Ketika Naskah Ditolak Media Cetak, Saya Ngeblog!




Kapan tulisan terakhir dimuat di media cetak?

Mungkin sekitar 3 atau 4 tahun yang lalu. Ingatan saya mendadak harus bekerja keras mencari keterangan waktu. Pada naskah terakhir ini, saya tidak mendapat imbalan berupa uang ataupun barang. Tidak apa-apa juga sih. Karena saya kangen saja dimuat di media cetak. Jadi saya pilih yang paling gampang ditembus, yaitu koran lokal.

Sebelumnya tulisan saya pernah dimuat di tabloid fantasi, majalah Dialogue, Hello, Ummi, Annida, Sabili, Mentari dan beberapa surat kabar lokal. Rasanya senang bukan main. Sampai loncat-loncat seperti anak kecil demi merayakan kebahagiaan sesaat.

Waktu itu meski tidak langganan, saya rutin membeli majalah ummi yang setiap bulan. Jadi majalah ini banyak sekali di rumah. Sampai tidak muat dan akhirnya saya memutuskan untuk say goodbye. Beberapa masih saya simpan, termasuk naskah saya yang dimuat. Saya juga masih suka membuka-buka majalah Ummi, membaca sekilas. Kemudian disimpan lagi.

Meski cuma ada empat naskah yang dimuat di majalan Ummi, saya merasa ini prestasi yang luar biasa. Ya, saya berusaha menghargai pencapaian ini. Butuh usaha dan kesabaran yang tidak mudah. Jika ada naskah yang terbit makan redaksi Ummi mengirimkan majalahnya ke rumah. Saya buka berkali-kali. Tanpa membaca saya sudah ingat benar semua kata dan tanda baca. Jadi ketika diedit oleh redaksi, saya  hafal.

Masalahnya saya itu orangnya malas. Semangat juang rendah. Bagaimana tidak malas, sebulan saja cuma menghasilkan satu atau dua naskah. Kalau semuanya ditolak ya sudah, diam saja. Bahkan kadang sebulan tidak menulis apapun. Saya kurang fokus, kurang semangat untuk belajar menggali ide dan menulis. Kelemahan saya ini semakin lama semakin menggila. Katakanlah saya berhenti total dari menulis bertahun-tahun setelah ini.

naskah yang dimuat di media cetak


Mengapa Ngeblog?

Sampai suatu ketika suami membuatkan blog. Katanya biar nanti tulisan saya 
langsung bisa dibaca. Biar tetap menulis. Terserah apa saja yang ditulis asal saya tetap mematuhi aturan dia. Yang penting menulis yang baik-baik. Jangan sampai nanti ada curhatan yang mengarah ke hal-hal buruk.

Saya pikir benar juga. Kalau saya memiliki blog, dan menuliskan ide, keinginan, uneg-uneg, dsb sepertinya lebih mudah. Maka, pada tahun 2009 saya mulai menulis di blog. Pakai blog yang gratisan dulu karena tujuan ngeblog cuma buat hore-hore. 

Dengan adanya blog, sewaktu-waktu saya bisa menulis dan publish. Tidak perlu menunggu lama. Semua berjalan sesuai dengan keinginan. Saya tidak peduli harus menulis berapa kali dalam seminggu. Ada ide menulis, publish. Tidak ada ya tidak perlu memaksa menulis. Bersenang-senang saja di rumah, bersembunyi dengan segala rutinitas dan urusan. Toh, tidak ada yang membaca tulisan saya kecuali saya dan suami.

Saya sangat berterima kasih kepada suami. Bagaimanapun juga dia yang telah mendorong saya untuk terus menulis. Dia yang sering bertanya, “Kenapa kamu nggak nulis lagi?” Meski jawaban saja asal-asalan, kadang bete dan emosi juga.

Suami saya tidak paham tentang proses menulis, namun dia mampu memberikan ruang untuk memaksimalkan hobi menulis saya. Yeah, saya saja yang kurang termotivasi, kurang greget menyambut pertanyaan demi pertanyaan yang membosankan itu. (Mohon jangan ditiru ya! Jangaaan!)

Kadang memang banyak ide yang bekeliaran di kepala. Ingin bicara tapi saya merasa tak perlu.  Pilihan yang paling mudah untuk menyalurkan segala isi hati dan pikiran adalah dengan menulis gaya bebas. Saya merasa telah menemukan dunia baru yang lebih menggembirakan.

Setelah memiliki blog, saya seolah sedang memaksa suami untuk memahami dunia menulis. Tapi kemudian saya kecewa. Yang jelas saya dan suami memiliki kecenderungan yang berbeda. Kami tidak bisa berkomunikasi dengan baik tentang sisi-sisi yang menonjol dari kami. Saya tidak mungkin memaksa suami hanya untuk memberikan saran terhadap tulisan saya. Dia tidak akan bisa memahami masalah seperti ini. Sama seperti saya ketika diajak ngobrol tentang urusan pekerjaan. Bakal tidak nyambung. Namun kami berusaha untuk memaklumi,  saling support dan percaya.

Sejujurnya saya sama sekali tidak tahu-menahu tentang blog. Pikiran saya memang terlalu sempit untuk mencerna bagaimana membuat blog. Asal sudah ada blog yang dibuatkan oleh suami ya sudah, saya isi saja. Saya tidak peduli dengan tampilannya, kecepatan loading, siapa pembaca blog dsb. Saya bahkan tidak tahu bagaimana merawat blog. Karena keinginan saya begitu sederhana, menulis.

Kalau ingat awal ngeblog dulu, cukup memalukan bagi saya. Beberapa tulisan saya hapus, lainnya saya biarkan saja. Saya ingat, seorang guru menulis pernah mengatakan bahwa perjalanan menulis seseorang bisa saja sangat berbeda dengan lainnya. Mengapa harus malu. Biarkan saja, biarkan menjadi pelajaran berharga. Untuk selanjutnya belajar memperbaiki dan mengembangkan tema tulisan.



Aduh, tulisan saya benar-benar acak-acakan. Ide yang terlalu banyak atau pemborosan kata-kata, entahlah... Menulis sesuai mood, semuanya berisi tentang kisah sehari-hari yang remeh temeh alias tidak penting, mirip buku diary anak sekolahan. Pernah mengambil foto orang karena saya tidak tahu ada yang free. Setelah tahu saya hapus. 

Saya tidak pernah membagikan postingan di sosial media. Tidak peduli apakah memiliki pembaca atau tidak. Yup, begitulah menulis, karena ingin menyalurkan hobi saya tidak peduli dengan segala macam aturan. 

Saat ini alasan ngeblog lebih luas. Saya sudah berinteraksi dengan para blogger, belajar dari komunitas, blogwalking, dsb sehingga menulis blog bukan asal menulis. Menulis adalah tentang belajar, sampai kapanpun. Blog bisa dijadikan tempat untuk berbagi informasi pengetahuan dan pengalaman, menjalin pertemanan, membantu teman dan mendapatkan pekerjaan. 

Yeah....jangan sampai saya merasa ngeblog cuma begitu-begitu saja. Up and down itu nyata adanya. Blog sempat mati suri sampai bertahun-tahun karena merasa tidak ada gunanya ngeblog. Namun saya sadar, dunia menulis itu luas dan bakal menyenangkan jika mampu mengelola dengan baik. Saya berusaha bangkit untuk menulis kembali dan menemukan diri saya dalam tulisan.

Semoga selalu istiqomah menulis yang baik. Happy blogging!

#BPN30dayChallenge2018
#BloggerPerempuan
^_^
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

12 Komentar untuk "Ketika Naskah Ditolak Media Cetak, Saya Ngeblog!"

  1. Wah sering ngirim ke media cetak ya mbak. Kalo aku pembaca aja media cetak. Annida, Ummi, Sabili, pernah aku baca waktu jaman sekolah. Sekarang kayaknya udah nggak ada ya? Atau saya yg kurang update? Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sabili sudah lama nggak ada. Lainnya aku kurang update. Beberapa tahun terakhir ini sudah nggak beli majalah karena menumpuk di rumah akhirnya aku kasihkan orang dan aku jual kiloan.

      Hapus
  2. Hebat suami ibu ya. Lah saya kurang didukung suami, he...he...curhat.com

    BalasHapus
  3. Wah, jangan-jangan jaman langganan majalah Ummi dulu, aku salah satu penggemarmu, mbak. 😁

    BalasHapus
  4. Aku suka deh baca-baca tulisan yang seperti ini. Buat aku semangat nulis. Aku masih newbie...tulisanku masih sebiji per bulan hahahhaa. Tapi aku salut sama suamimu, mbak. Dia perhatian banget itu lho sampe dibikinin blog. Aku punya blog aja bikin sendiri... haaiiiyaaaa belom bersuamik soalnya hahah. Anyway, thank you for sharing your thoughts, mbak Nur.

    BalasHapus
  5. Wow, udah dari 2009, udah banyak banget pengalaman di dunia blogging. Ibaratnya udah kenyang asam garam perbloginggan. Semoga terus istiqamah berbagi dan berbahagia melalui blog. :)

    BalasHapus
  6. Wah saya dulu klo ke perpus sering baca cerpennya umi, jgn2 ada cerpennya dikau mb hehe
    Seneng klo hobi kita disupport pasangan ya, walau pasangan mbuh ga mudeng tulis menulis asal difasilitasi uda jempol deh, dikasi wifi misalnya haha

    Aku juga suka pke foto ndiri, walo ada yg free tetep takusahain foto ndiri, klo emot baru donlod yg free

    BalasHapus
    Balasan
    1. Meski banyak gak mudheng, yang penting suami bisa support dan pengertian.

      Hapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel