5 Novel Romance Favorit Saya
Kamis, 29 November 2018
8 Komentar
Sebenarnya
saya galau ketika harus menulis tentang buku. Ada banyak buku bagus yang menurut
saya layak untuk ditulis reviewnya. Saya mudah jatuh cinta dengan novel,
asalkan alur tidak membingungkan, pilihan diksi tepat dan pesan yang
disampaikan menarik.
But,
5 novel yang saya pilih ini bukan novel menye-menye. Tidak ada tulisan vulgar
ataupun yang mengarah ke hal-hal negatif. Kalau untuk 17 tahun keatas memang
iya. Genre romance seperti itulah. Namun bagaimana penulis membuat alur dan
membungkus adegan demi adegan membuat saya kagum. Sambil membaca saya
memikirkan seperti apa sih racikannya sehingga enak dibaca. Demikian juga
penokohan, pembaca mampu membayangkan seperti apa.
Saya
memilih novel-novel ini karena pesan yang disampaikan penulis itu universal.
Bahwa cinta itu milik semua makhluk Allah. Cinta laki-laki dan perempuan. Tapi
bagaimana lika-liku cinta itu berlabuh itu tidak membuat lupa akan kebesaran
Allah, keluarga dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Yuk,
simak 5 novel kesayangan saya!
1. Akik dan Penghimpun
Senja by Afifah Afra
Novel
ini menarik karena saya baru tahu tentang struktur batuan di dalam goa dan
bagaimana menyusuri goa tanpa merusak. Diksinya sangat bagus, meski ada
kata-kata yang tidak populer. Tapi percayalah ini bukan sekedar rayuan maut
seorang Anton kepada Fahira.
2. Habibi Ya Nour El Ayn
(Kekasihku Cahaya Mataku) by Maya lestari GF
Novel
ini bercerita tentang kehidupan di pesantren. Meski bukan pesantren modern
namun ayah Nilam tidak melakukan kekerasan fisik ketika ada santri melakukan
kesalahan. Sebaliknya, beliau melakukan pendekatan yang sangat personal
sehingga terketuk hatinya untuk memperbaiki sikap dan perbuatan. Dalam novel
ini, para asatidz terlihat begitu dekat dengan para santri, menghargai bakat
dan potensi mereka.
Cerita
dimulai dengan kedatangan seorang anak laki-laki yang bernama Barra Sadewa.
Anak SMA ini mengaku tidak percaya Tuhan. Dia dipaksa kepala sekolahnya yang katakanlah
sudah angkat tangan dengan semua ulahnya. Barra diminta mondok selama 2 minggu
di pesantren Nurul Ilmi. Dia datang dengan kebencian dan mengira pesantren
adalah sebuah penjara. Tepat ketika pertama kali datang, Barra bertemu dengan
Nilam yang pendiam, pemalu dan sangat
menjaga etika pergaulan. Dalam beberapa detik segalanya berubah. Pertemuan yang
singkat ini membekas sepanjang usia.
3. Aftertaste by Sefryana
Khairil
Novel
kuliner yang pertama kali saya baca. Unik juga karena novel ini memiliki bagian
tentang bagaimana mengolah bahan-bahan makanan menjadi sebuah hidangan yang
lezat. Dari novel ini saya tahu istilah-isitlah kuliner, seolah pembaca dipandu
untuk membuat masakan. Untuk alurnya, yaitu alur maju membuat pembaca bisa
menebak-nebak akhir cerita. Namun tetap ada kejutan-kejutan yang membuat novel
ini enak dibaca sampai akhir.
Novel
ini berkisah tentang Narend, seorang chef yang sikapnya dingin, sombong, keras
terhadap perempuan. Bersama adiknya Praya yang memiliki sifat kalem dan sabar
ini, mengelola restoran Bellaria. Sayang, pegawainya sering tak tahan dengan
sikap Narend sehingga banyak yang keluar.
Masalah
terjadi ketika Praya mempekerjakan asisten chef yang bernama Farra. Narend
tidak setuju dan marah. Farra cukup tabah, berani dan ambisius. Dia tidak mudah
menyerah menghadapi sifat Narend. Mungkin mirip cinta segitiga namun. Tapi
sesungguhnya ada masalah besar yang dihadapi Narend, tentang dirinya.
4. Ketika Embun
Merindukan Cahaya by Hadis Mevlana
Novel
ini sangat toleran terhadap agama lain. Sebenarnya novel menyajikan pembahasan
yang cukup berat. Karena memuat perselisihan agama. Kemudian perbandingan
dengan kitab suci agama lain yang disajikan dengan santai. Juga tentang
bagaimana menyikapi perbedaan keyakinan. Novel berlatar di Saskatoon, Kanada
menarik karena perjuangan Sofyan dan teman-temannya hingga lulus kuliah.
Tidak
seperti novel romance pada umumnya, novel ini banyak bercerita tentang
keyakinan kita dalam berIslam (hal. 156).
Aku tak bermaksud memaksa. Apalagi masalah keyakinan yang tak seorangpun telah memaksanya kepada orang lain. rasanya tugas kita sekedar menyampaikan dengan jelas dan sebaik-baiknya. Selebihnya biarlah Allah yang menyempurnakan dengan cahaya iman dan hidayah.
Cerita
bermula di tepi sungai Saskatchewan. Gadis kristen ortodoks bermata biru menjelma
seupa bidadari surga usai melafalz “mantra cinta”. Dua kalimah syahadat terurai
penuh makna. Sofwan, pemuda Teluk Kuantan, sang penyaksi syahadat turut haru
bahagia sebab cahaya telah menerangi hati Kiara.
5. Soedirman & Alfiah
by E. Rokajat Asura
Sejujurnya
ini bukan novel, tapi saya masukkan saja dalam daftar novel favorit saya karena
kisah-kisah romantis Panglima Besar Jenderal Soedirman ini patut diacungi
jempol. Sungguh saya terharu membaca kisah-kisah romantis beliau. Bacaan yang
bagus buat para suami, untuk meneladani sikap beliau terhadap istri dan keluarganya.
Saya sampai berhari-hari tidak bisa move on setelah membaca buku ini.
Kisah
cinta Soedirman dan Alfiah ini awalnya tidak direstui keluarga besar Alfiah. Cinta
mereka mulai tumbuh sejak berada di sekolah yang sama, Wiworo Tomo, saat
Soedirman menjadi sekretaris himpunan siswa dan Alfiah menjadi bendaharanya.
Dalam
buku ini tidak seluruhnya berisi tentang kisah cinta Soedirman dan Alfiah. Ada cinta
yang lebih agung seperti yang tertulis di halaman 73.
“Aku paling senang kalau azan atau iqamat. Cara memberi aba-aba untuk salat itu lebih indah dan penuh makna daipada sekedar teriak, ‘siap grak’ pada upacara bendera,” ujar Soedirman sepulang dari Kantor Kecamatan.
Kisah-kisah
dalam novel ini inspiring banget. bagaimana jenderal besar Soedirman
memperlakukan para prajurit, bahkan yang memberontak. Bagaimana beliau sangat
menyangi istrinya hingga sering membelikan baju dan bedak. Demi bangsa dan
negara beliau rela bergerilya, jauh dari keluarga. Demikian juga Alfiah, yang
ikhlas melepaskan kepergiannya walau dalam keadaan sakit. Dan sakit itu semakin
parah sepulang dari gerilya.
Foto
buku-bukunya tidak lengkap, ya. Mohon maaf karena tidak sempat memotret
semuanya.
#BPN30dayChallenge2018
#bloggerperempuan
#day10
^_^
Tampaknya bukunya bagus-bagus. Ahhh aku belum pernah lihat buku itu....
BalasHapusIya, mba, buku bagus.
Hapussuka baca novel roman mbak? kalau saya sih sukanya yang fantasi. nggak ada yang nanya padahal XD
BalasHapusDi rumah macem-macem genre sih. Tapi aku sukanya yang romance.
HapusYg terakhir agaknya menarik ni, sisi lain pahlawan kita jenderal soedirman,
BalasHapusSelain perjuangannya kisah cinta para pembesar memang mnarik sih untuk diulik
Klo yg avivah afra dlu pernah dpt hadiah pas mrnang cerpen tingkat sekolah, cm yg novelnya kecil, apa y judulnya, kulupa, tp beda ma yg no.1
Yang Akik dan Penghimpun Senja ini menarik karena banyak pengetahuan tentang goa.
HapusTulisannya betul-betul jadi pencerahan bagi saya, Mba. Selama ini saya jarang baca novel karya penulis-penulis dalam negeri. Setelah ini sepertinya pikiran saya berubah untuk lebih sering membaca buku-buku dari penulis kita.
BalasHapusHihi...akhir-akhir ini aku banyak baca novel lokal mbak Yas.
Hapus