Blogger Ndeso Kreatif Tanpa Batas
Sabtu, 19 Januari 2019
33 Komentar
Baru-baru
ini ada teman yang cerita tentang saya, “Nur siapa sih? Nur blogger ya?”
Saya
senyum-senyum saja. Tapi kemudian saya senang. Selama 4 tahun saya mempromosikan
blog di media sosial akhirnya teman-teman sekolah, kuliah, ibu-ibu wali murid
dan guru anak-anak saya mulai mengenal saya sebagai blogger.
Teman-teman
di dunia nyata yang juga berteman di dunia maya inilah yang mengerti
jejak-jejak saya yang paling awal, mulai dari tulisan yang asal menulis, curhat
alay hingga tulisan sponsored post. Saya pikir ini ada baiknya, karena
menjadi seorang blogger itu tidak sekedar menulis. Tidak asal mencomot berita.
Tidak asal memberi komentar.
Di
sisi lain ada juga yang mengatakan tulisan saya adalah bentuk dari kata
“pamer”. Mungkin beda tipis antara memberikan informasi dan pamer. Tergantung
persepsi orang saja. Dikatakan pamer karena saya sering melakukan perjalanan saat liburan sekolah ke
tempat-tempat wisata, hotel, makanan, dsb kemudian diupload di blog. Dikatakan memberikan
informasi karena ada teman-teman yang merasa terbantu dengan tulisan saya di
blog.
Sebagai
blogger ndeso, saya merasa langkah
saya pendek. Saya sering melihat teman-teman blogger menghadiri event-event
yang diselenggarakan oleh brand-brand besar di timeline media sosial. Sekaligus
saling berinteraksi di dunia nyata. Sementara di kota kabupaten ini
tidak ada. Kalaupun mau ikut seperti itu harus mau keluar kota, yaitu di kota
besar. Masalahnya, saya tidak mungkin meninggalkan anak-anak di rumah. Ditambah
tidak ada izin dari suami yang dinas di luar kota. Praktis, saya hanya bisa
berdiam diri di rumah sambil meratapi nasib.
Pada
awal kembali ngeblog setelah bertahun-tahun vakum, saya merenung, “Benarkah
saya akan serius ngeblog? Apakah saya hanya ingin eksis di dunia maya?”
Saya
sampai pada sebuah pertanyaan, “Sebagai blogger ndeso tidakkah ada cara untuk
menyebarkan semangat berbagi?
Dengan
cara apa dan bagaimana?
- Dengan
ngeblog.
- Ngeblog.
- Blog.
Sebagai
blogger saya ingin tulisan saya dibaca orang. Dibaca saja sudah senang, loh! Tapi
bagaimana caranya? Bagaimana mungkin orang tertarik membaca tulisan saya
kalau saya cuma menulis asal-asalan dan diam saja. Akhirnya saya mulai membagikan tulisan
di media sosial dan bergabung dengan komunitas-komunitas blogger.
Seorang
blogger ndeso yang namanya baru dikenal di dunia persilatan eh perbloggeran
tetap memiliki peluang yang sama untuk berbagi informasi, pengetahuan dan
pengalaman. Tapi saya membutuhkan proses yang tak sebentar. Meski ada keinginan
untuk mendapatkan pageview tinggi rasanya saya cukup sadar diri. Saya masih
tidak paham dengan cara meningkatkan pageview, DA/PA dan teman-temannya. Saya
pusing memakai cara A, B, C dst yang ternyata membuat mood menulis saya makin
anjlok. Sebulan dua bulan, bahkan sampai sekarang tidak kunjung ada hasilnya.
Sejujurnya
saya gaptek. Tapi saya berusaha untuk memaksimalkan kemampuan saya dengan cara
mengikuti kelas ngeblog gratis dan berbayar. Kelas gratis sering diadakan komunitas seperti Relawan TIK Tuban ini. Atau kelas gratis online dari komunitas-komunitas blogger. Saya harus kreatif mencari info untuk menembus batas-batas ketidakmungkinan.
Sedangkan kelas berbayar saya pilih agar saya lebih serius menekuni dunia blogging. Tapi begitu mengikuti kelas ngeblog, sang guru memberikan pengarahan, “Kalau tujuan ikut kelas ngeblog adalah untuk mendongkrak pageview, saya tak bisa menjamin.”
Sedangkan kelas berbayar saya pilih agar saya lebih serius menekuni dunia blogging. Tapi begitu mengikuti kelas ngeblog, sang guru memberikan pengarahan, “Kalau tujuan ikut kelas ngeblog adalah untuk mendongkrak pageview, saya tak bisa menjamin.”
Saya
seperti ditabok sampai sadar. Semua itu butuh proses, perjuangan dan motivasi. Ya, sebenarnya tujuan ngeblog saya apa sih? Sekedar
menulis? Menyalurkan hobi? Mencari rupiah? Ataukah untuk menunjukkan eksistensi
diri? Berbagi kebaikan seperti seperti niat awal ngeblog?
Ngeblog dengan tulus
Pada
awal ngeblog saya tidak pernah berpikir bakal bisa menghasilkan rupiah. Saya hanya
tahu kalau ngeblog itu cuma menulis gaya bebas. Tanpa gambar. Seiring berjalannya
waktu saya mengenal komunitas-komunitas blogger. Saya merasa tak sendirian
lagi. Mata ini terbuka lebar, sehingga mampu melihat betapa warna-warni dunia digital
ini. Dari sini semuanya bermula. Mengenal blogger-blogger ngehits lewat blog
mereka.
Dari
komunitas itulah saya mengenal adanya job ngeblog. Meski tertatih-tatih
melaporkan DA/PA, saya berhasil mendapatkan job. Kemudian datang tawaran secara
personal dari yang tidak mendapat imbalan alias gratis, mendapat produk hingga berbayar. Dari yang niat
banget membantu memperkenalkan produk teman sampai yang benar-benar ingin
mendapatkan rupiah.
Kalau
niat untuk mendapatkan rupiah ini karena saya penasaran. Blogger lain bisa
mendapatkan job, lalu bagaimana dengan saya. Apakah tidak ada peluang? Ada! Selama
mau berjuang, konsisten ngeblog dan menulis yang baik, saya yakin ada progress yang bisa dilihat
dan dirasakan.
Memang secara nominal tidak sekeren teman-teman, tapi saya bersyukur dengan pencapaian ini. Bahwa blogger ndeso tetap bisa dilirik brand. Saya tidak mau karena letak geografis
menjadikan blogger ndeso seperti saya
pasrah dengan keadaan. Tidak bisa ya tidak masalah. Tidak tahu ya diam saja.
Tidak kenal ya biarkan.
Tidak!
Selama ada internet, selama itu pula, saya memiliki kesempatan untuk
mengembangkan diri. Saya bisa mengikuti sharing ngeblog yang diadakan oleh
komunitas-komunitas blogger. Saya bahkan bisa bertanya langsung dengan dengan
blogger ngehits yang sering saya baca blognya sambil bergumam, “Wow, keren!”
Beberapa
cuplikan twit ini adalah buktinya. Terima kasih banyak buat teh Langit
Amaravati dan mbak Evi Indrawanto yang sudah menjawab pertanyaan saya di
sharing #ISBNgopi.
Satu
hal yang saya perhatikan dari para blogger ngehits ini adalah be yourself. Apapun
tema tulisannya, jadilah diri sendiri. Mereka memiliki ciri khas yang kuat, yang
tidak membuat bosan para pembacanya. Kemudian totalitas dalam menulis. Memberikan informasi secara lengkap, mudah dimengerti dan enak dilihat.
Tips gaul ala blogger ndeso:
- Ikut komunitas blogger online
- Blogwakling dan menyapa teman-teman blogger di dunia maya
- Manfaatkan kelas gratis dan online untuk belajar ngeblog
Jadi,
masih mengejar pageview?
Ehm...
saya sedang menata hati dan pikiran. Bahwa angka bukanlah satu-satunya tolok
ukur yang wajib dianut. Saya ingin bisa ngeblog dengan tulus dan rileks sehingga lebih menyenangkan daripada mengejar ini itu. Blogging with heart, biar keren!
Sedangkan job dan lain-lain adalah bonus. Ini benar-benar diluar ekspektasi saya. Alhamdulillah. Hasilnya saya gunakan untuk belanja keperluan pribadi dan keluarga. Kemudian suami mengusulkan untuk dikumpulkan saja buat membeli barang yang saya butuhkan untuk menunjang ngeblog seperti membeli laptop dan kuota.
Tahun 2019 ini saya ingin lebih fokus dan konsisten ngeblog. Update blog seminggu minimal 2 kali. Belajar dan memperbaiki konten agar lebih menarik dan bermanfaat. Saya bukanlah full time blogger yang memiliki jam terbang tinggi di dunia blogging. Namun setidaknya saya memiliki semangat untuk belajar dan berbagi.
Sedangkan job dan lain-lain adalah bonus. Ini benar-benar diluar ekspektasi saya. Alhamdulillah. Hasilnya saya gunakan untuk belanja keperluan pribadi dan keluarga. Kemudian suami mengusulkan untuk dikumpulkan saja buat membeli barang yang saya butuhkan untuk menunjang ngeblog seperti membeli laptop dan kuota.
Tahun 2019 ini saya ingin lebih fokus dan konsisten ngeblog. Update blog seminggu minimal 2 kali. Belajar dan memperbaiki konten agar lebih menarik dan bermanfaat. Saya bukanlah full time blogger yang memiliki jam terbang tinggi di dunia blogging. Namun setidaknya saya memiliki semangat untuk belajar dan berbagi.
Bergabung di
komunitas-komunitas blogger
Selama 3 tahun terakhir ini saya bergabung dengan banyak komunitas blogger termasuk yang lokal yaitu Komunitas
Blogger Tuban. Ya, di daerah saya ada komunitas blogger meski jangkauannya
tidak seluas dan sejauh komunitas besar. Tapi saya merasa diterima dengan baik.
Ketika saya ada masalah tentang blog dan printilannya, langsung saja saya
katakan di grup. Alhamdulillah teman-teman yang lebih paham bisa berbagi ilmu dan pengalaman.
Dari komunitas lokal inilah saya merasa terdorong untuk mempromosikan tempat-tempat wisata dan kuliner lokal. Meski awalnya ragu karena wisata di kabupaten kurang menarik tapi ternyata sambutannya luar biasa. Bahkan karena review para blogger Tuban tentang Sendang Asmoro Ngino, suatu tempat yang berada di pelosok menjadi terkenal, semakin dipercantik dan dilengkapi fasilitas umum. Warga banyak yang mencari nafkah dengan berjualan disini. Ah, saya bangga menjadi blogger. Bangga!
Dari komunitas lokal inilah saya merasa terdorong untuk mempromosikan tempat-tempat wisata dan kuliner lokal. Meski awalnya ragu karena wisata di kabupaten kurang menarik tapi ternyata sambutannya luar biasa. Bahkan karena review para blogger Tuban tentang Sendang Asmoro Ngino, suatu tempat yang berada di pelosok menjadi terkenal, semakin dipercantik dan dilengkapi fasilitas umum. Warga banyak yang mencari nafkah dengan berjualan disini. Ah, saya bangga menjadi blogger. Bangga!
Bergabung dengan komunitas-komunitas blogger membuat saya semakin melek digital. Salah satunya dengan mengikuti seminar, sarasehan tentang program gerakan literasi dan perkembangan dunia digital. Ini merupakan awal yang bagi saya untuk lebih mengenal dunia digital langsung
dari pejabat pemerintahan dan pakar digital.
Besar
harapan saya agar komunitas blogger lokal dan para anggotanya bisa berkembang lebih baik lagi. Saya maupun teman-teman blogger memiliki semangat dan keyakinan yang sama. Menulis konten positif, stop menyebarkan berita hoax dan menjadi agen gerakan literasi. Karena sejatinya
menjadi seorang blogger adalah untuk menyebarkan semangat berbagi kebaikan.
Happy
blogging!
^_^
Wah.. Sama-sama blogger ndeso mbak, saya juga ada di pelosok dan nggak bisa ikut event-event blogger. Tapi tetep harus semangat ingin berbagi dan karena menulis adalah hobby semua jadi terasa menyenangkan, masalah bonus atau penghasilan itu urusan nanti aja...
BalasHapusHe...he...
Makasih atas motivasinya mbak😁
Ini sebenarnya untuk menyemangati diri sendiri mbak.
HapusSama-sama ya.
Semoga semakin sukses mba, ngeblognya. Saya malah masih blogger pemula yang juga ndeso.
BalasHapusToss deh. Semangat ya.
Hapussaya ngeblog juga embuh banget soal DA/PA apapun itu. yang penting semangat ngeblog karena mau berbagi aja :)
BalasHapusSaya suka tulisannya mba Dita.
HapusAku juga sering dikira pamer mbak. Nulis ini itu, dikira pamer. padahal niatnya pengen ngasih informasi aja. hehe
BalasHapusMakasih tips gaul ala blogger ndesonya mbak, bakal aku terapin. makasih sharingnya. salam, muthihauradotcom
Semoga makin ngehits blognya. Biarin dikira pamer, hihi..
HapusSaya juga blogger ndeso yang tinggal di kabupaten hihihi. Yang penting memulis terus ya mbak. Pageview tinggi ataupun job adalah bonus Allah. Ku tetap sabar :D
BalasHapusToss. Tetap bisa eksis dengan cerita2 lokal.
HapusKalau masalah naikin DA/PA, saya pol-polan juga cuma ngikutin tips dari google mbak. Katanya sering-sering lah blogwalking dan bikin blogpost. Yah, sepertinya lumayan berhasil. Walaupun nilai DA dan PA saya juga belum gede-gede banget.
BalasHapusBagus tulisannya, mbak. Terima kasih atas sharingnya. Buat renungan saya pribadi juga, biar niat ngeblog nggak melulu soal materi dan tingginya DA/PA :)
DA/PA itu mulai dari mbuh gimana sampai akhirnya bisa submit untuk job ngeblog.
HapusSaya juga blogger ndeso, gamptek pula. Tapi saat saya menyebut kata blog setiap ke orang, dikiranya batu bata. block. Saya belum ikut komunitas, karena keterbatasan saya keluar rumah.
BalasHapusSampai sekarang aku masih suka bingung menjelaskan secara sederhana tentang blog itu.
Hapusseharus mbak nur mendapatkan blogger emak milineal ter kece... hehe postingan bikin mood menulis saya naik lagi, katanya asal nulis biasa tapi isinya luar biasa.
BalasHapusAyo nulis lagi, mas.
HapusSetuju banget tips nya 😍 memang ikut komunitas blogger itu bikin makin membuka mata buat bisa jd lebih baik yaa..
BalasHapusKomunitas itu bisa sebagai tempat menimba ilmu.
HapusMengerti DA/PA, pageview, SEO adalah nilai lebih. Tapi bagaimanapun Niat tulus dan konsisten menulis tetap juaranya. Semangat menulis mbak. Tak apalah ada yang menganggap kita berlebihan. Selama niat kita dari awal memang hanya berbagi pengalaman dan informatif. Tak semua hati orang bisa kita bahagiakan. Yangbterpenting kita bahagia ngejalaninnya ❤️❤️❤️❤️
BalasHapusDulu jungkir balik buat naikin DA/PA,buat daftar job. Penasaran saja. Kenapa blogger lain bisa saya nggak. Aku merasa matre,haha...Karena ngeblog butuh modal, minimal kuota internet. Tapi kembali lagi ke hati ini. Tujuan ngeblog buat apa... Yang penting happy blogging, ya!
HapusBlogging with heart. Suka banget dengan kalimat itu mbak. Ya, ini penting banget apalagi bagi blogger yang tujuan utamanya ngeblog untuk berbagi dam mengnspirasi. Jadi membuat postingan di blog juga harus dari hati biar sampainya ke hati. iya kan mbak?😊
BalasHapusApapun tema tulisannya, kita ngerjain sepenuh hati.
HapusSaya juga di kampung, tak bisa ke mana -mana untuk liputan karena situasi keuangan belum mengizinkan. Jadi hanya menulis apa yang dibisa dan disuka. Saya belum sampai taraf beroleh ajakan kerja sama karena mulai bikin blog abru setelah blog lama terpaksa ditinggalkan. Gara-gara tameng Firefox yang bikin repot, he he.Positifnya, saya berjuang dari nol lagi. Membangun jaringan baru lagi. Berupaya menayangkan tulisan baru setiap hari dan semangat blogwalking.
BalasHapusCara Mbak nur patut diteladani. Keterbatasan bukan untuk membuat kita terpuruk melainkan mencoba menerobos batas.
Mari berjuang, Mbak. Terima kasih. :)
Semoga banyak kesempatan untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah dari menulis.
HapusAamiin.
PV berapa PV hehehe...
BalasHapuswaktu baru pindah ke TLD sempat kaget juga lihat PV kok dikit amat, padahal pas masih gratisan banyak banget per harinya. Tapi terus ingat niat awal ngeblog itu buat mendokumentasikan tentang keluarga, anak-anak dan juga buat curhat.
Saya juga sering dikira pamer mbak, kalau pas membagikan tulisan di medsos. Ngomentarin pamernya bukan di medsos, tapi langsung di depan hidung hehe... Waktu itu sih sempat sakit hati juga, tapi lama-lama jadi terbiasa. Biarin lah wong saya pamer di wall sendiri kok
Kita memang grup pamer, eaaa....
HapusCurhat itu penting kok.
Intinya mba sudah berhasil membentuk branding yg baik dan dengan profesi yg digeluti saat ini sudah berhasil memperkenalkan ke khalayak
BalasHapusTetap semangat mba, asal ada kemauan apapun bisa di lamapaui
Sama banget mbak, saya juga berasal dari kabupaten kecil di Provinsi Jambi. Sering juga ada rasa iri saat melihat blogger yang saran ke event menimba ilmu dan menjalin networking. Tapi kalau iri terus kapan bisa maju? Akhirnya memang lebih baik melakukan apa yang syaa bisa dari sini. Toh internet mampu mendobrak batasan jarak itu. Semoga makin sukses ngeblog nya mbak.
BalasHapusAkses internet inilah yang bisa menembus batas-batas ketidakmungkinan.
HapusMantap mba ulasannya. memotivasi saya untuk tetap menulis dan jg menata hati menulis untuk berbagi
BalasHapusSemangat!
HapusSaya sangat setuju dengan tips d.atas, Teh. Memang baiknya gitu, dimanapun berada, selagi ada internet bisa dimanfaatkan. Terlebih untuk BW. Kalau menurut saya mah kurang lebih bertamu, silaturahmi. Suatu saat kalau ada waktu bisa bertemu langsung. Pastinya lebih seru ya.
BalasHapusPengen juga bisa ketemu teman2 yang biasanya saling sapa di dunia maya.
Hapus