Ibu Menghabiskan Sisa Makanan Anak, Yay or Nay?
Selasa, 31 Juli 2018
12 Komentar
Menghabiskan
sisa makanan anak menjadi suatu yang wajar di kalangan ibu-ibu. Eman-eman,
begitulah kira-kira yang melatarbelakanginya. Tapi apakah menghabiskan sisa
makanan anak adalah suatu keharusan? Apakah semua ibu rela melakukan agar tak
ada makanan yang bersisa lagi?
Saya
sendiri kurang sependapat bahwa seorang ibu seperti memiliki kewajiban
menghabiskan sisa makanan anak. Lagi-lagi perkara eman-eman. Kok ya ada makanan
tinggal sedikit lalu dibuang. Aduh, itu rezeki, nyarinya dengan tetesan
keringat dan perjuangan loh. Tapi mengapa si anak begitu mudah meninggalkan
makanan.
Baca juga Mari Mengolah Makanan Sisa. Eman Segone!
Sebagai
ibu yang menyiapkan masakan anak-anak, saya merasa rugi. Sudah capek eh makanan
tak dihabiskan anak. Alasannya macam-macam mulai dari tidak selera, sakit
(benar-benar sakit dan pura-pura sakit), waktunya mepet, dsb. Lagi-lagi ibu
sudah paham. Kecuali kalau anak sedang sakit, biasanya memang tak ada nafsu
makan.
Nah,
kalau hari-hari biasa dan tak ada masalah dengan kesehatan lalu si anak makan
tapi tak habis, rasanya itu jengkel. Tapi menyimpan kejengkelan ini tak
menyelesaikan masalah. Ada kalanya saya memilih untuk membuat menu baru yang
gampang. Misalnya si anak lagi tidak mau masakan bersantan. Segera saya ganti
dengan menu kesukaannya. Kalau di kulkas ada stok frozen food homemade lebih
gampang. Saya biasa menyetok frozen food seperti bakso, nugget, kaki naga, dsb
untuk keperluan keluarga. Tinggal keluarkan dan goreng. Tapi kalau tidak ada,
sedia telur lalu bikin telur ceplok atau dadar.
Menyiapkan
menu buat keluarga ini perjuangan banget. Ada banyak keinginan di kepala
masing-masing anggota keluarga. Satu ingin pedas, satunya tidak. Satu ingin
menu yang tak biasa, satu lagi ingin menu rumahan. Makan gorengan sama kecap
buat suami saya sudah cukup nikmat. Tapi tidak menurut anak-anak.
Kadang
saya tidak memasak dan memilih untuk membeli masakan saja. lnipun sudah sesuai
kesepakatan anak tapi hasilnya kurang memuaskan. Untuk si bungsu saya selalu
meminta nasinya dikurangi dari porsi biasanya.
Seperti
tadi saya katakan, saya tidak suka menghabiskan makanan anak. Mengapa? Karena makanan
anak saya sudah tak berbentuk lagi. Orang Jawa mengatakan mdededek. Nasi yang
sudah kena kuah jadi mengembang dan lembek. Kemudian diaduk-aduk tak karuan.
Jujur,
saya tak tega melihat makanan seperti ini. Jadi tidak nafsu makan melihat makanan sisa anak. Mau makan bagaimana kalau tak ada keinginan. Tapi membuang makanan juga bukan
solusi yang baik.
Saya
seperti harus mengulang masa anak-anak. Ketika anak pertama mengalami hal
seperti ini kemudian berulang kepada anak kedua dan sekarang anak ketiga. Dengan
model yang hampir mirip saya membuat trik agar makanan mereka habis.
Agar makanan dinikmati dengan lahap:
- Makan sesuai dengan porsinya
- Makan ketika lapar
- Makan dalam keadaan gembira
- Kreatif mengolah menu
- Makan bersama
Ketika
makan di luar saya biasanya pesan satu untuk berdua dengan si bungsu. Anak ini
makannya tidak banyak. Daripada nanti sisa, lebih baik makan seporsi berdua. Untuk
menu makanan yang kering tidak masalah kalau berdua. Asal bukan anak saya yang
mengaduk makanan hingga menyerupai bubur.
Kalau
untuk makanan dibungkus dan dibawa pulang, saya buka dan lihat seberapa banyak
makanan itu. Kemudian untuk si bungsu saya mengambil separo saja. Tapi kalau
sudah pesan nasi sedikit biasanya dia habiskan juga. Di saat seperti ini saya
lega.
Kalau
ada si sulung, biasanya dia mau menerima limpahan makanan adiknya. Tapi dengan
syarat, sebelum makanan diaduk-aduk, saya mengambilkan makanan si bungsu sesuai
dengan porsinya, sesuai dengan kebutuhan makannya. Kalau tidak, makanan tidak
akan berbentuk lagi.
Kalau
lauk sekiranya tidak habis, saya ambilkan separo. Yang separo lagi disimpan
untuk nanti. Atau dihabiskan kakak-kakaknya. Jadi lebih efektif juga.
Dengan
cara seperti ini, tidak ada makanan sisa lagi. Makanan diambil sesuai dengan
kebutuhan kita. Yang butuh makan banyak ya mengambil banyak. Aduh anak bujang
itu porsinya paling banyak diantara kami berlima.
Saya
ingin anak-anak bisa menghargai makanan yang ada. Bukan saja karena proses
pembuatannya, namun lebih karena dalam makanan ada rasa syukur kita. Kalau
makanan diecek-ecek, bersisa, rasanya
sedih juga. Eman-eman, tapi masak hal ini menjadi tanggung jawab para ibu. Yang kemudian
berakibat pada bergesernya timbangan badan. Huhu...
^_^
Klo aku juga ga harus mb hahaha, mlh cenderung emoh klo bentuke uda scakadut alias mbededeg itu tadi, palagi makanan waktu bayik, bubur homemade...huahaha...ga tau knp aku ga pingin ngehabiskan klo misal nds abis yawes wkkkk
BalasHapusPdhl paksu kdg yg ngledek suruh ngabisin yen makanane bayi nyisa, tp aku kan piye ngunu klo liat bubur hadeh
Aduh kalau benyek-benyek gitu akupun gak doyan.
HapusSaya pun kalau masakin anak diusahakan yang sesuai selera saya juga tapi less salt, biar kalau nyisa ya saya bisa makan. Sepakat dengan tipsnya mba, mending dibikin porsi seerlunya saja dibandingkan porsi penuh tapi ternyata banyak sisa.
BalasHapusItupun kadang masih sisa dengan berbagai alasan. Trus aku rayu, akhirnya makan lagi. Usaha terus deh.
Hapushahahahahha eh malah ketawa duluan :D
BalasHapusAku menghindari menghabiskan sisa anak sesuai dengan yg mba tulis, yaitu memberikan porsi makan yg cukup aja, aku selalu bilang sama raya, sedikit dulu kalau memang masih lapar baru tambah, jadi ngga ada makanan yg tersisa & mamih ngga gendut karena harus ngabisin makanan :D
Nggak mau deh ngabisin makanan anak. Sekali aku mau, eh anaknya keterusan, nggak dihabisin.
HapusSajikan makanan pakai piring yang bersekat-sekat atau tray bersekat. Jadi nasi, lauk dan sayurnya terpisah supaya nggak nyampur jadi satu. Kalau mau makan tinggal nyendok per bagian aja. Sama saja juga ngandalin telor dadar atau ceplok buat anak-anak hehehe. Juga homemade nuggets
BalasHapusMakasih idenya. Bener juga dengan begitu, makanan nggak kecampur dan masih berbentuk. Aku kepikiran makanan di wadah bekal yang bersekat.
Hapuskupun klo sediain makan seperti mb Intan pake piring yg bersekat jd klo ga abis ga nyampur gitu hahaha krn aku tim habiskan makanan mb ketauan aku gembul 🤣
BalasHapusaku jarang ngabisin makan anakku, karena aku selalu memberi porsi makan dikit dulu kalau masih mau baru ditambah, sudah besar aku selalu bilang apapun yang ada di meja makan tolong dohabiskan, alhamdulilah dimaanpun anakku berada selalu dihabiskan ,
BalasHapuskalu aku anakku yang kedua itu kan susah makan mbak..cenderung picky eater..mknya aku sukanya ambilin makan dia dulu...bru kalau dia g hbs aku makan...takut gendut he he
BalasHapusAku tergantung bentuknya mba.. klo nasi, paling tak ambil lauk yang masih bisa dimakan. Tp banyak malesnya...tak buang ke belakang, buat makanan ayam
BalasHapus