Menjadi Guru, Harus Siap Digugu lan Ditiru


mengajar


Halo teman-teman!

Dalam filosofi Jawa, guru berasal dari kata digugu lan ditiru. Menjadi guru berarti digugu yaitu perkataannya dipercaya, dapat dipertanggungjawabkan dan dijadikan panutan. Sedangkan ditiru adalah guru menjadi contoh bagi murid-muridnya. Jadi bisa ditiru baik perkataan maupun perilakunya. Dari sini saja sudah tercermin betapa mulia profesi seorang guru.


Jangan asal ngomong. Namun ngomong dengan penuh pemikiran, sebab akibat. Jangan asal bertindak. Namun bertindaklah karena memang diperlukan. Karena seorang guru menjadi sorotan bukan saja oleh murid-murid namun juga wali murid yang menginginkan anak-anak meraih prestasi dan berperilaku baik.

Kita setuju dengan peran guru dalam mencerdaskan anak bangsa. Tugas dan tanggung jawab seorang guru tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan anak-anak pada pendidikan usia dini, pendidikan dasar hingga pendidikan menengah. Bukan saja masalah pendidikan yang bisa diukur dengan angka, namun juga termasuk pendidikan karakter/moral/akhlak.

Tak mudah menjadi seorang guru. Menjadi seorang guru dituntut untuk bisa mengajar, mendidik, melatih dan menilai peserta didik. Disinilah guru diharapkan mampu menjelaskan sebuah teori atau ilmu dengan bahasa yang dimengerti murid-muridnya. Sementara  mereka memiliki kecenderungan berbeda dalam mencerna sebuah mata pelajaran. Memiliki gaya belajar yang bervariasi.

Guru juga diharapkan untuk selalu meningkatkan skill dan pengetahuan agar mampu memberikan yang terbaik untuk anak-anak. Terbayang sudah banyak hal yang mesti dipelajari untuk menjadi guru yang baik buat anak-anak.

Tugas dan tanggung jawab guru bahkan terkadang melebihi jam sekolah. Banyak kasus seorang guru menjadi tempat berkeluh kesah terhadap perkembangan anak-anak. Misalnya saja ketika anak tidak bisa mengerjakan soal-soal di kelas. Atau ketika ada anak yang melakukan kerusuhan di kelas, dsb. Bukan anak-anak saja yang mengeluh namun juga wali murid.

Nah, peran guru secara umum adalah untuk mencerdaskan anak bangsa. Peran lainnya adalah:


  • Sebagai pengajar yang mengajarkan ilmu pengetahuan
  • Sebagai pembimbing yang mengarahkan anak-anak sesuai dengan tujuan pendidikan kita
  • Sebagai motivator yang selalu memberikan dorongan dan semangat untuk belajar dan mencapai cita-cita
  • Sebagai teladan bagi anak-anak untuk mencontoh sikap dan perilaku


Harapan Seorang Guru

Saya yakin setiap guru memiliki harapan terhadap anak-anak didiknya. Selama berinteraksi di sekolah pastinya guru mengenal semua anak didiknya. Ada yang mengenal secara personal ada juga yang secara umum saja. Yang jelas, guru memberikan perhatian dan ilmu yang sama kepada murid tanpa membeda-bedakan satu dengan lainnya.

Seperti mbak Anis Khoir, yang sudah mengabdikan dirinya selama 8 tahun menjadi guru di Kelompok Bermain dan Sekolah Dasar, tentu banyak harapan yang terbit ketika menatap wajah-wajah manis anak didiknya. Harapan yang kiranya takaa muluk namun tetap saja menjadi hal yang akan berdampak terhadap masa depan mereka. Harapan bahwa anak-anak yang pernah diajarnya akan tetap memiliki karakter terutama adab sopan santun, jujur dan menjunjung nilai-nilai luhur bangsa.

Tentu saja tidak ada simsalabim. Tidak ada ujug-ujug menjadi anak berprestasi. Harus ada keseimbangan antara apa yang diajarkan di sekolah dan rumah. Contohnya jika di sekolah diajarkan untuk sholat tepat waktu, di rumah harusnya juga demikian. Bukan malah terlena di rumah karena tidak ada sanksi dari guru. Tidak dilihat oleh guru.

Suka Duka Menjadi Guru

Suka duka selalu berpasangan. Karena memang begitulah tabiat suatu kebaikan dan beriringan dengan adanya keburukan. Namun ini bukan masalah baik dan buruk, ya. Susah dan sedih menjadi guru tentu ada. Seperti ketika ada target untuk menyelesaikan tugas sementara ada saja masalahnya. Namun segala resiko tersebut bisa diminimalisir dengan mengatur waktu yang optimal dan membuat prioritas yang tepat.

Yang menarik menjadi guru adalah ketika ada yang mengenang kebaikan kita. Mbak Anis merasa apa yang diperbuat adalah sudah sewajarnya. Namun ada saja wali murid yang masih mengenangnya dengan baik meski sudah tidak mengajar disana.

Bagaimana tidak terharu jika ada wali murid dan muridnya dari Gresik menyempatkan main ke Tuban. Ya, mbak Ani pernah mengajar di Gresik, kemudian berhenti dan sekarang mengajar di Tuban. Moment ini tentu saja membuat segala resah dan lelah seorang guru tidak terasa lagi. Sebaliknya justru doa-doa terbaik untuk semua murid.

Barakallah ilmu yang diajarkan dengan ikhlas oleh mbak Anis. Semoga  digugu lan ditiru oleh murid-murid dan dilanjutkan sebagai sebuah tindakan nyata.

^_^




Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

7 Komentar untuk "Menjadi Guru, Harus Siap Digugu lan Ditiru"

  1. Terima kasih Mbak untuk Tulisannya. masih terus belajar menjadi guru yang bisa bermanfaat ilmunya dan mendidik lebih baik lagi

    BalasHapus
  2. Salah satu profesi yang sangat-sangat mulia, bagaimana tidak? karena guru seseorang bisa menjadi pilot, masinis, nahkoda, bahkan bisa menjadi presiden sekalipun. Guru itu pembentuk masa depan dan saya harap semoga semua guru-guru di negeri ini dapat memiliki penghidupan yang layak.

    BalasHapus
  3. Jadi Guru itu enaknya adalah bisa investasi Pahala,yakni Ilmu yang bermanfaat..tull ngak Mbak....trus dikenang banyak orang....

    BalasHapus
  4. Iya bener bun. Menjadi guru itu nggak mudah. Apalagi profesi guru di jaman sekarang tu rasanya kurang dihormati juga oleh orang tua, ini nggak semua orang tua ya hanya beberapa. Apalagi orang tua yang merasa dirinya berduit atau merasa lbh berkuasa,

    BalasHapus
  5. Kalau di luar negeri, jadi guru itu gede banget gajinya, rumah dan segala macam kebutuhan terjamin.

    BalasHapus
  6. jadi guru itu sulit, sulit kl misal ga bisa ngasih yg terbaik buat muridnya,,
    bapak ibu ku guru tapi alhamdulillah bisa ngasih yg terbaik buat muridnya

    BalasHapus
  7. Sebagai Sarjana Pendidikan kusedih kalo gaji guru ngga sesuai dengan jasanya yang tiada tara, apalagi di pelosok sana. Semoga dengan adanya sekolah2 mahal yang tembok dan fasilitasnya oke juga sayang sama gurunya dan mau mensejahterakan para Guru aamiin

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel