus
  2. Saya juga sekarang lumayan sering pinjam buku ke perpustakaan digital kayak ijak.Lumayan banget bisa tetap baca buku tanpa harus membeli. Hehe

    BalasHapus
  3. Jujur skrg baca2 jd lebih sering saat BW dr pada fisik buku 😂😂 Padahal dulu juga rajin membaca. Tapi aku sukanya majalah dan cerpen kalo novel pilih pilih dulu. Tapi asik ya bawa buku kemana2 aplg saat traveling.. kalo aku bayangin aku yg diposisi itu pasti ga bs berenti baca kalo udh keseuran gahaha.. jarang baca setengh2 langsung di abisin aplg klo resep 😂😂 #inimahnintondrakor kali ya 😂 hidup baca buku 😘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahah...memang baca buku kalau seperti novel kudu selesai baru puas deh

      Hapus
  4. suka , buat kalau nuggu pesawat atau kereta atau di dalam kereta, untuk bunuh kebosanan juga

    BalasHapus
  5. Kalo aku baru baru ini memulai membaca buku lg mb ( awal th 2018), setelah 3 thun lebih rasanya ( sejak menikah ) gak pernah baca. Kebanyakan mantengin hp. Memulai membaca itu bagi saya seperti berpetualang . Apalagi menyentuh lembar demi lembar kertasnya - saya lebih memilih buku yg berfisik sih daripada yg digital..rasanya lain gitu..heheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah, aku juga suka buku fisil. Masih bisa merasakan aroma kertasnya.

      Hapus
  6. aku sll bawa buku fisik hehehe biarpun bikin berat belom bisa baca yg versi digital mba biasanya klo nunggu dibandara, dipesawat, kereta atau di mobil wong pas mau lahiran aja aku sempet2nya di mobil baca buku dulu wkwkwk biar lupa rasa sakit tp ternyata sakit mules mah tetep 🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hebat mba. Kemana aja diselipkan buku biar nggak bosen Aku kalau bawaan banyak sudah deh skip bawa buku. Andalannya ya buku digital meski sesungguhnya nggak kuat baca lama.

      Hapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel